Boyolali – Mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (PJKR) Universitas Sebelas Maret tengah melaksanakan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) bertema “Inovasi Media Pembelajaran PJOK dan Senam Lansia untuk Desa Rembun Aktif dan Bugar.”
Program ini merupakan bagian dari skema membangun desa yang berlangsung sejak Februari hingga Juli 2025. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas pembelajaran PJOK di tingkat sekolah dasar dan mengaktifkan kembali kesadaran hidup sehat di kalangan lansia Desa Rembun.
Dua Fokus, Satu Tujuan
Kegiatan terbagi dalam dua fokus utama. Pertama, inovasi media pembelajaran PJOK di SD Muhammadiyah PK Nogosari, dengan penerapan alat bantu belajar kreatif dan digital yang menarik bagi siswa.
Kedua, pelaksanaan senam lansia terstruktur dan penyuluhan kesehatan di lingkungan desa yang bertujuan untuk menjaga kebugaran dan mempererat ikatan sosial antarwarga usia lanjut.
Puncak kegiatan senam lansia dilaksanakan pada 17 Mei 2025, yang dihadiri lebih dari 25 peserta. Kegiatan ini semakin meriah dengan kehadiran narasumber dari Ikatan Pelatih Klub Jantung Sehat (IPKJS) Surakarta, yang memberikan edukasi langsung mengenai pentingnya aktivitas fisik bagi usia lanjut.
Sebagai bentuk apresiasi, tim juga memberikan penghargaan kepada “Lansia Terheboh” dan “Lansia Tersemangat” untuk membangkitkan semangat para peserta serta menciptakan suasana senam yang penuh kegembiraan.
Mahasiswa yang tergabung dalam tim MBKM UNS dengan id 1206 yang dipimpin oleh Diwa Nawang Azzahra bertugas langsung sebagai pengajar, pelatih, serta fasilitator kegiatan.
Kegiatan ini juga didampingi oleh dosen pembimbing, Dr. Sri Santoso Sabarini, M.Or dan Putri Indah Nazareta, M.Or, serta mendapat dukungan penuh dari pihak sekolah dan pemerintah desa.
Dampak Positif di Sekolah dan Masyarakat
Program “Inovasi Media Pembelajaran PJOK dan Senam Lansia” membawa sejumlah dampak positif yang dirasakan langsung oleh sekolah, masyarakat desa, serta mahasiswa sebagai pelaksana program.
Di lingkungan sekolah, pendekatan pembelajaran PJOK yang awalnya masih konvensional kini berubah menjadi lebih menarik, interaktif, dan kontekstual.
Media pembelajaran yang dikembangkan mahasiswa—seperti kartu gerak, alat bantu dari bahan daur ulang, hingga video animasi—berhasil meningkatkan antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran.
Siswa lebih mudah memahami konsep gerak dasar, serta lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran karena diajak untuk bergerak langsung dengan pendekatan bermain dan praktik.
Para guru juga merasakan manfaat dari inovasi ini. Proses mengajar menjadi lebih ringan karena terbantu oleh alat bantu visual, dan variasi metode pembelajaran membuka ruang improvisasi yang lebih luas dalam menyampaikan materi PJOK.
Guru PJOK di SD Muhammadiyah PK Nogosari bahkan mulai mengintegrasikan media pembelajaran digital secara mandiri ke dalam kelas mereka.
Program tersebut tidak hanya membawa dampak positif di sekolah, tetapi juga dampak yang signifikan bagi masyarakat desa, terutama melalui peningkatan partisipasi lansia dalam aktivitas fisik dan penguatan ikatan sosial.
Program ini berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat, serta mendorong kolaborasi antara sekolah, mahasiswa, dan pemerintah desa untuk menciptakan komunitas yang lebih sehat dan aktif secara berkelanjutan.
Sementara di lingkungan masyarakat desa, program senam lansia yang diselenggarakan rutin setiap Minggu pagi memberikan ruang baru bagi para lansia untuk beraktivitas fisik dan bersosialisasi.
Peserta mengaku merasa lebih sehat, lebih semangat menjalani hari, dan memiliki wadah berkumpul yang menyenangkan.
Tidak sedikit peserta yang awalnya ragu, kini rutin mengikuti senam dan terlibat aktif dalam setiap sesi.
Kegiatan posyandu yang biasanya berjalan dengan alur biasa, kini menjadi lebih hidup dengan kehadiran mahasiswa yang membantu edukasi, pemeriksaan tekanan darah, serta penyuluhan gizi dan olahraga ringan.
Keberadaan mahasiswa tidak hanya memberikan informasi baru, tetapi juga semangat baru dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan desa.
Selain itu, dokumentasi kegiatan berupa foto, video, serta infografis edukatif yang diunggah melalui media sosial menambah eksposur kegiatan kepada masyarakat luas.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi pengabdian satu arah, tetapi membuka ruang dialog dan keterlibatan aktif warga, guru, kader posyandu, dan perangkat desa dalam proses peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Menuju Desa Mandiri dan Sehat
Program MBKM ini tidak berhenti pada pelaksanaan kegiatan jangka pendek. Sejak awal, seluruh aktivitas telah dirancang dengan pendekatan kolaboratif dan keberlanjutan, dengan harapan bisa menjadi cikal bakal bagi Desa Rembun untuk menjadi desa yang mandiri dan sehat.
Salah satu bentuk keberlanjutan nyata adalah penyerahan modul senam lansia dan panduan gerakan kepada kader posyandu dan pemerintah desa.
Kegiatan senam kini tidak lagi bergantung pada kehadiran mahasiswa, tetapi telah dijadikan agenda rutin setiap pekan yang dilaksanakan secara mandiri oleh masyarakat.
Hal ini memperkuat peran kader sebagai penggerak lokal dalam menjaga kebugaran kelompok usia lanjut.
Di sekolah mitra, media pembelajaran PJOK yang telah dikembangkan disimpan dan digunakan secara berkala.
Guru-guru telah mendapatkan pelatihan langsung dari mahasiswa mengenai cara penggunaan alat bantu tersebut, sehingga proses belajar-mengajar bisa terus berlanjut meski program MBKM telah selesai.
Selain itu, partisipasi aktif dari berbagai pihak—seperti guru, kader posyandu, bidan desa, hingga perangkat desa—menunjukkan bahwa telah terbentuk ekosistem kolaboratif yang mendukung kemandirian desa.
Hubungan harmonis antara kampus dan masyarakat membuka peluang sinergi lanjutan, baik dalam bentuk pelatihan, pengembangan media, maupun kegiatan edukatif lainnya.
Melalui pengalaman lapangan, mahasiswa juga mendapatkan pembelajaran penting tentang bagaimana merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi program berbasis kebutuhan lokal.
Ini menjadikan program ini tidak hanya bermanfaat bagi desa, tetapi juga memperkuat kompetensi sosial dan profesional calon pendidik masa depan.
Secara keseluruhan, kegiatan ini menjadi fondasi kuat menuju Desa Rembun Mandiri dan Sehat—desa yang mampu mengelola sumber dayanya sendiri untuk meningkatkan kualitas hidup warganya melalui pendekatan partisipatif, edukatif, dan berkelanjutan.
Penulis: Kelompok MBKM UNS Desa Rembun 2025
Mahasiswa Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Sebelas Maret
Dosen Pengampu:
1. Dr. Sri Santoso Sabarini, S.Pd., M.Or.
2. Putri Indah Nazareta, S.Pd., M.Or.
Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News