Siapa bilang kesuksesan hanya milik mereka yang bekerja di kota besar? Seorang pemuda membuktikan bahwa menjadi petani modern juga bisa membuka jalan menuju keberhasilan bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga masyarakat di desanya.
Dengan tekad kuat, ia menghapus stigma negatif tentang profesi petani dan menunjukkan bahwa pertanian bisa menjadi sektor yang menjanjikan dengan menerapkan inovasi seperti penggunaan drone untuk memantau tanaman dan pemasaran digital yang memperluas jangkauan produk desa.
Sebagai seorang alumni universitas di Malang, pemuda ini memilih untuk kembali ke desanya alih-alih bekerja sebagai karyawan perusahaan besar.
Ia fokus mengembangkan teknologi pertanian pintar yang tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga kesejahteraan masyarakat sekitar. Langkah ini menjadi awal dari transformasi desa yang sebelumnya terpinggirkan.
Di desa tempat ia tinggal, kebanyakan anak muda lebih memilih meninggalkan pekerjaan pertanian yang dianggap tradisional untuk bekerja di kota. Namun, pandangannya berubah ketika suatu hari ia melihat ayahnya bekerja keras di ladang padi keluarga.
Dalam hati ia bertanya, “Apa yang membuat mereka begitu bertahan?” Sang ayah menjawab dengan bijak, “Nak, tanah ini yang memberi kita makan dan hidup. Jika dikelola dengan baik, tanah ini bisa memberikan lebih banyak dari yang kita bayangkan.”
Kata-kata itu menjadi titik balik. Pemuda itu pun mulai membuka pikiran dan menyadari bahwa didunia pertanian banyak peluang yang belum dimanfaatkan dengan maksimal. Pemuda tersebut mulai melihat peluang besar dalam dunia pertanian, terutama dengan bantuan teknologi modern.
Ia pun memulai langkah pertamanya dengan membuka program pelatihan untuk pemuda desa. Dalam pelatihan itu, ia mengenalkan teknologi pertanian seperti irigasi pintar, penggunaan drone untuk memantau kesehatan tanaman, serta aplikasi prediksi cuaca. Ia menekankan bahwa bertani bukan lagi pekerjaan kuno, melainkan ladang inovasi.
Baca Juga: Transformasi Pertanian Modern, Petani Masa Kini Wajib Terapkan Smart Farming
Hasilnya luar biasa. Dengan adopsi teknologi ini, hasil panen meningkat pesat, dan desa yang dulunya tertinggal kini menjadi contoh sukses. Para pemuda yang awalnya ragu kini bangga kembali bertani, mengubah pandangan bahwa pertanian adalah sektor masa depan yang menjanjikan.
Ia tahu bahwa generasi muda sangat mempengaruhi masa depan pertanian di desa. Generasi muda memegang kunci masa depan pertanian. Jika mereka terus meninggalkan sektor ini, potensi besar akan hilang begitu saja.
Dengan inovasi dan semangat, anak-anak muda bisa menjadikan pertanian sebagai profesi modern yang membawa harapan baru.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo pernah berkata, “Regenerasi petani adalah harga mati. Generasi muda yang kreatif dan inovatif mampu mengawal pembangunan pertanian yang maju, mandiri, dan modern.”
Dedi Nursyamsi, Kepala BPPSDMP Kementan, juga menegaskan bahwa pertanian masa depan membutuhkan anak muda dengan kreativitas dan inovasi tinggi.
Baca Juga: Biosistematika di Era Modern: Pilar Pengetahuan Alam yang Terabaikan
“Sudah saatnya pertanian dikelola oleh generasi milenial sehingga tidak hanya memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga mampu berorientasi ekspor,” ungkapnya.
Pangan adalah kebutuhan pokok yang tidak bisa ditunda dan dibutuhkan manusia setiap hari. Masa depan kita ada di tangan para petani muda dan wirausahawan pertanian. Inilah saatnya generasi muda mengambil peran penting.
Penulis:
Aulia Ramadani
Mahasiswa Agroteknologi Univeritas Muhammadiyah Malang
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News