Mendorong Air Bersih dan Sanitasi Layak dengan Microgrid Bertenaga AI

Microgrid Bertenaga AI
Ilustrasi Pemanfaatan Tenaga Angin dan Lainnya sebagai Sumber Energi Terbarukan Lainnya dalam Microgrid (Sumber: veckta.com/2020/09/08/key-microgrid-features)

Microgrid berbasis kecerdasan buatan (AI) memiliki peran strategis dalam mendukung tujuan Sustainable Development Goal (SDG) 6, yaitu menyediakan akses air bersih dan sanitasi untuk semua. Teknologi ini memungkinkan penyediaan energi yang stabil untuk infrastruktur pengolahan dan distribusi air di daerah terpencil, di mana akses listrik sering menjadi kendala utama.

Air bersih sangat bergantung pada energi, baik untuk memompa air dari sumber, mengolahnya menjadi layak konsumsi, maupun mendistribusikannya ke masyarakat. Di banyak wilayah terpencil, ketiadaan listrik mengakibatkan sulitnya penyediaan layanan dasar ini. Dengan microgrid berbasis AI, energi yang diperlukan dapat dihasilkan secara lokal dari sumber terbarukan seperti tenaga surya dan angin, lalu dikelola secara optimal.

Studi yang dilakukan di Kenya menunjukkan bahwa microgrid bertenaga surya yang dikelola AI mampu menyediakan energi untuk pompa air yang melayani lebih dari 10.000 orang. AI memanfaatkan data pola konsumsi air untuk memastikan ketersediaan energi selama periode permintaan tinggi, sekaligus meminimalkan pemborosan energi selama periode rendah permintaan.

Selain untuk pompa air, microgrid juga mendukung pengolahan air limbah. Fasilitas pengolahan ini memerlukan energi tinggi untuk proses seperti penyaringan dan desinfeksi. Di India, sebuah proyek microgrid berhasil mengurangi emisi karbon hingga 40% dengan menggantikan generator diesel dengan energi terbarukan yang dikelola secara cerdas oleh AI.

Bacaan Lainnya

Microgrid berbasis AI tidak hanya mendukung pengelolaan energi, tetapi juga membantu mendiagnosis masalah teknis pada infrastruktur air. Sistem ini dapat mendeteksi kebocoran atau kerusakan pada pipa air secara real-time melalui analisis data sensor. Teknologi ini telah diterapkan di beberapa komunitas di Amerika Serikat, menghasilkan pengurangan signifikan dalam pemborosan air dan energi.

Baca juga: WasteShark: Solusi Hijau untuk Membersihkan Perairan Dunia

Dalam konteks sanitasi, microgrid juga mendukung fasilitas kebersihan di daerah tanpa akses listrik. Toilet komunal berbasis energi terbarukan, misalnya, dapat mengolah limbah manusia menjadi pupuk organik menggunakan energi dari microgrid. Proyek seperti ini telah sukses diimplementasikan di desa-desa terpencil di Bangladesh, meningkatkan kebersihan dan kesehatan Masyarakat.

AI dalam microgrid juga memainkan peran penting dalam menganalisis data cuaca untuk memprediksi ketersediaan energi dari sumber terbarukan. Di wilayah rawan kekeringan di Afrika Selatan, teknologi ini membantu memastikan pasokan energi yang cukup untuk pengoperasian pompa air selama musim kering.

Namun, implementasi microgrid berbasis AI menghadapi tantangan, terutama biaya awal yang tinggi untuk instalasi sistem ini. Tantangan lainnya adalah kebutuhan pelatihan bagi tenaga kerja lokal agar dapat mengoperasikan dan memelihara teknologi ini dengan baik. Di beberapa negara berkembang, kendala regulasi juga menghambat adopsi teknologi ini secara luas.

Kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk mempercepat adopsi microgrid berbasis AI. Proyek yang didukung oleh Microsoft Research, misalnya, melibatkan komunitas lokal dalam pengoperasian sistem ini, sekaligus menyediakan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja.

Di sisi lain, microgrid berbasis AI memberikan dampak jangka panjang dengan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Dalam jangka panjang, pengurangan emisi karbon ini mendukung keberlanjutan lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup Masyarakat.

Keunggulan lain dari teknologi ini adalah skalabilitasnya. Microgrid dapat dirancang untuk melayani kebutuhan kecil seperti rumah tangga, hingga skala besar seperti fasilitas pengolahan air regional. Skalabilitas ini membuat teknologi ini relevan untuk berbagai konteks, baik di negara maju maupun berkembang.

Penggunaan teknologi ini juga memberikan dampak sosial yang signifikan. Di komunitas terpencil, microgrid berbasis AI tidak hanya menyediakan energi tetapi juga membuka peluang ekonomi baru, seperti usaha kecil yang memanfaatkan listrik untuk kegiatan produktif.

Kesimpulannya, microgrid berbasis AI adalah solusi inovatif untuk memastikan akses air bersih dan sanitasi yang lebih baik. Teknologi ini tidak hanya menawarkan efisiensi energi tetapi juga keberlanjutan lingkungan, sekaligus mendukung pembangunan ekonomi lokal. Dengan dukungan kebijakan dan kolaborasi global, microgrid berbasis AI dapat menjadi tulang punggung penyediaan infrastruktur air bersih yang adil dan merata.

 

Penulis: Syahdan Hayyan Alawy
Mahasiswa Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan, Universitas Airlangga

 

Referensi

  1. Microsoft Research, AI-powered microgrids facilitate energy resilience and equity in regional communities. Baca di sini
  2. IEEE Xplore, Artificial Intelligence Applications for Energy Management in Microgrid. Baca di sini
  3. ScienceDaily, Smart microgrids can restore power more efficiently and reliably in an outage. Baca di sini

 

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses