Mengenal Nasi Kropokhan, Warisan Kuliner Unik dari Kota Demak

Mengenal Nasi Kropokhan, Warisan Kuliner Unik dari Kota Demak
Sumber: https://pariwisata.demakkab.go.id/?p=19000

Nasi Kropokhan, salah satu kuliner khas Demak yang unik dan penuh makna budaya.

Mengenal Nasi Kropokhan, Warisan Kuliner Unik dari Kota Demak
Sumber: https://pariwisata.demakkab.go.id/?p=19000

Demak lebih tenar dengan destinasi wisata religinya. Kota Wali ini terdapat Masjid Agung Demak yang populer sebagai pusat penyebaran Islam pertama oleh Walisongo. Di kompleks masjid ini juga dilengkapi museum yang menyimpan berbagai benda bersejarah terkait dakwah Walisongo.

Di Demak terdapat pula makam Sunan Kalijaga, tepatnya di Desa Kadilangu, Demak. Sunan Kalijaga termasuk anggota Walisongo paling populer dengan gaya dakwahnya yang membumi dengan masyarakat Jawa ketika itu.

Meski demikian, sebagaimana daerah lain, Demak juga menyimpan khazanah kuliner khas. Beberapa makanan khas Demak antara lain nasi ndoreng, sup balungan, botok telur asin, dan asem-asem daging. Selain itu, sebagai kota penghasil buah belimbing yang cukup masyhur, Demak juga memiliki sejumlah kuliner olahan berbasis belimbing sebagai oleh-oleh, antara lain dalam bentuk manisan, sirup, dan koktail.

Bacaan Lainnya

Salah satu makanan yang paling populer di Demak yaitu Nasi Kropokhan. Hidangan ini memiliki akar sejarah yang kuat, terkait dengan kebiasaan masyarakat Demak dan Kudus pada masa lalu. Di masa-masa awal penyebaran Islam di tanah Jawa dengan pusat dakwahnya di Masjid Agung Demak, masyarakat Jawa, tak terkecuali Demak, masih banyak yang menganut agama Hindu yang meyakini sapi sebagai hewan yang sakral.

Sehingga daging kerbau dipilih sebagai pengganti untuk bahan masakan agar tidak melukai perasaan umat Hindu. Awalnya, Nasi Kropokhan dibuat menggunakan kulit kerbau, sementara daging sapi hanya diperuntukkan bagi kalangan bangsawan atau keluarga ningrat. Untuk memungkinkan masyarakat umum menikmati hidangan ini, kulit kerbau dicampur dengan sayuran dan bumbu sederhana. Boleh dibilang, penggunaan daging kerbau ini merupakan simbol toleransi umat Islam atas umat Hindu, sehingga harmoni antar umat beragama dapat dengan mudah dicapai.

Nasi Kropokhan juga dikenal sebagai makanan kesukaan Raja Demak dan sering disajikan dalam acara-acara penting seperti pernikahan atau sunatan. Makanan ini merupakan simbol dari warisan kuliner Kesultanan Demak yang kaya akan tradisi dan nilai sejarah.

Baca Juga: Rendang: Lebih dari Sekadar Makanan, Simbol Keagungan Budaya Minang

Menu Favorit Sultan Demak

Nasi Kropokhan sudah eksis sejak berabad lampau ketika Kesultanan Demak masih berjaya di sekitar abad ke-16. Sebagai menu kegemaran para bangsawan kerajaan, Nasi Kropokhan pun dipercaya sering dijadikan sebagai hidangan di acara-acara kerajaan.

Nasi Kropokhan sendiri berupa nasi yang diberi kuah sayur bersantan yang berisi labu putih dan daging kerbau. Cita rasanya gurih, asam, dan segar, juga pedas. Rasa asam pada kuah Nasi Kropokhan diperoleh dari elemen daun kedondong. Sedangkan tingkat pedasnya diperoleh dari elemen cabai di dalamnya yang biasanya dibiarkan utuh. Tingkat kepedasannya bisa diatur dari jumlah cabai sesuai selera.

Di masa lalu, Nasi Kropokhan disajikan dengan cara yang lebih tradisional, yaitu menggunakan daun pohon jati sebagai alas. Saat ini, hidangan ini disajikan secara lebih sederhana, dengan sepiring nasi yang disertai semangkuk sup daging kerbau dan labu putih.

Bahan Utama Nasi Kropokhan 

Bahan utama untuk membuat nasi kropokhan adalah daging kerbau dan labu putih. Bumbu nasi kropokhan meliputi: bawang merah, bawang putih, kemiri, ketumbar, jintan, dan lada. Sebagai pelengkap bumbu, ada daun jeruk, daun salam, laos, cabai, garam, gula pasir, santan, dan daun kedondong. 

Bahan Utama 

  1. Daging Kerbau: Merupakan bahan utama yang memberikan cita rasa khas pada hidangan ini. Daging kerbau dipilih karena sejarah budaya yang melarang konsumsi daging sapi di kalangan masyarakat tertentu di Jawa. 
  2. Labu Putih: Sayuran ini ditambahkan untuk memberikan tekstur dan rasa segar pada kuah. 
  3. Santan: Digunakan untuk membuat kuah yang kental dan gurih, memberikan rasa creamy pada hidangan. 

Bumbu dan Rempah 

  1. Bawang Merah dan Bawang Putih: Sebagai dasar bumbu yang memberikan aroma dan rasa. 
  2. Kemiri, Ketumbar, Jintan, dan Lada: Digunakan untuk memperkaya rasa. 
  3. Daun Jeruk dan Daun Salam: Menambah aroma segar pada kuah. 
  4. Laos: Memberikan rasa pedas yang khas. 
  5. Cabai: Biasanya dibiarkan utuh untuk menambah tingkat kepedasan sesuai selera. 
  6. Garam dan Gula Pasir: Untuk menyeimbangkan rasa.

Cara Penyajian

Nasi kropokhan disajikan dengan cara:

  1. Rebus Daging Kerbau: Daging direbus hingga empuk, kemudian bumbu halus dimasukkan agar meresap.
  2. Tambahkan Labu Putih dan Kuah Santan: Setelah daging empuk, labu putih, daun kedondong, cabai utuh, dan santan ditambahkan ke dalam panci. Proses ini biasanya memakan waktu sekitar 30 menit dengan api sedang.
  3. Sajikan dengan Nasi Putih Hangat: Nasi kropokhan bisa disajikan terpisah atau dicampur langsung dengan kuahnya, lengkap dengan potongan labu putih dan daging kerbau.

Cita Rasa

Kropohan dikenal dengan cita rasa yang gurih dan sedikit pedas, berkat penggunaan cabai dalam kuahnya. Kombinasi antara nasi yang pulen dan kuah yang kaya rempah menciptakan pengalaman kuliner yang memuaskan.

Baca Juga: Mengenal Makanan Khas Yogyakarta: Gudeg sebagai Salah Satu Kuliner yang Melegenda

Popularitas

Saat ini, kropohan tidak hanya dinikmati saat acara khusus tetapi juga sebagai pilihan makanan sehari-hari bagi masyarakat Demak. Hidangan ini menjadi salah satu oleh-oleh yang dicari oleh wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut.

 

Penulis: Hiskia Faiz Achmad
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas PGRI Semarang

 

Editor: I. Khairunnisa

Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses