Cerita pendek karya Margo Lanagan “Singing My Sister Down” merupakan cerpen yang menjelaskan tentang persaudaraan, cinta dan pengorbanan.
Berlatar di dunia yang unik di mana ritual menyanyikan lagu untuk saudara perempuan melambangkan hubungan yang lebih dalam dan emosi yang kompleks, cerita ini menawarkan kesempatan kepada para pembaca untuk merenungkan ikatan antara saudara kandung.
Dalam “Singing My Sister Down,” pembaca diperkenalkan pada budaya dimana tindakan “Singing My Sister Down (bernyanyi untuk saudari perempuan)” merupakan ritual sekaligus cara untuk mengatasi kehilangan.
Tokoh yang di fokuskan dalam cerita sebagai sudut pandang kita, seorang bocah, harus menghadapi tugas yang memilukan untuk mengucapkan selamat tinggal kepada saudara perempuannya, yang perlahan dikubur hidup-hidup ke dalam cairan tar. Ritual ini mencerminkan komentar yang lebih luas tentang bagaimana masyarakat menangani kesedihan, perpisahan dan hukuman.
Margo menciptakan dunia yang hidup dan mendalam. Latarnya terasa hampir seperti mimpi, dipenuhi dengan gambaran penuh warna dan emosi yang kuat. Tokoh-tokohnya sangat relevan, dan perjuangan mereka beresonansi dengan siapa pun yang telah menghadapi dinamika keluarga yang sulit.
Aspek budaya dari cerita tersebut menyoroti pentingnya ritual dalam mengatasi tantangan hidup. Inti dari “Singing My Sister Down” adalah ikatan antara Sang Saudara dan saudara perempuannya. Hubungan mereka digambarkan dengan kelembutan dan kompleksitas.
Saat Sang Saudara bernyanyi, ia mengenang kenangan dan momen yang ia lalui bersama saudara perempuannya. Kenangan ini menunjukkan kedalaman hubungan mereka, yang memperlihatkan suka dan duka. Cinta Sang Saudara untuk saudara perempuannya terlihat jelas, tetapi begitu pula rasa sakitnya. Tindakan bernyanyi berfungsi sebagai perpisahan dan perayaan atas kebersamaan mereka.
Margo menggambarkan bagaimana persaudaraan dapat menjadi sumber kekuatan, tetapi juga sumber sakit hati. Ritual bernyanyi adalah cara bagi Sang Saudara untuk mengungkapkan cintanya, tetapi juga merupakan pengingat akan kehilangan yang tak terelakkan yang harus ia hadapi.
Baca Juga:Â Memahami Kompleksitas Hidup dari Novel O Karya Eka Kurniawan
Ritual memainkan peran penting dalam cerita, berfungsi sebagai jembatan antara yang hidup dan yang mati. Tindakan bernyanyi bukan sekadar cara untuk mengucapkan selamat tinggal; ini adalah cara untuk menghormati masa lalu. Ritual ini memungkinkan Sang Saudara untuk mengungkapkan perasaannya dan memeluk erat saudarinya, bahkan saat ia harus meninggalkannya secara fisik. Margo menggunakan ritual ini untuk mengeksplorasi tema kenangan dan warisan. Saat Sang Saudara bernyanyi, ia menghidupkan kembali kenangan tentang saudarinya, menyimpannya dalam jalinan lagu. Tindakan mengenang ini menjadi alat yang ampuh untuk penyembuhan. Ritual ini memungkinkan masyarakat untuk berkumpul, berbagi kesedihan Sang Saudara, dan memberikan dukungan.
Baca Juga:Â Resensi Buku Geez & Ann: Perasaan Tidak Mampu Menaklukkan Rintangan
Salah satu aspek yang paling menarik dari “Singing My Sister Down” adalah kedalaman emosinya. Margo dengan terampil menangkap perasaan yang saling bertentangan yang muncul di saat-saat kehilangan. Kesedihan Sang Saudara terasa nyata, tetapi begitu pula cinta dan rasa terima kasihnya atas waktu yang mereka habiskan bersama.
Kompleksitas ini membuat cerita ini relevan bagi siapa saja yang pernah mengalami rasa sakit karena kehilangan seseorang yang dekat. Narasi mengalir mulus antara masa lalu dan masa kini, menyatukan kenangan dan emosi. Saat Sang Saudara bernyanyi, pembaca merasakan sakit hatinya, kerinduannya, dan cintanya.
Kemampuan Margo untuk menyampaikan emosi yang begitu dalam dengan bahasa yang sederhana membuat cerita ini semakin berkesan.
Tema cinta dan pengorbanan terjalin di sepanjang cerita. Kesediaan Sang Saudara untuk menyanyikan lagu untuk saudara perempuannya adalah sebuah tindakan cinta, yang menunjukkan komitmennya untuk menghargai perjalanan saudara perempuannya.
Pengorbanan ini menyoroti gagasan bahwa cinta terkadang mengharuskan untuk melepaskan, bahkan ketika itu menyakitkan. Margo menggambarkan cinta sebagai emosi yang memiliki banyak sisi. Cinta meliputi kegembiraan, rasa sakit, dan kemauan untuk menghadapi kenyataan yang sulit.
Perjalanan Sang Saudara mencerminkan gagasan bahwa cinta tidak berakhir dengan kematian; sebaliknya, cinta berubah menjadi sesuatu yang dapat dihargai dan diingat.
Baca Juga:Â Resensi Buku Derana: Atas Rentetan Gelap Masa Lalumu Karya Wirasakti Setyawan
Masyarakat di dalam cerita memainkan peran penting dalam ritual bernyanyi. Saat Sang Saudara bernyanyi, para tetangganya berkumpul untuk mendukungnya. Rasa kebersamaan ini menggarisbawahi pentingnya berbagi pengalaman di saat berduka.
Margo menekankan bahwa kita tidak sendirian dalam perjuangan kita; orang lain turut merasakan penderitaan kita dan dapat membantu kita menanggungnya. Dukungan dari komunitas juga menyoroti sifat kolektif dari cinta dan kehilangan.
Meskipun saudara perempuan Sang Saudara mungkin akan pergi, jiwanya terus hidup di hati orang-orang yang mencintainya. Kenangan bersama ini menciptakan rasa persatuan, yang memperkuat gagasan bahwa persaudaraan melampaui individu.
“Singing My Sister Down” karya Margo Lanagan adalah eksplorasi yang menyentuh hati tentang persaudaraan, cinta, dan ritual yang membantu kita mengatasi kehilangan. Melalui hubungan antara Sang Saudara dan saudara perempuannya, cerita tersebut mengungkap kompleksitas ikatan kekeluargaan.
Tindakan bernyanyi menjadi simbol cinta, kenangan, dan komunitas yang kuat. Sebagai pembaca, kita diingatkan tentang kekuatan yang ditemukan dalam persaudaraan, pentingnya mengingat mereka yang telah kita kehilangan, dan cara-cara di mana cinta dapat melampaui kesedihan yang paling dalam sekalipun.
Kisah Margo mendorong kita untuk menghargai hubungan kita dan menghormati kenangan orang-orang yang kita sayangi. Di dunia yang penuh dengan kesedihan, cintalah yang pada akhirnya menuntun kita melewatinya.
Penulis: Kafasythotius Raga Belant
Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris, Universitas Andalas
Editor: I. Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News