Organisasi Pemuda Pemudi sering kali menjadi tolak ukur tingkat kekompakan dalam masyarakat karena dianggap jadi yang hebat, inovatif serta generasi penerus.
Sampai ada anggapan apabila Pemuda pemudinya aktif maka daerah tersebut dicap bagus karena regenerasi berjalan dan peluang berkembang di berbagai sisi sangat terbuka.
Generasi penerus juga menjadi agen perubahan serta pembangunan masa depan yang akan segera datang, sehingga harus dilatih dan dipersiapkan.
Sejalan dengan kata-kata “yang muda yang berkarya” ternyata memang benar dan perlu dipupuk melalui berbagai kegiatan yang memicu ide, seni, prestasi, serta kreatifitas dalam satu wadah bernama organisasi pemuda pemudi baik tingkat dusun, kelurahan, kecamatan, maupun kota/kabupaten, provinsi bahkan Nasional.
Pada era sebelum adanya digitalisasi dan internet seperti sekarang kurang lebih tahun 2014 kebawah organisasi pemuda pemudi masih berkutat pada kemasan kegiatan HUT RI yang sifatnya turun temurun atau konsep kegiatan warisan.
Maksudnya adalah inovasi dan ide masih belum sebanyak sekarang karena mudahnya bertukar informasi dan mencari refrensi.
Contohnya pentas seni yang masih harus menggunakan peralatan band lengkap dan live namun sekarang tergantikan dengan Youtube dengan banyak backsound yang simpel tanpa harus menyediakan peralatan band.
Contoh lain adalah lomba yang itu-itu saja kalau tidak balap karung pasti makan kerupuk.
Saat ini sudah banyak inovasi walaupun tidak sepenuhnya ide baru contohnya lomba jelajah dusun yang membuat team beranggotakan anak usia SD harus kompak, kerjasama, cerdas, cepat, dan bisa menjadi sarana mengenalkan lingkungan sekitar jadi budaya silaturahmi tidak akan memudar.
Seperti kegiatan yang dilakukan oleh Persatuan Pemuda Pemudi Panggungan Kidul selanjutnya disingkat (P4K) di dusun Panggungan, Trihanggo, Gamping, Sleman, DIY untuk memeriahkan lomba HUT RI ke 77.
Tahun ini peringatan HUT RI ke 78 dengan tema “Terus Melaju untuk Indonesia Maju” P4K mencoba lebih berkreasi dan menuangkan pengalaman, ide serta kemampuan dalam berbagai agenda.
P4K yang tahun ini diberikan amanah untuk mengkoordinir keseluruhan agenda selama HUT RI ke 78 mulai dari rancangan anggaran sampai konsep acara serta membuat lomba yang seru, menarik, dan menjadi daya tarik.
Contohnya lomba tangkap belut untuk peserta pemuda pemudi, makan biskut, pecah balon, gebug guling, futsal untuk anak-anak dan foto instagram bagi warga yang secara garis besar tidak ada yang istimewa dan biasa saja namun tetap dikemas dengan menarik serta waktu yang tepat ini menggambarkan Organisasi P4K adaptif akan kondisi dan perkembangan zaman.
Misalnya lomba makan biskut yang membutuhkan kesabaran dan apabila jatuh dari area muka harus mengulang sampai bisa termakan habis yang menimbulkan gelak tawa karena mimik wajah yang tak karuan demi bisa memakan biskut.
Penampilan atau dekorasi yang zaman sekarang jadi penting untuk menarik yaitu diaplikasikan dengan membuat dekorasi panggung dan gapura yang menarik dan berbeda dari biasanya.
Moment peringatan ini juga ditangkap oleh P4K dengan membuat kaos HUT RI ke 78 dengan warna merah, desain yang universal dan simple namun tetap menggambarkan semangat kemerdekaan, yang berhasil membuat kerumunan warga yang menghadiri acara jalan sehat seperti gerombolan semut merah apabila dilihat dari kejauhan.
Moment HUT RI ke 78 menjadi media untuk mengeluarkan semua ide, kreativitas, dan menerapkan pengalaman, dengan diberikannya kebebasan berekspresi maka individu dalam hal ini pemuda pemudi bisa totalitas serta tak terhalang sekat aturan warisan.
Benar saja itu dibuktikan dengan hasil dari semua agenda mulai dari lomba-lomba, pentas seni, sampai puncaknya di kegiatan jalan sehat, cek kesehatan, bazar dan hiburan.
Puji syukur kehadirah Tuhan YME bisa lancar dan antusias sangat besar maka dapat ditarik kesimpulan bahwa organisasi tersebut mengalami perubahan (dinamis) dan harus selalu belajar dari pengalaman serta diperkuat pemimpin yang tangkas dalam mengambil keputusan.
Menurut Dudung selaku ketua Persatuan Pemuda Pemudi Panggungan Kidul (P4K) mengatakan bahwa “kami terus berproses menjaga komunikasi dan koordinasi karena saat menemui banyak tantangan maka membuat pengalaman jadi guru, dan tidak boleh merasa cepat puas namun tetap bersyukur atas apa yang dicapai (Tangkas) silahkan bisa dicek serta ikuti pada instagram kami di @panggungan_”.
Berikut adalah bagan proses perkembangan kegiatan HUT RI dulu dan sekarang sebagai gambaran:
| No | Dulu | Sekarang | Dampak |
| 1 | Sedikitnya refrensi dan harus mencari secara manual | Banyak refrensi dan sumber informasi terbuka luas dari teknologi informasi | Lebih modern serta kreatif (adaptif) |
| 2 | Budaya yang jadi dasar dan terkesan monoton | Lebih ekpresif namun tidak melupakan budaya | Dituntut menganalisa dan memfilter kemajuan zaman (Dinamis) |
| 3 | Kemasan kegiatan yang asal berjalan | Kemasan yang terkonsep dan direncanakan | Open minded, tangkas dan haus akan inovasi |
Seni ketangkasan seorang pemimpin mengkomunikasikan ke anggotanya dan didukung oleh lembaga terkait dalam hal ini yaitu panitia sebagai perwakilan warga adalah kunci menangkap kesempatan dan mengaplikasikannya dengan sekreatif mungkin.
Harapannya tidak hanya pemimpin saja yang menganalisa masalah dan mengambil keputusan tepat namun seluruh anggota juga harus tangkas belajar dan menerapkannya di berbagai kondisi suatu saat nanti.
Semoga artikel ini dapat menjadi pemicu semangat bagi seluruh Pemuda Pemudi generasi penerus untuk lebih bisa berperan mengisi kemerdekaan dengan macam kegiatan yang inovatif dan sesuai keunikan masing-masing daerah.
Penulis: Dudung Ginanjar
Mahasiswa Magister Manajemen, UPN Veteran YK
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi
