Sel surya berbasis perovskite menjadi salah satu terobosan penting dalam teknologi energi terbarukan. Material ini mampu mengkonversi sinar matahari menjadi energi dengan efisiensi tinggi. Perkembangannya semakin pesat berkat dukungan nanomaterial yang mampu meningkatkan performa dan daya tahan sel surya secara signifikan.
Nanopartikel logam seperti emas dan perak berperan dalam meningkatkan penyerapan cahaya oleh sel surya, sehingga energi yang dihasilkan menjadi lebih efisien. Selain itu, lapisan nanomaterial juga memberikan perlindungan terhadap kelembaban dan suhu tinggi, memperpanjang masa pakai sel surya perovskite.
Teknologi quantum dots, sebagai salah satu jenis nanomaterial, turut membantu memperluas spektrum cahaya yang dapat diserap. Dengan kemampuan menangkap energi dari berbagai panjang gelombang, termasuk ultraviolet dan inframerah, sel surya perovskite tetap dapat menghasilkan listrik meskipun dalam kondisi pencahayaan rendah.
Selain meningkatkan efisiensi, nanomaterial juga menjadi kunci dalam meningkatkan stabilitas sel surya perovskite. Lapisan pelindung nanomaterial membuat panel surya lebih tahan lama, bahkan di lingkungan yang ekstrem. Hal ini menjadi faktor penting dalam mendukung penerapan teknologi ini dalam skala besar di berbagai wilayah.
Baca Juga:Â Mendorong Energi Bersih dan Terjangkau dengan Crowdsourcing Data di Era Digital
Pengembangan sel surya perovskite berbasis nanomaterial membuka peluang besar untuk menyediakan energi bersih yang lebih murah dan ramah lingkungan. Inovasi ini menjadi harapan baru dalam mengatasi tantangan energi global sekaligus mendukung keberlanjutan lingkungan.
Teknologi ini mendukung beberapa tujuan Sustainable Development Goals (SDGs). Pertama, kontribusinya terhadap SDG 7: Energi Bersih dan Terjangkau terlihat dari efisiensi dan aksesibilitas energi yang ditawarkan.
Kedua, sel surya perovskite sejalan dengan SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, karena mendorong pengembangan sektor energi terbarukan. Ketiga, teknologi ini membantu mitigasi perubahan iklim (SDG 13) melalui pengurangan emisi karbon.
Selain itu, inovasi ini mendukung SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab dengan mengurangi limbah, meningkatkan ketahanan produk, dan menciptakan pola produksi yang lebih berkelanjutan.
Dengan kemampuannya memenuhi kebutuhan energi hijau, teknologi ini menjadi solusi nyata untuk masa depan yang lebih cerah.
Penulis: Muhammad Syafiq Hamizan Natalegawa
Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Airlangga
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News