Nasib Sekolah Terpencil

opini
Ilustrasi: https://motivatorgurubengkayang.blogspot.com/2015/06/realita-guru-di-perbatasan.html

Untuk menuju kemajuan suatu bangsa, banyak yang memberikan perhatian besar terhadap pendidikan masyarakatnya untuk menjadi Negara maju. Hal ini sudah dilakukan bangsa Indonesia untuk mengejar ketertinggalannya.

Seperti bergantinya beberapa kurikulum dari mulai kurikulum 1986 hingga saat ini kurikulum Merdeka Belajar. Tetapi sangat disayangkan karena pada era milenial ini masih ada saja sekolah-sekolah yang berada di daerah terpencil belum bisa mendapat bantuan dan uluran tangan dari pemerintah pusat.

Bahkan setelah 77 tahun Indonesia merdeka masih ada saja sekolah-sekolah yang belum merasakan manfaat pembelajaran milenial yang notabennya memanfaatkan teknologi digital atau untuk menyampaikan materi.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Kelas Rangkap: Program Inovasi Pendidikan Sekolah Dasar Pembawa Perubahan

Bahkan akses internet pun belom bisa dirasakan manfaatnya bagi beberapa anak bangsa yang ada di pelosok negeri, sehingga sangat perlu perbaikan sistem pendidikan khususnya bagi mereka yang belom bisa merasakan manfaat internet di era milenial ini.

Selain itu minimnya sarana prasarana pendidikan di daerah pelosok atau daerah terpencil Indonesia juga dapat mempengaruhi pola pikir murid karena mereka akan merasa tidak semangat masuk sekolah dikarenakan kurangnya sarana prasarana yang disediakan sekolah sehingga mereka akan menganggap sepele dan akan menomorduakan pendidikan di sekolah.

Dan yang paling penting pendidik harus menanamkan keingintahuan peserta didik akan ilmu pengetahuan. Suatu tantangan yang besar bagi peserta didik untuk mengubah pola pikir peserta didik agar mengutamakan pendidikan baik pendidikan akademik ataupun pendidikan karakter.  

Sangat sulit bagi pemerintah untuk menyamaratakan fasilitas yang ada di pusat kota dengan fasilitas yag berada di pelosok karena selain itu peserta didik di daerah pusat kota identik lebih menojol dibandingkan peserta didik yang ada di daerah terpencil atau pelosok, hal ini disebabkan guru dan siswa di pelosok sulit berinovasi, bersaing, dan mengembangkan kreativitasnya dalam memanfaatkan media pembelajaran berbasis digital sebagai sumber belajar karena belum merdekanya jaringan internet.

Baca Juga: Kendala Pelajar di Daerah Terpencil selama Pembelajaran Daring

Walaupun ada guru serta siswa berinovasi tetapi bisa dihitung dengan jari. Sementara itu, pendidik/ guru di daerah perkotaan Indonesia akan semakin berkreasi, berinovasi dalam mengembangkan pembelajaran berbasis teknologi dan mengimplementasikan Program Merdeka Belajar secara fleksibel karena mereka dengan sangat mudah mencari, mengunduh dan memanfaatkan fasilitas internet sebagai media pembelajaran di sekolah dan merealisasikan dengan mudah.

Hal ini tentunya sangat bertolak belakang bagi mereka-mereka yang yang bertempat di pelosok atau daerah terpencil.

Penulis: Naramahisi P. P.
Mahasiswa Jurusan Pendididkan Tata Niaga Universitas Negri Malang

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI