Pada bulan Agustus 2022 saya melakukan penelitian di tempat pembuatan tahu tepatnya Pabrik Tahu “Duta Tahu” yang terletak di Kecamatan Blimbing Kota Malang.
Disamping melakukan penelitian, saya juga memperoleh pengetahuan baru terkait proses pembuatan tahu. Pabrik ini memproduksi beberapa jenis tahu seperti tahu putih, tahu sutra, tahu (potong pinggiran) dan lainnya.
Proses produksi tahu diawali dengan perendaman kacang kedelai agar mempermudah dalam melepaskan kulit kedelai dan membuat kedelai menjadi lunak.
Proses selanjutnya yaitu proses penggilingan, kedelai yang telah bersih akan digiling hingga menjadi bubur kedelai yang nantinya akan dimasak untuk mematikan zat antinutrisi dalam kedelai, mempermudah ekstraksi atau penggumpalan protein dan menambahkan keawetan pada tahu.
Setelah di masak bubur kedelai akan disaring untuk memisahkan ampas tahu dan sari tahu. Sari tahu hasil dari penyaringan ini perlahan akan diberikan asam atau cuka tahu agar membentuk gumpalan.
Tahap terakhir adalah proses pencetakan atau pengepresan. Gumpalan tahu yang telah terbentuk akan dicetak menjadi tahu.
Pada proses ini menghasilkan produk utama berupa tahu putih dan produk samping berupa limbah padat (ampas kedelai) dan juga limbah cair tahu. Produk tahu akan di distribusikan ke beberapa pasar dan akan dijual sendiri.
Untuk produk samping limbah padat akan dikirim ke mitra kerja pengelolah ternak yang akan digunakan sebagai pakan ternak di daerah malang selatan. Sementara untuk limbah cair akan langsung dibuang ke sungai yang berada di belakang tempat produksi.
Berdasarkan kondisi di lapangan, permasalahan limbah yang dihasilkan oleh pabrik tahu belum ditangani dengan benar.
Pabrik tahu belum menerapkan SOP (Standart operating procedur) untuk pengolahan limbah cair tahu yang tepat. Limbah cair tahu yang langsung dibuang ke sungai tentu sangat berbahaya bagi bagi ekosistem perairan sungai karena limbah cair tahu ini mengandung kadar polutan yang tinggi.
Dampak lain juga dirasakan oleh masyarakat sekitar karena tak jarang beberapa masyarakat melakukan kegiatan rumah tangga seperti mencuci baju atau memancing ikan.
Dengan tercemarnya air sungai maka hal tersebut akan sangat berbahaya. Pembuangan limbah cair secara langsung ke lingkungan tanpa adanya tindakan preventif seperti yang telah dijelaskan sebelumnya memiliki dampak pada lingkungan.
Oleh karena itu, sebagai salah satu amanah yang diberikan pemilik usaha, disini saya ingin membantu memberikan solusi berupa tindakan preventif dalam pengolahan limbah cair berdasarkan pengetahuan yang saya peroleh salama perkuliahan.
Tindakan preventif yangdilakukan sebelum dibuang langsung ke lingkungan dapat meminimalisir dampak yang terjadi di lingkungan dekat pabrik tahu.
Tindakan ini tentu dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya dengan metode biofiltrasi dan fitoremediasi dengan memanfaatkan tanaman hidrofit seperti eceng gondok, teratai dan lain-lain.
Penulis: Nabilla Vira Sucipto
Mahasiswi Teknologi Industri Pertanian, Universitas Brawijaya
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi