Pengaruh Catalytic Konverter terhadap Emisi Gas Buang Motor Bensin

Emisi Gas Buang Motor Bensin
Ilustrasi Emisi Gas Buang Motor Bensin (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Perkembangan teknologi sangat pesat pada masa kini, memudahkan dan mempercepat manusia dalam beraktivitas. Salah satunya pada bidang kendaraan transportasi, di Indonesia sendiri penggunaan kendaraan transportasi sangatlah tinggi khususnya kendaraan pribadi sepeda motor atau mobil roda empat.

Dengan tingginya pengguna kendaraan bermotor akan berdampak negatif pada lingkungan, yang disebabkan oleh hidrokarbon dan karbon monoksida yang merupakan sisa hasil pembakaran pada kendaraan bermotor.

Karbon monoksida (CO) terbentuk karena adanya ketidaksempurnaan pada pembakaran bahan bakar dan kurangnya udara yang mengikat karbon, akibatnya karbon monoksida menjadi tinggi. Apabila terbakar dengan sempurna maka hasil reaksi tersebut adalah karbondioksida  dan air .

Bacaan Lainnya
DONASI

Perusahaan kendaraan bermotor saat ini telah menambahkan teknologi pada kendaraan dengan tujuan menjadi ramah lingkungan. Salah satu alternatif teknologi untuk mengurangi emisi gas buang adalah Catalytic Konverter pada kendaraan bermotor.

Berfungsi sebagai katalis (zat pengikat), merubah hidrokarbon (HC) dan Karbon monoksida (CO) menjadi karbon dioksida  dan uap air  melalui reaksi kimia.

Material yang digunakan untuk membuat Catalytic Konverter adalah logam seperti paladium, platinum dan rodium. Namun material ini harganya sangat mahal dalam pembuatannya.

Penggunaan logam transisi bisa menjadi alternatif dalam membuat Catalytic Konverter karena harganya murah dan mudah didapat di pasaran. Banyak penelitian Catalytic Konverter yang menggunakan logam ini.

Tembaga dan Kuningan, material yang biasanya digunakan sebagai bahan penelitian Catalytic Konverter. Dari data menunjukkan adanya penurunan Karbon monoksida pada putaran 2000 rpm sampai 3000 rpm, dengan nilai 0,42 % dari 0,83 % menjadi 0,41 %, untuk material kuningan dan nilai 1,29% dari 5,44 % menjadi 4,15%, untuk material tembaga dan adanya penurunan hidrokarbon pada putaran 2000 rpm sampai 3000 rpm.

Dengan nilai 10,7 𝑃𝑃𝑀 dari 109,3 𝑃𝑃𝑀 menjadi 98,6 𝑃𝑃𝑀 untuk material kuningan dan nilai 1686,7 𝑃𝑃𝑀 dari 9999 𝑃𝑃𝑀 menjadi 8321,3 𝑃𝑃𝑀 untuk material tembaga.

Dari data diatas menunjukkan adanya penurunan pada hidrokarbon dan Karbon monoksida, terjadi karena proses katalis pada material dan hasil pembakaran yang sempurna pada mesin. Oleh karena itu, mesin pada kendaraan bermotor harus selalu dalam keadaan prima. Kondisi mesin sangat berpengaruh pada emisi gas yang dihasilkan.

 

Penulis:

  1. Muhammad Abdul Ghani
  2. Dhani Ananta Dwi Pradana

Mahasiswa Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI