Pangan lokal merupakan suatu makanan daerah dari suatu wilayah yang dapat menggambarkan ciri khas suatu suku atau golongan tertentu. Papua memiliki hasil alam yang sangat melimpah dan tanah yang subur, udara yang segar semua hal ini menghasilkan pangan yang bergizi dan sehat.
Pengaruh diplomasi budaya yang dilakukan Korea lebih tepatnya Korea Selatan membuat banyak budaya Korsel yang diadopsi oleh anak muda Indonesia lebih terkhususnya papua, soft diplomacy ini didukung dengan pemuda-pemudi yang dengan mudahnya mengadopsi budaya Korea Selatan.
Seperti halnya ketika dibiarkan semakin lama tanpa diambil suatu tindakan tertentu dalam mempertahankan pengan lokal Papua.
Generasi yang akan datang anak-anak muda Papua akan melalaikan pangan lokal karena banyak anak Papua yang lebih memilih untuk mengonsumsi Korean food, sehingga meyebabkan pangan lokal Papua akan tersingkir dari hati anak-anak muda Papua dan sekarang bagaimana tugas Pemerintah untuk mengembangkan, memajukan, dan melestarikan pangan lokal.
Jadi dalam kasus seperti ini bagaimana cara kita bersaing dengan Korean food dengan cara mengimprovisasikan suatu makanan lokal sehingga menarik mata anak muda Papua seperti membuat ice cream dari sagu, produk mie dan roti dari sagu dengan cara mengelola pangan lokal seperti ini dapat mempertahankan pangan lokal Papua di setiap hati anak Papua karena ini merupakan suatu persaingan.
Penulis: Jozua Tegai
Mahasiswa Prodi Hubungan Internasional, Universitas CenderawasihÂ
Referensi
https://www.kemenkopmk.go.id/pemerintah-serius-dalam-memajukan-kebudayaan-indonesia#:~:text=Pemerintah%20Serius%20Dalam%20Memajukan%20Kebudayaan,Bidang%20Pembangunan%20Manusia%20dan%20Kebudayaan
https://gastrodiplomasi.kemlu.go.id/
https://pijarinstitute.org/index.php/2024/11/18/swasembada-pangan-di-papua-antara-kehidupan-lokal-dan-tuntutan-nasional/
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News