Pengaruh Pemilihan Tontonan yang Baik terhadap Perkembangan Bahasa Anak

Pengaruh Pemilihan Tontonan yang Baik terhadap Perkembangan Bahasa Anak

Pendahuluan

Perkembangan bahasa merupakan salah satu aspek penting dalam proses tumbuh kembang anak.

Bahasa tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga mencerminkan kemampuan berpikir, memahami, dan mengolah informasi.

Di era digital saat ini, anak-anak semakin mudah mengakses berbagai jenis media, termasuk tontonan di televisi, YouTube, maupun platform digital lainnya.

Fenomena ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi orang tua dan pendidik. Tontonan yang dipilih dengan bijak dapat menjadi sarana edukatif yang memperkaya kosakata anak, melatih pelafalan, dan menstimulasi kemampuan komunikasi.

Bacaan Lainnya

Namun, jika tidak diseleksi dengan tepat, tontonan justru dapat berdampak negatif terhadap perkembangan bahasa dan perilaku anak.

Artikel ini membahas secara mendalam mengenai bagaimana pemilihan tontonan yang baik dapat berkontribusi secara signifikan terhadap perkembangan bahasa anak, serta memberikan panduan bagi orang tua dan guru dalam memilih tayangan yang edukatif, menarik, dan sesuai dengan usia anak.

Urgensi Perkembangan Bahasa di Usia Dini

Usia dini, yaitu rentang usia 0–6 tahun, merupakan masa emas dalam perkembangan otak anak.

Pada masa ini, kemampuan bahasa anak berkembang pesat. Anak-anak belajar berbicara, memahami kata-kata, menyusun kalimat, dan menyampaikan perasaan mereka melalui bahasa.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa anak yang mendapatkan stimulasi bahasa yang cukup pada usia dini cenderung memiliki kemampuan akademik yang lebih baik saat menginjak usia sekolah.

Salah satu bentuk stimulasi bahasa yang efektif adalah melalui media audio-visual, seperti video edukatif, kartun, dan film anak-anak.

Media ini, bila dipilih secara tepat, mampu memberikan pengalaman linguistik yang menyenangkan dan penuh makna.

Peran Tontonan dalam Proses Belajar Bahasa

Pengaruh Pemilihan Tontonan yang Baik terhadap Perkembangan Bahasa Anak
Ilustrasi Tontonan yang Baik (Poster Animasi Nussa)

Tontonan dapat menjadi alat bantu belajar yang efektif karena memiliki elemen visual, audio, dan cerita.

Ketiga elemen ini bekerja secara simultan dalam merangsang otak anak untuk mengaitkan kata dengan gambar, suara, dan situasi.

Misalnya, ketika anak menonton tayangan yang memperkenalkan nama-nama hewan, mereka tidak hanya mendengar sebutan nama hewan tersebut, tetapi juga melihat gambarnya dan mengetahui bagaimana suara serta gerakannya.

Pengalaman multisensori ini memperkuat daya ingat anak terhadap kosakata yang diperkenalkan.

Beberapa keuntungan yang diperoleh anak dari tontonan yang baik antara lain:

1. Peningkatan Kosakata

Anak terpapar berbagai kata baru yang belum tentu mereka temui dalam percakapan sehari-hari. Misalnya, tayangan tentang sains anak memperkenalkan istilah seperti gravitasi, orbit, atau metamorfosis.

2. Peningkatan Pemahaman Kontekstual

Anak belajar bagaimana kata-kata digunakan dalam konteks kalimat dan situasi tertentu, sehingga tidak hanya hafal kosakata, tetapi juga memahami penggunaannya.

3. Peningkatan Pelafalan dan Intonasi

Dengan mendengarkan karakter berbicara, anak dapat meniru cara pelafalan kata yang benar serta mempelajari intonasi yang sesuai.

4. Peningkatan Kemampuan Mendengarkan (Listening Skills)

Tontonan melatih anak untuk menyimak dan memahami cerita yang disampaikan secara lisan.

Tontonan yang Berdampak Positif terhadap Bahasa Anak

Tayangan yang memberikan dampak positif terhadap perkembangan bahasa anak umumnya memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Menggunakan Bahasa yang Jelas dan Sopan

Tontonan yang menggunakan kalimat sederhana, artikulasi yang baik, serta intonasi yang tepat sangat membantu anak dalam mempelajari struktur kalimat yang benar.

2. Mengandung Unsur Edukasi

Tayangan yang secara eksplisit mengajarkan anak tentang angka, huruf, warna, hewan, atau konsep sosial sangat efektif dalam membangun dasar bahasa anak.

3. Interaktif dan Mengundang Partisipasi Anak

Tayangan, seperti Dora the Explorer atau Sesame Street, sering kali mengajukan pertanyaan atau ajakan kepada penonton untuk menjawab atau bernyanyi bersama.

Interaktivitas ini sangat efektif dalam menstimulasi kemampuan verbal anak.

4. Menyisipkan Bahasa Asing Secara Natural

Beberapa tayangan bilingual memperkenalkan bahasa asing seperti Bahasa Inggris dalam konteks yang mudah dipahami anak, sehingga mereka terbiasa mendengar dan memahami kosakata asing sejak dini.

Dampak Negatif Tontonan yang Tidak Sesuai

Sebaliknya, tontonan yang tidak sesuai dengan usia atau nilai-nilai perkembangan anak dapat membawa dampak negatif, seperti:

1. Kosakata Kasar atau Tidak Sesuai

Beberapa tayangan menampilkan kata-kata kasar, sindiran, atau kalimat tidak pantas yang dapat ditiru oleh anak dan membentuk kebiasaan berbahasa yang buruk.

2. Bahasa yang Tidak Jelas atau Slang Berlebihan

Tayangan yang menggunakan bahasa tidak baku, singkatan, atau kata-kata slang yang terlalu sering dapat mengacaukan pemahaman anak terhadap tata bahasa yang benar.

3. Minim Interaksi atau Edukasi

Tayangan yang hanya menampilkan aksi tanpa dialog bermakna (misalnya, video permainan tanpa narasi) dapat membatasi peluang anak untuk belajar bahasa.

4. Penggunaan Aksen atau Dialek Tertentu yang Tidak Dimengerti

Tontonan berbahasa asing tanpa subtitle atau dengan aksen sulit bisa membingungkan anak dan menurunkan motivasi mereka untuk belajar.

Peran Orang Tua dan Guru dalam Memilih Tontonan

Pemilihan tontonan yang tepat memerlukan keterlibatan aktif dari orang tua maupun guru. Berikut beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan:

1. Menyediakan Waktu Menonton yang Terbatas dan Terjadwal

Menonton terlalu lama dapat mengganggu waktu belajar dan interaksi sosial anak. Sebaiknya anak hanya menonton selama 30–60 menit per hari dengan pengawasan.

2. Mendampingi Anak Saat Menonton

Dengan mendampingi anak, orang tua dapat menjelaskan kata-kata sulit, memberikan pertanyaan pemantik, dan memastikan bahwa anak memahami isi tayangan.

3. Mendiskusikan Isi Tayangan Setelahnya

Ajak anak untuk menceritakan kembali isi tayangan, menyebutkan kosakata baru, atau menirukan dialog. Kegiatan ini melatih memori dan kemampuan bercerita anak.

4. Memilih Platform Tontonan yang Aman dan Edukatif

Gunakan layanan streaming atau kanal YouTube Kids yang menyediakan fitur filter usia dan kategori edukatif.

 

 

Putri Syabna Anifadira

Penulis: Putri Syabna Anifadira
Mahasiswa Prodi Pendidikan Guru PAUD, Universitas Sriwijaya

Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses