Pengaruh Sosial Ekonomi Terhadap Akses dan Kualitas Layanan Kesehatan Mental

Sosiologi budaya adalah cabang sosiologi yang mempelajari budaya dari sudut pandang sosial (sosiologis). Kebudayaan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia dan masyarakat, dan sosiologi budaya melihat budaya sebagai elemen penting yang membentuk interaksi dan relasi sosial masyarakat.

Budaya mencakup beragam unsur yang mengekspresikan pola hidup dan kehidupan manusia, seperti sistem pengetahuan, keyakinan, bahasa, kesenian, mata pencaharian, dan lain-lain.

Sosiologi budaya mempelajari bagaimana budaya dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana individu dan masyarakat berinteraksi melalui budaya tersebut Dalam sosiologi budaya, terdapat beberapa teori yang berbeda-beda dalam melihat realitas budaya masyarakat.

Bacaan Lainnya
DONASI

Teori diferensiasi budaya melihat perbedaan budaya antar masyarakat, sedangkan teori konvergensi budaya melihat penggabungan beberapa jenis budaya menjadi budaya dominan Sosiologi budaya juga mempelajari bagaimana budaya dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti ekonomi, politik, dan religi.

Baca juga: Pentingnya Perceived Social Support pada Gen Z dalam Menghadapi Fenomena Mental Health dan Tindakan Bunuh Diri

Contohnya, budaya kerja keras yang dilakukan oleh kaum bawah dapat menjadi alat dominasi pihak berkuasa atas pihak yang dikuasai, seperti yang dikemukakan oleh Karl  Marx dalam beberapa konteks, sosiologi budaya juga mempelajari bagaimana budaya dipengaruhi oleh agama dan kepercayaan.

Seperti dalam konteks Islam di Indonesia, dimana budaya Islam berkembang dalam masyarakat setempat dan memiliki aspek-agus yang bercorak keindonesiaan dalam sintesis, sosiologi budaya adalah disiplin ilmu yang mempelajari budaya sebagai bagian dari kehidupan sosial dan masyarakat.

Tujuan utama dari mata kuliah sosiologi sosial budaya adalah untuk memberikan Masyarakat Ilmu sosial budaya dasar sebagai kajian masalah sosial,kemanusiaan,dan budaya sekaligus memberikan dasar pendekatan yang bersumber dari dasar ilmu sesuai yang terintegrasi.

Kesehatan mental umumnya dibentuk oleh berbagai lingkungan sosial, ekonomi, dan fisik yang beroperasi pada berbagai tahap kehidupan manusia.

Faktor risiko berbagai gangguan mental umumnya sangat terkait dengan kesenjangan sosial, dimana semakin besar ketidaksetaraan, semakin tinggi risiko masalah kesehatan mental.

Tindakan peningkatan kesehatan mental harus dilakukan secara dini dengan memperbaiki kondisi kehidupan sehari-hari yang dapat dimulai sebelum kelahiran seorang anak, berlanjut ke masa kanak-kanak awal, masa kanak-kanak, remaja, dan lebih tua, baik pada masa pembangunan keluarga dan usia kerja hingga masa usia yang lebih tua.

Tindakan sepanjang tahap kehidupan ini akan memberikan peluang yang baik untuk meningkatkan kesehatan mental penduduk, dan untuk mengurangi risiko gangguan 312 mental yang terkait dengan ketidaksetaraan sosial (WHO 2014).

Sosial Budaya dan Kesehatan Mental Kesehatan mental sebagian besar dibentuk oleh lingkungan sosial, ekonomi, dan fisik dimana individu tinggal.

Ketidaksetaraan kehidupan sosial berkaitan dengan peningkatan risiko banyaknya gangguan mental secara umum (WHO 2014).

Budaya mempengaruhi bagaimana individu dimasyarakat bermanifestasi untuk bersikap dan berperilaku. Kultur atau budaya merupakan determinan etiologi dari gangguan mental yang membentuk persepsi diri dan realitas hidup dimasyarakat.

Baca juga: Review Film “Elemental : Forces Of Nature” – Kisah Cinta Elemen Api san Air Ala Pixar yang Bikin Hati Meleleh

Marsella dan Yamada Dalam (Ogundare 2020) Menjelaskan Beberapa Pengaruh Budaya Terhadap Masalah Psikopatologi atau Masalah Kesehatan Mental di Masyarakat

1.Pola stres fisik dan psikososial disuatu budaya

2. Jenis dan parameter mekanisme koping dan sumber daya yang digunakan untuk     menengahi    stres dalam suatu budaya

3.Pola kepribadian dasar seperti struktur diri, konsep diri, dan sistem kebutuhan/motivasi

4. Sistem Bahasa, terutama yang memediasi persepsi, klasifikasi, dan organisasi tanggapan terhadap realitas

5. Standar normalitas, penyimpangan, dan Kesehatan

6. Praktik pengobatan

7. Pola klasifikasi untuk berbagai gangguan dan penyakit

8.Pola pengalaman dan ekspresi psikopatologi, termasuk faktor-faktor seperti onset masalah, manifestasi masalah kesehatan mental, perjalanan penyakit, dan hasil penanganan yang dilakukan.

Baca juga: Dampak Negatif Game Online pada Kesehatan Mental

Ilmu yang dipelajari dalam Sosiologi Sosial Budaya sering kali diterapkan dalam berbagai bidang, seperti antropologi, pendidikan, studi gender, politik, ekonomi, dan pembangunan internasional.

Ini membantu dalam merancang kebijakan, memahami dinamika sosial dalam komunitas, dan mempromosikan toleransi serta penghargaan terhadap keberagaman budaya.

Mata kuliah sosial budaya adalah bagian integral dari kurikulum pendidikan tinggi modern yang bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa tidak hanya sebagai profesional yang terampil tetapi juga sebagai warga global yang sadar budaya.

Dengan memahami dan menghargai keberagaman budaya, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat yang semakin terhubung secara global ini.

Dan  Sosiologi Sosial Budaya tidak hanya memberikan pemahaman mendalam tentang interaksi dan struktur sosial, tetapi juga mengajarkan keterampilan analitis dan reflektif yang penting untuk memahami dan mengatasi tantangan sosial dan budaya dalam masyarakat global yang terus berubah.

Penulis: Elvina Ramadhani Putri Murdiyanti

Mahasiswa Jurusan Sosiologi, Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Anita Said

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.