Inovasi teknologi dalam sektor pertanian semakin memberikan dampak positif dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Salah satu terobosan yang kini mulai diterapkan adalah penggunaan pesawat tanpa awak atau drone untuk penyemprotan pada tanaman padi.
Teknologi ini memungkinkan proses penyemprotan yang lebih tepat sasaran, mengurangi paparan pestisida pada petani, serta meningkatkan efisiensi penggunaan bahan kimia.
Penggunaan drone untuk pertanian telah terbukti dapat mengatasi berbagai tantangan dalam pertanian konvensional, seperti terbatasnya tenaga kerja dan ketepatan waktu aplikasi pestisida (Sankaran et al., 2020).
Pertanian memiliki peran strategis dalam perekonomian, terutama di negara berkembang, seperti Indonesia, yang mayoritas penduduknya bergantung pada sektor ini.
Komoditas utama yang banyak dibudidayakan adalah padi, tetapi sektor pertanian menghadapi berbagai tantangan, mulai dari terbatasnya jumlah tenaga kerja hingga dampak perubahan iklim.
Baca Juga:Â Penerapan Teknologi Kecerdasan Buatan (AI) pada Pertanian Terasering di Kota Batu
Salah satu solusi untuk meningkatkan efisiensi produksi adalah dengan memanfaatkan teknologi, khususnya pesawat tanpa awak dalam penyemprotan padi.
Penggunaan drone dalam penyemprotan pestisida sudah mulai diterapkan di berbagai negara, dan penelitian menunjukkan bahwa teknologi ini lebih efisien dibandingkan metode konvensional (Li et al., 2018).
Dalam beberapa studi, drone terbukti dapat meningkatkan efisiensi penyemprotan dengan mengurangi pemborosan bahan kimia, meningkatkan akurasi, serta mengurangi kerugian akibat kesalahan manusia (Chen et al., 2019).
Dengan kemampuan untuk menyemprotkan bahan kimia secara merata dan lebih cepat, drone menawarkan solusi yang lebih ramah lingkungan dan lebih hemat biaya bagi petani.
Penggunaan pesawat tanpa awak dalam penyemprotan padi melibatkan beberapa tahapan, mulai dari persiapan lahan hingga pengoperasian drone.
Pertama, sebelum penyemprotan dilakukan, penting untuk memastikan tanaman padi dalam kondisi siap disemprot. Pemantauan kesehatan tanaman dan identifikasi hama atau penyakit harus dilakukan untuk menentukan jenis pestisida yang dibutuhkan (Kumar et al., 2022).
Setelah itu, drone akan diprogram untuk terbang otomatis di atas lahan dengan jalur yang telah ditentukan, memastikan bahwa setiap bagian lahan mendapat aplikasi pestisida yang optimal.
Salah satu keuntungan utama dari penggunaan drone adalah kemampuannya untuk mencapai area-area yang sulit dijangkau oleh alat semprot tradisional, seperti daerah berbukit atau terendam air.
Hal ini memungkinkan penyemprotan yang lebih merata, tanpa harus mengandalkan tenaga manusia untuk bekerja di medan yang sulit (Sankaran et al., 2020).
Drone juga memungkinkan petani untuk menghindari paparan langsung terhadap bahan kimia berbahaya yang seringkali menjadi risiko dalam metode penyemprotan manual.
Penggunaan drone dalam penyemprotan padi menawarkan berbagai keuntungan yang signifikan. Salah satu keunggulannya adalah efisiensi waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode tradisional.
Dalam penelitian oleh Zhang et al. (2020), dijelaskan bahwa penggunaan drone untuk penyemprotan lahan padi seluas 1 hektar hanya memerlukan waktu sekitar 15 hingga 20 menit, sedangkan penyemprotan manual bisa memakan waktu lebih dari dua jam.
Baca Juga:Â Pentingnya Peran Generasi Z di Pertanian Indonesia Saat Ini
Hal ini jelas menunjukkan betapa efektifnya drone dalam meningkatkan kecepatan proses penyemprotan, terutama pada lahan yang luas.
Selain itu, drone dapat disesuaikan dengan teknologi pemrograman untuk menyemprotkan pestisida secara presisi, mengatur jumlah cairan yang dikeluarkan pada setiap titik lahan.
Hal ini mengurangi pemborosan bahan kimia, menghindari kerusakan pada tanaman, dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan (Li et al., 2018).
Dengan kontrol yang lebih baik terhadap aplikasi pestisida, drone tidak hanya mengurangi biaya, tetapi juga meningkatkan keberlanjutan pertanian dengan mengurangi polusi dan kerusakan ekosistem.
Drone juga dapat memberikan akses ke area yang sulit dijangkau oleh alat semprot konvensional. Lahan yang berbukit atau terendam air seringkali menjadi tantangan besar bagi petani, tetapi drone dapat terbang rendah dan melakukan penyemprotan dengan efektif tanpa terganggu oleh medan tersebut (Kumar et al., 2022).
Ini memungkinkan petani untuk tetap menjaga efektivitas aplikasi pestisida di seluruh area pertanian mereka.
Meski demikian, penggunaan drone dalam penyemprotan padi tidak tanpa tantangan. Salah satu kendala utama adalah biaya awal yang relatif tinggi untuk membeli drone pertanian.
Meskipun harga drone semakin terjangkau, investasi awal ini tetap menjadi hambatan bagi petani kecil atau kelompok tani yang memiliki keterbatasan dana (Zhang & Kovacs, 2012).
Biaya operasional lainnya, seperti pemeliharaan dan pelatihan operator drone, juga perlu diperhatikan agar penggunaan teknologi ini dapat diterapkan secara efektif dalam jangka panjang.
Selain itu, faktor cuaca menjadi tantangan lain yang memengaruhi efisiensi penggunaan drone. Angin kencang atau hujan dapat mengganggu stabilitas drone dan mempengaruhi presisi penyemprotan (Zhang et al., 2020).
Oleh karena itu, kondisi cuaca yang optimal sangat diperlukan untuk memastikan hasil penyemprotan yang akurat dan efektif.
Meskipun teknologi drone semakin canggih, pengoperasian drone tetap membutuhkan pemantauan dan keahlian khusus agar teknologi ini dapat berjalan dengan baik.
Baca Juga:Â Big Data: Solusi Efisien untuk Pengelolaan Sumber Daya Air di Sektor Pertanian
Penggunaan pesawat tanpa awak (drone) dalam penyemprotan padi menawarkan berbagai keuntungan dalam hal efisiensi waktu, akurasi aplikasi, dan pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan.
Drone memungkinkan petani untuk melakukan penyemprotan secara lebih presisi, mengurangi pemborosan bahan kimia, serta meminimalkan risiko paparan pestisida pada tenaga kerja.
Meskipun demikian, biaya awal yang tinggi dan ketergantungan pada kondisi cuaca yang baik menjadi tantangan utama dalam adopsi teknologi ini.
Dengan perkembangan teknologi yang terus maju, penggunaan drone di sektor pertanian diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan dampak positif dalam meningkatkan produktivitas pertanian yang berkelanjutan.
Penulis: Chandra Aufa Wijaya
Mahasiswa Jurusan Agroteknologi, Universitas Muhammadiyah Malang
Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News