Pengorganisasian dalam Perspektif Al-Qur’an

Sumber: Dokumentasi Penulis

Pengertian Pengorganisasian

Menurut George R Terry dalam bukunya yang berjudul The Principles of Management, pengorganisasian adalah proses membangun kerjasama yang efektif di antara sejumlah orang.

Mustafa Afifi dalam bukunya yang berjudul “Prinsip-prinsip Dasar Administrasi Umum”:

مصطفى عفيفي، فيعرفه بـ “عملية توزيع للوظائف بين مختلف الأقسام والوحدات والعاملين فيها، مُقررًا فيها بما سيتبعه من تقسيم للسلطة اللازمة لأدائها، والمسؤولية المقترنة بها للنتائج المستهدف تحقيقها

Bacaan Lainnya
DONASI

مبادئ وأصول علم الإدارةالعامة

Proses distribusi fungsi di antara berbagai bagian, unit dan karyawan, yg telah ditentukan pembagian wewenang yang harus dilaksanakan, dan tanggung jawab terkait pencapaian hasil (yang diingankan bersama)

 

Konsep Dasar Organisasi dan Pengorganisasian

Pengorganisasian menurut Sondang P. Siagian dalam bukunya yang berjudul Filsafat Administrasi merupakan keseluruhan proses pengelompokkan sistem, orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang sebagai suatu kesatuan di dalam suatu bentuk wadah sekelompok orang atau tanpa bentuk dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.

Organisasi dapat ditinjau dari dua pandangan:

  1. Organisasi sebagai wadah dimana kegiatan-kegiatan manajemen dijalankan.
  2. Pengorganisasian sebagai proses dimana terdapat interaksi antara orang yang menjadi anggota organisasi.

 

Kegiatan Pengorganisasian:

  1. Pelaksanaan, yaitu setelah dirumuskannya rencana-rencana
  2. Kaitan, pembentukan kerja dibagi dua yaitu job description dan job distribution
  3. Tujuan, yaitu agar tidak terjadi tumpang tindih tanggung jawab kerja antara setiap divisi

 

Tiga Pilar Organisasi Modern:

  1. Understanding, paham dengan perubahan yang tengah terjadi cara menyampaikan perubahan yang tengah terjadi jelas dan well defind
  2. Planning, Mengalokasikan waktu dan sumber daya yang cukup untuk perencanaan.
  3. Implementing, mampu menerapkan rencananya.

 

Enam Tipe Organisasi:

  1. The Shooter: Orientasinya aksi, namun tanpa disertai pemahaman dan perencanaan yang baik.
  2. The Knower: Merasa sudah memahami kondisi pasar, tapi mengabaikan riset padahal dunia terus-menerus berubah.
  3. The Philosopher: Memahami kondisi pasar dengan baik namun telat melakukan perencanaan dan implementasi bahkan tidak melakukan sama sekali.
  4. The Impatient: Memahami kondisi pasar dengan baik karena ingin cepat mendapatkan hasil, maka langsung mengimplementasikan ide tanpa membuat rencana yang tepat.
  5. The Paralyzed: Pemahaman dan perencanaan dengan baik tapi gagal dalam mengimplementasikan rencananya.
  6. The Change Champion: Pemahaman, perencanaan, dan implementasi (eksekusi) dengan baik. Organisasi ini secara konsisten mempelajari dan meriset perilaku pasar serta responnya. Sebagaimana teori “Survival of the fittest Charles Darwin”, bukan yang terkuat yang mampu bertahan melainkan yang paling adaptif dalam merespon perubahan.

Organisasi yang baik di era revolusi industry 4.0 menekankan pola: Digital Economic, Artificial Intelligence/ AI (kecerdasan buatan), Bid data, Robotic (disruptive innovation).

 

Pengorganisasian dalam Perspektif Al-Qur’an

  1. QS As-Shaff/61: 4

إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلَّذِينَ يُقَٰتِلُونَ فِى سَبِيلِهِۦ صَفًّا كَأَنَّهُم بُنْيَٰنٌ مَّرْصُوصٌ

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”

Ayat ini mengindikasikan tentang perlunya pengorganisasian orang-orang mukmin yang berjuang menegakkan kalimat Allah sehingga mereka menjadi satu kekuatan yang sulit untuk dapat meraih prestasi gemilang. Demikian pula sebuah organisasi bahwa sebuah institusi atau organisasi akan berkembang baik jika dikelola dengan baik apapun bentuknya, isinya semua membutuhkan manajemen yang baik.

Dalam kata بُنْيَٰنٌ مَّرْصُوصٌ menurut Tafsir Al-Misbah yaitu keadaan bersatu seperti bangunan yang kokoh, sedangkan menurut Tafsir Jalalain yaitu sebagian di antara mereka menempel rapat dengan sebagian yang lain lagi kokoh.

  1. QS Ali Imran/3: 103

وَٱعْتَصِمُوا۟ بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا۟ ۚ وَٱذْكُرُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِۦٓ إِخْوَٰنًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمْ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Artinya: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”.

Ayat ini menekankan pentingnya menjaga persatuan, satu komando dengan pimpinan tertingginya adalah Nabi Muhammad ﷺ.

وَٱعْتَصِمُوا۟ بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًا Berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, tali = agama. Tali (agama) yang diikat yaitu: pikiran, perasaan, ruhani.

Tiga jenis ikatan yaitu: kuat, longgar, putus.

Dampak Ikatan yang Longgar yaitu: Hedonisme, sekuler, skeptis, materialis, atheis.

 

Prinsip Pengorganisasian dalam Al-Qur’an

  1. Prinsip Kesatuan Komando (QS. Al-Anbiya/21: 22)
  2. Prinsip Otoritas dan Tanggung Jawab yang sama (QS. Al-Baqarah/2: 286)
  3. Prinsip Pendelegasian Wewenang (QS. Thaha/20: 41-44)
  4. Prinsip saling memberi saran (QS. Ali Imran/3: 159, al-Syura/42: 38)
  5. Prinsip Kesetaraan (QS. Al-Hujurat/49: 10, 13)
  6. Prinsip Keadilan (QS. An-Nisa/4: 58)
  7. Prinsip Kompetensi dan Prestasi (QS. Al-Qashash/28: 26)
  8. Prinsip Kontrol (QS. Asy-Syu’ara/26: 151-152)
  9. Prinsip Komitmen terhadap Tanggung Jawab (QS. Ali Imran/3: 138)

 

Etika Berorganisasi dalam Islam

  1. Kerjasama dalam kebaikan (QS. Al-Maidah/5: 2)
  2. Tidak merasa paling benar (QS. Al-A’raf/7: 12)
  3. Terbuka dengan semua orang (QS. Al-Kafirun/109: 6)
  4. Mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi (QS. Al-Hasyr/59: 9)
  5. Tidak menonjolkan diri (QS. An-Nisa/4: 36)

 

Penulis: Aip Nuralim
Mahasiswa Magister Manajemen Dakwah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dosen Pengampu: Dr. Hamidullah Mahmud, Lc., MA

 

Editor: I. Chairunnisa

Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

2 Komentar

  1. Alhamdulillah, keren.. terimakasih atas penjelasan yang telah ditulis.. semoga makin berkah dan makin berkembang ilmu pengetahuan nya… Jangan lupa trus sharing tentang pengetahuan dan ilmu lainnya ya… Sukses trus

  2. Keren,, terimakasih atas pengertian dan penjelasan yang telah ditulis.. semoga makin berkembang dan makin sukses .. semangat

Komentar ditutup.