Pentingnya Civic Education: Menjadi Mahasiswa yang Tidak Hanya Cerdas Akademik, tetapi Juga Peduli Sosial

Pentingnya Civil Education: Menjadi Mahasiswa yang Tidak Hanya Cerdas Akademik, tetapi Juga Peduli Sosial
Ilustrasi Tangan Mahasiswa Cerdas

Di era modern saat ini, menjadi seorang mahasiswa tidak cukup hanya unggul dalam aspek akademik.

Kesadaran dan kepedulian sebagai warga negara yang aktif juga menjadi aspek yang sangat penting untuk dikembangkan.

Oleh karena itu, pendidikan kewarganegaraan atau civic education memegang peranan krusial bagi seluruh sivitas akademika.

Pendidikan kewarganegaraan tidak semata-mata tentang menghafal Pancasila atau Undang-Undang Dasar 1945, melainkan bertujuan membekali mahasiswa dengan pemahaman mendalam mengenai hak dan kewajiban sebagai warga negara, kesadaran terhadap isu-isu sosial yang berkembang, serta menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk berkontribusi secara positif dalam masyarakat.

Bacaan Lainnya

Sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi, mungkin sebagian beranggapan bahwa fokus utama adalah menyelesaikan tugas-tugas akademik yang padat.

Baca Juga: Pendidikan Kewarganegaraan: Pilar Penting Terbentuknya Karakter Individu

Namun, profesi yang akan dijalani kelak menuntut interaksi intens dengan masyarakat luas, sehingga kemampuan untuk peka terhadap kondisi sosial dan berperan aktif dalam perubahan sosial menjadi sangat penting.

Seorang tenaga kesehatan tidak hanya dituntut untuk mampu memberikan pelayanan medis, tetapi juga harus memahami konteks sosial pasien dan lingkungan sekitarnya.

Sayangnya, masih banyak mahasiswa yang memandang pendidikan kewarganegaraan sebagai mata kuliah yang membosankan dan hanya sebagai formalitas untuk memenuhi persyaratan akademik.

Padahal, nilai-nilai fundamental seperti toleransi, keadilan, dan semangat gotong royong merupakan prinsip-prinsip yang sangat relevan dan penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama di lingkungan kampus yang merupakan miniatur masyarakat.

Namun, penerapan civic education di lingkungan universitas tidak lepas dari berbagai tantangan. Banyak mahasiswa yang kurang menyadari pentingnya pendidikan kewarganegaraan sehingga motivasi untuk terlibat aktif dalam kegiatan sosial masih rendah.

Selain itu, padatnya jadwal akademik sering kali menjadi penghambat bagi mahasiswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan di luar kelas, seperti organisasi kemahasiswaan atau pengabdian masyarakat.

Baca Juga: Merajut Kebangsaan dari Bangku Sekolah: Benarkah Pendidikan Kewarganegaraan Sudah Cukup?

Kurangnya fasilitas dan dukungan dari institusi juga menjadi kendala dalam mengoptimalkan peran pendidikan kewarganegaraan.

Fenomena individualisme yang semakin meningkat, terutama dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan media sosial, membuat sebagian mahasiswa lebih fokus pada diri sendiri dan dunia maya, sehingga kepedulian terhadap lingkungan sekitar menjadi berkurang.

Ditambah lagi, minimnya figur teladan yang menginspirasi di lingkungan kampus turut memengaruhi rendahnya semangat mahasiswa untuk aktif berkontribusi dalam kegiatan sosial.

Fenomena yang sering ditemui di lingkungan universitas adalah partisipasi mahasiswa yang cenderung pasif, di mana mereka mengikuti kegiatan sosial atau organisasi hanya untuk memenuhi persyaratan akademik atau menambah portofolio, tanpa memahami makna dan tujuan sebenarnya.

Diskusi kritis mengenai isu-isu sosial dan kebangsaan pun masih jarang dilakukan karena dianggap sensitif atau menghindari kontroversi.

Selain itu, kegiatan sosial dan organisasi kampus sering didominasi oleh kelompok mahasiswa tertentu sehingga belum merata menjangkau seluruh lapisan mahasiswa.

Baca Juga: Pendidikan Kewarganegaraan dan Masa Depan Demokrasi Indonesia: Quo Vadis?

Tidak jarang pula mahasiswa yang aktif dalam kegiatan sosial mendapat stigma negatif, dianggap mengabaikan akademik atau terlalu idealis.

Dengan memahami tantangan dan fenomena tersebut, diharapkan sivitas akademika dapat bersama-sama mencari solusi agar pendidikan kewarganegaraan dapat diterapkan secara optimal.

Dengan demikian, pendidikan kewarganegaraan bukan sekadar urusan hafalan di kelas, melainkan sebuah proses pembentukan karakter dan sikap sebagai warga negara yang baik dan peduli terhadap lingkungan sekitar.

Mari kita mulai dari hal-hal sederhana, meningkatkan kepedulian, menjadi aktif dalam berbagai kegiatan sosial, dan menjadikan diri sebagai mahasiswa yang tidak hanya berorientasi pada Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), tetapi juga berkontribusi nyata bagi masa depan bangsa.

 

Penulis:
1. Maelani Desi M.
2. ⁠Graciela Monica A.
3. ⁠Shafira Dinandia P.
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Dosen Pengampu: Drs. Priyono, M.Si.

Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses