Pentingnya Pemahaman Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Dunia Kerja

MSDs
Ilustrasi Musculoskeletal Disorders (Sumber: Ilustrasi Penulis)

Sejak zaman kuno, manusia telah mengalami gangguan muskuloskeletal. Pada tahun 1920-an, penelitian ilmiah pertama yang berkaitan dengan MSDs dimulai dengan mengamati dan mengklasifikasikan berbagai kondisi yang terkait dengan pekerjaan fisik yang berat.

Pada tahun 1970-an, masalah kesehatan yang disebabkan oleh kerja repetitif semakin diperhatikan. Istilah “Cumulative Trauma Disorders” digunakan untuk menggambarkan gangguan yang berkembang secara bertahap akibat tugas yang berulang.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri baru memperkenalkan istilah “Musculoskeletal Disorders” sebagai istilah umum untuk menggambarkan berbagai kondisi yang mempengaruhi sistem musculoskeletal pada tahun 1980an, namun konsep modern tentang MSDs dan pemahaman tentang penyebabnya baru berkembang pada abad ke-20.

Pada awal abad ke-20, industri mulai tumbuh pesat dan pekerjaan manual yang membutuhkan pengulangan gerakan dan penggunaan kekuatan fisik meningkat.

Bacaan Lainnya

Pada masa itu, banyak pekerja industri mengalami masalah kesehatan yang berhubungan dengan pekerjaan mereka, termasuk keluhan nyeri pada tulang, sendi, dan otot.

Gangguan Musculoskeletal Disorders atau MSDs merupakan kelompok gangguan yang memengaruhi sistem musculoskeletal.

MSDs melibatkan kelainan atau cedera pada sistem muskuloskeletal, termasuk otot, tulang, sendi, tendon, ligamen, dan jaringan lunak lainnya. Beberapa contoh MSDs yang sering terjadi meliputi:

Cedera Otot dan Tendon

Termasuk kerusakan, ketegangan, atau sobeknya otot dan tendon. Contohnya adalah ketegangan otot, robekan tendon Achilles, atau strain otot.

Cedera Sendi

Misalnya, cedera pada sendi lutut, pinggul, bahu, atau pergelangan tangan. Bisa berupa kerusakan struktur sendi atau ligamen yang menghubungkannya

Skoliosis

Kelainan postur tulang belakang yang menyebabkan lengkungan abnormal pada tulang belakang, biasanya terlihat sebagai lengkungan samping

Osteoarthritis

Jenis arthritis yang umum, di mana tulang rawan di sendi mengalami kerusakan dan penebalan, menyebabkan nyeri dan kekakuan sendi.

Tendinitis

Peradangan atau iritasi pada tendon, yang menyebabkan nyeri dan pembengkakan pada daerah yang terkena.

Penyebab MSDs bisa bervariasi, termasuk cedera fisik, gerakan berulang yang berlebihan, posisi kerja yang buruk, faktor genetik, gaya hidup yang tidak sehat, dan faktor lingkungan.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan dalam lingkungan kerja, masalah MSDs semakin menjadi perhatian utama yang signifikan di berbagai sektor pekerjaan, terutama di industri yang melibatkan gerakan berulang.

Melihat hal tersebut, pemahaman akan MSDs sangatlah penting untuk ditingkatkan karena memiliki keterkaitan yang cukup erat dalam berjalannya proses pekerjaan.

Pertama-tama, MSDs memiliki dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan pekerja. Ketika seseorang mengalami gangguan muskuloskeletal, seperti nyeri punggung, nyeri leher, atau cedera pada pergelangan tangan, mereka mungkin mengalami ketidaknyamanan yang kronis.

Ini dapat mengganggu kemampuan mereka untuk menjalankan tugas sehari-hari dengan efisien dan efektif. Ketika pekerja tidak dapat berfungsi secara optimal, produktivitas mereka dapat menurun, dan ini berdampak negatif pada keseluruhan kinerja dan hasil kerja.

Selain itu, MSDs juga berdampak pada biaya ekonomi bagi perusahaan. Gangguan muskuloskeletal sering kali memerlukan perawatan medis, perawatan fisioterapi, dan absensi pekerja yang berkepanjangan.

Biaya ini dapat meningkat secara signifikan, baik bagi individu maupun perusahaan. Dalam beberapa kasus, gangguan muskuloskeletal yang parah bahkan dapat menyebabkan cacat jangka panjang atau kehilangan pekerjaan.

Oleh karena itu, pemahaman tentang MSDs dapat membantu mencegah terjadinya gangguan ini dan mengurangi dampaknya terhadap kesehatan pekerja dan efisiensi operasional perusahaan.

Untuk mengurangi risiko MSDs, penting bagi individu dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya ergonomi dan gaya hidup sehat.

Pemahaman tentang postur tubuh yang baik, peregangan rutin, dan pengaturan lingkungan kerja yang ergonomis dapat membantu mencegah timbulnya MSDs.

Selain itu, penting juga untuk mendorong perusahaan dan organisasi untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Ini melibatkan pengaturan stasiun kerja yang ergonomis, pelatihan karyawan tentang pencegahan MSDs, dan memfasilitasi istirahat dan peregangan rutin selama jam kerja.

Pemerintah juga memiliki peran penting dalam mengurangi prevalensi MSDs dengan mengeluarkan kebijakan dan peraturan yang mengatur aspek-aspek seperti keselamatan kerja, ergonomi, dan perlindungan kesehatan karyawan.

Dukungan terhadap penelitian dan inovasi di bidang ini juga perlu ditingkatkan untuk mengembangkan metode pencegahan dan pengobatan yang lebih efektif.

Secara keseluruhan, MSDs adalah masalah kesehatan yang kompleks dan signifikan yang memerlukan perhatian serius dari individu, masyarakat, dan pemerintah.

Dengan meningkatkan kesadaran, pendidikan, dan tindakan pencegahan yang tepat, kita dapat mengurangi dampak MSDs dan meningkatkan kualitas hidup bagi individu yang terkena dampaknya.

Penulis: Ikram Ghassani Syam
Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian, Universitas Brawijaya

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses