LATAR BELAKANG
Semakin bertumbuhnya tahun, minat seseorang untuk mendaki atau bermain ke alam semakin bertambah. Biasanya banyak orang yang suka ke alam terutama pendakian hanya untuk sebuah ketenangan atau hanya untuk ikut-ikutan, tanpa memikirkan risiko yang akan dialami.
Mendaki gunung memiliki resiko tinggi terkena hipotermia, yang bahkan bisa mengancam keselamatan nyawa. Maka sangat penting upaya intervensi pengetahuan tentang dampak dan penanganan hipotermia.
Seseorang terutama pecinta alam wajib untuk memiliki ilmu ini, karena jika seseorang terkena hipotermia, lalu mendapatkan keterlambatan penanganan atau penanganan yang salah, maka akan bisa mengakibatkan kematian. Biasanya hipotermia juga terjadi karena kurangnya persiapan logistik dan fisik.
Setidaknya mulai tahun 2015-2018 sebanyak 85 orang di indonesia mengalami kecelakaan saat melakukan pendakian, beberapa diantaranya merupakan akibat hipotermia saat pendakian sudah termasuk jumlah kecelakaan ringan, berat, dan meninggal (Aminullah 2009).
RUMUSAN MASALAH
Apakan penting untuk mengetahui pengetahuan,pencegahan,dan pengarahan tentang hipotermia,terutama bagi pecinta alam yang suka pendakian.
PEMBAHASAN
1. Definisi hipotermia secara umum
Hipotermia adalah kondisi ketika suhu tubuh turun drastis hingga di bawah 35°C. Akibatnya, jantung dan organ vital lainnya gagal berfungsi. Jika tidak segera ditangani, hipotermia dapat menyebabkan henti jantung,gangguan sistem pernafasan 35°C, bahkan kematian. Suhu tubuh normal manusia berkisar 36,5°-37,3°C.
Umumnya penurunan suhu tubuh terjadi ketika terpapar suhu udara yang dingin, atau cuaca suatu saat suhu tubuh menurun.
2. Definisi hipotermia bagi pecinta alam
Hipotermia di gunung sangat lumrah, dimana kondisi cuaca ekstrem dua lingkungan yang dingin di daerah pegunungan dapat menyebabkan suhu tubuh turun dibawah batas normal yang bisa menyebabkan hipotermia.
Bukan hanya lingkungan|cuaca saja pendaki mengalami hipotermia, terkadang masih banyak pendaki yang kurang persiapan fisik dan alat alat yang dibutuhkan di gunung karena kurangnya pengetahuan ilmu pendakian terutama hipotermia.
3. Penyebab hipotermia di gunung
Penyebab hipotermia di gunung dikarenakan terkena paparan dingin, adanya angin kencang, tubuh dalam keadaan basah, kurangnya persiapan, kondisi fisik yang lemah, kondisi kesehatan yang kurang baik, barang asupan makanan dan minuman.
Baca Juga:Â Cara Melakukan Pertolongan pada Penderita Hipotermia yang Baik dan Benar
GEJALA HIPOTERMIA
1. Tahap ringan (suhu tubuh 32-35°C)
Di Tahap ini seseorang akan mengalami: menggigil atau tremor, kulit pucat atau kebiruan, kedinginan yang tak tertahan, kecemasan atau kebingungan ringan, kelelahan/lemas, denyut jantung dan pernapasan.
2. Tahap sedang (suhu tubuh 28-32°C)
Seseorang akan mengalami: menggigil berhenti, koordinasi motorik terganggu, kebingungan lebih paran atau amnesia, bicara melantur atau tidak jelas, denyut jantung dan pernapasan melambat, serta kehilangan kesadaran atau pingsan.
3. Tahap berat (suhu tubuh <28°C)
Ditahap paling atas atau ini seseorang akan mengalami kehilangan kesadaran, denyut jantung sangat lambat atau tidak teratur, berhenti bernapas, organ vital berhenti bekerja atau gagal, dan kemungkinan kematian jika tidak segera mendapatkan pertolongan.
CARA PENANGANAN HIPOTERMIA
1. Pindahkan korban ke tempat yang hangat
Segera pindahkan korban ke tempat yang terlindungi dari angin dan dingin. Jika memungkinkan, tempatkan korban di ruang yang hangat.
2. Pakaian yang tebal untuk melapisi tubuh korban
Gunakan selimut hangat atau pakaian tebal untuk melapisi tubuh korban. Jika ada botol air hangat atau kantung panas, letakan di antara tubuh yang tidak langsung bersentuhan dengan kulit (missal, pada lengan dan kaki) jangan menggunakan sumber panas langsung seperti air panas pemanas listrik karena bisa menyebabkan luka bakar.
3. Berikan minuman hangat (tidak mengandung alkohol atau kratein)
Berikan korban minuman hangat untuk membantu meningkatkan suhu tubuh hindari memberikan alkohol atau kratein karena bisa memperburuk kondisi.
4. Jaga korban agar tetap tenang
Hindari tetap menuntut korban untuk jalan dan aktivitas berat.
Baca Juga:Â 8 Obat Herbal untuk Penyakit Menggigil
TINDAKAN HIPOTERMIA
1. Pakaian yang tepat
Gunakan pakaian yang dapat mengatur suhu tubuh dengan baik, seperti lapisan dasar berbahan fintelis atau wol yang dapat menyerap keringat, lapisan tengah untuk isolasi, serta lapisan luar yang tahan air dan angin.
2. Bawa perlengkapan yang memadai
Selalu bawa tenda dan perlengkapan perlindungan dari cuaca buruk, serta alat pemanas darurat. Termos berisi air panas juga dapat memberikan/ menjaga suhu tubuh.
3. Jaga aktivitas fisik
Agar tubuh tetap hangat, lakukan gerakan ringan seperti berjalan atau merentangkan tubuh, namun hindari kelelahan ekstrim.
4. Perhatikan asupan makanan dan cairan
Pastikan tubuh tetap terhidrasi dan makan makanan tinggi kalori. Hindari alkohol karena dapat mempercepat kehilangan kuat tubuh.
5. Pahami risiko cuaca dan waktu pendakian
Sebelum berangkat cek pamalan cuaca dan hindari mendaki saat kondisi cuaca sangat buruk. Jika cuaca berubah sangat buruk di tengah perjalanan, segera cari tempat perlindungan.
6. Pendakian dalam kelompok
Jangan mendaki sendirian dan beri informasi kepada orang lain mengenai rencana perjalanan: pendakian berkelompok dapat meningkatkan keselamatan.
KESIMPULAN
Pengetahuan, pencegahan dan penanganan tentang hipotermia sangat penting, terutama bagi pecinta alam dari pendaki gunung. Hipotermia adalah kondisi yang berbahaya dan bisa mengancam nyawa jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
Dengan memahami gejala, tindakan pencegahan, serta langkah langkah penanganan, pendaki dapat mengurangi risiko terkena hipotermia, menjaga keselamatan diri dan kelompok, serta menghadapi situasi darurat dengan lebih siap.
Bagi pecinta alam yang sering melakukan pendakian, pengetahuan ini menjadi bagian dari keterampilan dasar yang wajib dimiliki. Kesadaran tentang pentingnya tindakan pencegahan dapat meningkatkan pengalaman yang aman dan menyenangkan di alam terbuka.
Penulis: Navila Pegi Dianoviana
Mahasiswa Prodi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News