Pentingnya Peran Pemuda sebagai Agent of Change

pict from Pexels by Thirdman.

Pemuda adalah generasi penerus peradaban. Sosok pemimpin masa depan yang sangat diperlukan bagi umat/ bangsa. Sebagai generasi peradaban, kita harus kuat dan mampu untuk menghadapi tantangan kedepannya.

Namun faktanya, seperti yang kita lihat saat ini, banyak para pemuda yang kini justru hanya memikirkan gaya hidupnya sendiri dan apatis terhadap permasalahan-permasalahan yang menimpa umat saat ini. Apakah jika seperti itu, kita layak disebut masa depan peradaban yang gemilang?

Padahal, permasalahan umat itu banyak sekali. Kemiskinan, kriminalitas, penganiayaan umat Islam, minusnya akidah Islam di tengah kaum muslim, perzinahan, seks bebas, aborsi, dan lain sebagainya. Itu adalah sedikit dari permasalahan umat saat ini.

Baca Juga: Kemenpora Berikan Motivasi Kemajuan Pemuda Muslim ASEAN

Bacaan Lainnya

Islam bukanlah agama yang mengatur masalah ibadah saja, atau zikir, puasa, dan menjadi baik bagi diri sendiri. Islam mengatur kita mulai dari hal kecil sampai ke hal yang kompleks. Dari masuk kamar mandi sampai masuk surga.

Dalam berpakaian pun tak cukup hanya menutup, namun mengatur bagaimana standar perempuan menutup aurat secara benar. Dalam penentuan standar baik buruk pun, Islam tak membolehkan kita untuk berstandar pada akal manusia yang lemah.

Semua aktivitas yang kita lakukan wajib terikat dengan aturan yang Maha Kuasa. Kita tahu dan kita sadari bahwa saat ini kita tak sedang baik-baik saja. Dari segi moralitas, pergaulan bebas adalah hal biasa. Padahal HIV AIDS jelas akan membahayakan generasi muda jika itu dibiarkan begitu saja.

Pendidikan dalam Islam, semestinya membentuk pribadi yang takut pada Rabb-Nya. Tak sekedar pintar intelektualnya. Kita pun melihat ketidakadilan hukum, tumpul pada pejabat, tajam pada rakyat.

Kita adalah pemuda. Kita adalah harapan masa depan umat. Tak seharusnya kita hanya berdiam diri melihat kemungkaran ada di depan mata. Kita adalah generasi peradaban.

Baca Juga: Tantangan Dakwah dan Inspirasinya di Bulan Juni

Generasi yang memiliki karakter dan jiwa kepemimpinan hakiki sebagaimana yang digambarkan Al-Qur’an sebagai khoiru ummah. Mereka adalah generasi yang bermanfaat, berpengaruh dalam kebaikan, menginspirasi berbuat kebaikan, dan mencegah kerusakan.

Generasi yang memiliki ilmu Islam, menguasai ilmu terapan dan berkepribadian Islam. Mereka adalah pemuda yang memiliki keteguhan pada Islam hingga akhir hayat dan senantiasa berdakwah untuk menegakkan Islam.

Coba kita tengok sejarah perjuangan Muhammad Al-Fatih, Zaid bin Haritsah, dan generasi pemuda zaman old lainnya, yang sejak kecil mereka sudah memiliki fokus untuk tujuan menata masa depan umat. Mereka mengisi waktunya untuk berlatih dan berkarya.

Bahkan, mereka selalu men-challenge dirinya, untuk mengoptimalkan segala potensi terbaiknya dalam menorehkan tinta emas dalam sejarah peradaban Islam. Segala hal dengan masalah pribadi, mereka selesaikan sesuai dengan tuntunan hukum syara’.

Baca Juga: Pentingnya Kesadaran Mahasiswa sebagai Cendekiawan Muslim yang Berintelektual dalam Menulis

Sehingga, membuat mereka tidak kehilangan jati diri sebagai muslim. Begitulah mulianya perjuangan generasi pemuda zaman dulu. Seharusnya ini menjadi pelajaran bagi kita. Sebab, Allah Subhanahu wa ta’ala telah memberikan keluasan potensi yang sama dengan sarana dan fasilitas yang berbeda.

Fasilitas berupa teknologi yang memudahkan kita dalam mendapatkan ilmu, berkarya, bahkan menjadi media penyebaran dakwah masa kini. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dikatakan bahwasanya Rasulullah Salallahu ‘alaihi wassalam pernah bersabda:

Sungguh Allah benar-benar kagum dengan pemuda yang tidak memiliki shobwah”. Artinya, Allah akan kagum kepada pemuda yang dengan segala potensinya, berdiri tegak dalam barisan kebenaran. Mereka adalah kaum muda yang meninggalkan hawa nafsunya yang negatif dan berbuat baik dalam agama.

Maka dari itu, yuk segera ambil peran terbaik kita. Jangan sampai tinta sejarah yang kita tulis, tidak menorehkan tinta emas tentang kita yang berproses dalam mengemban kalimat-Nya. Dakwah adalah kewajiban bagi seorang laki-laki dan seorang perempuan.

Seberapapun aktivitas kita, dakwah adalah wajib. Ingatlah sebuah ayat. “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru pada kebajikan, menyeru yang makruf dan mencegah dari yang munkar.” (QS. Ali-Imran: 104)

Tim Penulis:

1. Nuviza Nairowati
Mahasiswa Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia.

2. Nurafni
Mahasiswa Ahwal Syakhshiyah, Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia.

3. Nur Zaytun Hasanah
Mahasiswa Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia.

Editor: Ika Ayuni Lestari

Pos terkait