Diabetes melitus, atau yang lebih dikenal masyarakat sebagai kencing manis, merupakan penyakit yang Kronis dan merupakan penyakit yang paling umum menjadi masalah kesehatan di Indonesia dan juga Global. Indonesia menempati posisi mengkhawatirkan terkait prevalensi diabetes.
Berdasarkan data dari International Diabetes Federation (IDF), Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah penderita diabetes tertinggi di dunia.
Tingginya konsumsi gula dan kebiasaan hidup tidak sehat di masyarakat kita mempengaruhi tingginya penyandang diabetes di Indonesia, bukan hanya orang dewasa dan lansia, bahkan anak anak, remaja dan balita juga dapat terkena diabetes karena gaya hidup yang kurang sehat dan karena faktor keturunan.
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya diabetes dan pengobatan yang tepat menyebabkan banyak kasus overdosis atau penyalahgunaan obat. Hal ini sering kali berujung pada komplikasi serius, bahkan kematian.
Disinilah peran penting Apoteker diperlukan guna untuk memberikan edukasi kepada pasien diabetes agar tidak terjadi penyalahgunaan obat hingga overdosis pada pasien diabetes. Apoteker memiliki keahlian khusus dalam pengetahuan mendalam tentang obat obatan mereka mengetahui akan mekanisme kerja obat, efek samping, dan interaksi obat.
Apoteker juga punya akses langsung terhadap akses ke Pasien, Dokter spesialis, dan juga obat obatan itu sendiri sehingga peran apoteker dalam memberikan edukasi terhadap pasien diabetes sangat penting karena merekalah yang punya peran vital akan penyaluran obat kepada pasien secara langsung.
Salah satu terapi obat pada pasien diabetes adalah penggunaan insulin, Terapi insulin merupakan pengobatan utama pada diabetes melitus terutama pada pasien diabetes tipe 1 dan 2.
Pada diabetes tipe 1 terapi insulin diperlukan dan mungkin bisa terus berlanjut hingga seumur hidup karena pankreas tidak lagi bisa menghasilkan insulin yang digunakan untuk mengatur gula darah dalam tubuh, sehingga terapi insulin sangat diperlukan, sedangkan pada pasien diabetes tipe 2 obat obatan oral mungkin sudah tidak lagi efektif dalam mengatur kadar gula darah karena tubuh resisten terhadap insulin, dan diperlukan bantuan suntik insulin untuk mengatur kadar gula dalam darah.
Menurut data dari National Library of Medicine di tahun 2021 menunjukkan bahwa ada setidaknya 200 juta orang penderita diabetes tipe 1 dan 2 yang secara global memerlukan insulin untuk melanjutkan hidup mereka.
Hipoglikemia atau kondisi medis seseorang dimana kadar gula darah seseorang turun dibatas normal, data dari jurnal ilmiah Medicamento hipoglikemia merupakan penyebab kematian sekitar 3% dari seluruh penyandang diabetes yang bergantung pada insulin, hal ini dapat terjadi karena overdosis pada penggunaan suntik insulin yang membuat kandungan gula dalam darah turun secara drastis dan pada batas normal.
Ada beberapa dampak juga yang dikarenakan dosis insulin yang tidak sesuai seperti pusing, mual, keringat dingin, muntah, gangguan keseimbangan, jantung berdebar dan kesadaran menurun.
Menurut saya disinilah peran apoteker sangat penting, karena seperti yang saya jelaskan diatas bahwasanya apoteker punya akses langsung terhadap obat-obatan, interaksi langsung kepada pasien dan juga pengetahuan terhadap kegunaan obat, dosis dan juga efek samping yang membuat apoteker memiliki kewajiban untuk mengedukasi pasien diabetes akan bagaimana penggunaan insulin dan obat-obatan diabetes secara tepat dan tidak overdosis.
Apoteker juga dapat memberikan konseling pada pasien dengan memberikan pendekatan yang baik, menggunakan bahasa yang sederhana dan menghindari penggunaan bahasa atau istilah medis karena tidak semua orang paham akan istilah istilah medis, dan memberikan pengetahuan kepada pasien akan informasi mengenai cara kerja obat, informasi mengenai efek samping.
Apoteker memiliki peran penting dalam menjadi jembatan antara pasien dan tim kedokteran karena apoteker adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan per obat obatan dan yang menerima rekomendasi obat obatan dari dokter.
Mengikuti perkembangan terbaru tentang sistem farmasi dan juga industri farmasi dan teknologi penyuntikan insulin agar apoteker dapat memberikan informasi dan edukasi yang tepat kepada para pasien maupun keluarga pasien agar tidak ada lagi penyalahgunaan penggunaan suntik insulin kepada pasien diabetes.
PT Kalbe Farma Tbk bersama dengan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) berkolaborasi dalam meningkatkan edukasi terhadap pasien diabetes mengenai penggunaan obat obatan dan informasi mengenai teknologi pengobatan melalui apoteker di seluruh Indonesia.
Ketua Umum Himpunan Seminat Farmasi Rumah Sakit (HISFARSI), apt. Drs. H. Ruslan M Rauf, M.Kes. memaparkan bahwasanya tenaga Kesehatan termasuk apoteker tidak bisa bekerja sendiri, maka dari itu mereka selalu memerlukan informasi terbaru terkait riset dan obat obatan yang bisa digunakan Masyarakat untuk mendorong peningkatan kondisi Kesehatan pasien diabetes.
Oleh karena itu apoteker memiliki peran penting dalam mengedukasi Masyarakat khususnya pasien diabetes, untuk mengubah gaya hidup dan mulai meninggalkan pengetahuan penggunaan obat obatan khususnya insulin.
Apoteker, Tenaga Kesehatan, Pemerintah, dan juga Masyarakat harus saling bekerja sama untuk mendukung program Pharmacist Xperience untuk menekan angka penderita diabetes dan juga mengurangi angka kematian akibat penyalahgunaan obat obatan.
Selain program tadi Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) juga memiliki program lain yang spesifik membahas tentang penggunaan insulin yaitu “Role of Pharmacist in New Insulin Co-Formulation” yang memberikan pengetahuan kepada para apoteker dan juga pasien untuk mengetahui manajemen insulin mandiri untuk menjaga kestabilan insulin sehingga dapat memberikan efek terapi yang maksimal.
Apoteker memiliki peran penting dalam memberikan edukasi terhadap pasien diabetes mengenai penyimpanan insulin dengan rantai dingin dapat menjaga kestabilan insulin pada suhu 2-8℃ dan juga memberi edukasi pasien kepada pasien terhadap penggunaan insulin yang rasional, waktu penggunaan insulin yang tepat dan juga edukasi mengenai pembuangan limbah insulin yang tidak bisa dibuang secara sembarangan dan harus dikembalikan ke fasilitas Kesehatan.
Apoteker memiliki peran vital dalam mendukung pasien diabetes melalui edukasi yang efektif. Dengan kolaborasi antara apoteker, tenaga kesehatan lainnya, dan masyarakat, kualitas hidup pasien dapat ditingkatkan dan risiko komplikasi dapat diminimalkan.
Penulis: Sakila Az Zahra Allesandra
Mahasiswa Jurusan Farmasi, Universitas Muhammadiyah Malang
Editor: I. Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News