Stunting merupakan permasalahan gizi yang paling banyak terjadi di seluruh dunia pada usia balita dan dapat menghambat pertumbuhan. Menurut data Kemenkes pada tahun 2018 prevalensi stunting di Indonesia sebesar 30,8%.
Masalah stunting pada anak dibawah usia lima tahun perlu mendapatkan perhatian lebih karena dapat menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan otak pada anak sehingga saat usia dewasa akan mengakibatkan masalah seperti sulit berkonsentrasi, menurunnya produktivitas kerja dan penyakit degeneratif, misalnya: diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung koroner dan stroke (Mulyasari, 2016).
Stunting dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu faktornya adalah kurangnya asupan makanan yang mengakibatkan asupan zat gizi makro seperti energi, protein, lemak dan karbohidrat tidak mencukupi kebutuhan zat gizi. Asupan makan berperan penting dalam perkembangan dan pertumbuhan pada balita.
Protein merupakan makronutrien penting yang mengandung komponen esensial, selain berperan dalam perkembangan dan pertumbuhan, protein juga berperan dalam perkembangan neurokognitif, menentukan komposisi tubuh, meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan fungsi organ tubuh.
Kebutuhan protein pada usia balita lebih tinggi dibandingkan usia yang lebih tua yakni (0,92 – 1,02 g/kg BB/hari), rata-rata konsumsi protein di Indonesia per Kapita per Hari adalah 55,5 gram (Sindhughosa, 2023).
Protein akan dicerna di lambung menjadi asam amino. Asam amino adalah senyawa biokimia yang dibutuhkan oleh tubuh seperti darah, tulang, otot, rambut dan sel tubuh lainnya.
Protein hewani adalah protein yang bersumber dari lauk hewani dengan kandungan asam amino lebih lengkap dibandingkan dengan sumber protein nabati. Sumber protein hewani adalah daging sapi, daging kambing, ikan, ayam, hati ayam, telur, udang, cumi, kerang, lobster, keju dan susu.
Protein hewani juga mengandung tinggi kalsium yang bermanfaat pada pertumbuhan tulang terutama pada usia balita yang masih dalam masa pertumbuhan (Rahayu, 2015).
Oleh karena itu, konsumsi sumber protein hewani sangat dibutuhkan bagi balita usia 6 bulan – 5 Â tahun agar kebutuhan protein terpenuhi dan mencegah terjadinya stunting.
Penulis: Oliviano Carolis
Mahasiswa Profesi Dietisien, Universitas Esa Unggul
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News