Obrolan mengenai kopi belakangan ini begitu hangat dan mendalam, tidak hanya sekedar mengenal kopi sebatas sebuah minuman, namun lebih jauh dari itu. Cafe atau warung kopi tersebar di setiap pinggiran jalan dengan beragam penyajian kopi dan menunya. Secara tidak langsung ini juga memunculkan kontestasi baik secara finansial sekligus tentang kualitas.
Sejarah Penyajian Kopi
Terhitung sebelum abad ke-9, kopi hanya dapat dikonsumsi pada wilayah yang memproduksi kopi. Sampai kemudian setelah perkembangan industri perdagangan cukup maju. Barulah biji kopi tersebar ke beberapa wilayah untuk memenuhi permintaan dari berbagai macam Negara.
Pada era sekarang ini, kopi menjadi minuman yang paling mudah ditemukan pada Negara penghasil kopi, Indonesia sebagai negara yang dikenal dengan penghasilan ekspor kopi relatif besar yang mencapai angka 16,65 ton. Setiap Negara memiliki cara tersendiri dalam penyajian kopi, mulai dari yang unik sampai dengan estetis.
Indonesia sendiri mempunyai budaya cara penyajian kopi yang biasa dikenal dengan sebutan Kopi Tubruk. Metode pembuatannya terbilang sangat mudah dan sederhana, hanya menuangkan air panas secukupnya pada kopi yang sudah disajikan. Penyajian yang sederhana tidak berarti Kopi Tubruk khas Indonesia mempunyai rasa yang juga begitu sederhana, karena setiap kopi punya karakteristik tersendiri.
Selain jenis Kopi Tubruk yang khas di Indonesia, masyarakat konsumtif juga mempunyai pola yang relatif tinggi. Berdasarkan konsumsi kopi pada beberapa tahun ini, dapat dikatakan meningkat dengan ditandai beberapa Coffee Shop atau warung-warung kopi besar yang beredar hampir di setiap sudut kota besar yang berada di indonesia.
Kopi bukan lagi sesuatu yang tabu dalam masyarakat untuk dikonsumsi dan menjadi hal yang terhitung primer pada abad ini. Sehinggah menjadi hal yang begitu penting dalam melakukan aktivitas atau menjadi pelengkap dalam sebuah pertemuan non formal ataupun formal.
Kopi di Era Modern
Seiring dengan perkembangan teknologi dalam penyajian kopi, hampir di beberapa warung kopi sudah jarang kita temukan budaya Tubruk konvensional disajikan kepada pengunjung. Budaya tubruk hanya dapat kita temui di warung-warung kopi tradisional dan di rumah oleh buatan sang ibu.
Dengan adanya teknologi terobosan baru dalam bidang penyajian kopi seakan-akan kopi tubruk menjadi hal asing lagi bagi kita. Di setiap warung kopi dapat kita jumpai dengan menu beraneka ragam, tapi jarang kita temui dalam menu itu terdapat kopi tubruk. Ada beberapa menu paling di minati disetiap warung kopi, salah satunya yaitu ESPRESSO yang berasal dari Italia.
Perlu kita ketahui Italia menjadi negara terbesar penghasil mesin kopi pada abad ini walaupun bukan sebagai negara penghasil kopi. Setelah masuknya mesin kopi pada beberapa tahun lalu ini menandakan bahwa revolusi kopi telah dimulai. Secara tidak sadar, budaya kopi yang pernah kita kenal sebagai cita rasa khas indonesia yaitu tubruk secara perlahan tergesarkan oleh kopi espresso yang menjadi hal yang terbauru.
Selama ini kita terhegemoni terhadap paradigma tentang kopi yang membuat kita lupa akan budaya kopi kita yaitu tubruk. Seakan-akan hegemoni ini menanggap bahwa penyajian kopi secara tradisional (tubruk) itu tertinggal dengan tren masa kini. Perlu kita ketahui bahwasanya Indonesia menjadi negara penghasil kopi terbesar dari beberapa negara.
Sebenarnya kita harus menjaga tradisi atau budaya tubruk ini yang menjadi icon dalam penyajian kopi di indonesia. Bukan suatu masalah Indonesia menjadi pengeskpor kopi kebebrapa wilayah. Namun yang perlu diperhatikan kita harus memperkenalkan bahwa kita mempunyai ciri khas dalam penyajian kopi kita sendiri.
Firman Pandu Ramadahan
Mahasiswa Universitas Andi Djemma
Editor: Muflih Gunawan
Baca Juga:
Ngopi Pemuda Sulsel Berhasil Dihelat Pertama Kali di Kopi Zone
Dibalik Nikmat Secangkir Kopi
Mahasiswa KKN Unnes 2019 Latih Masyarakat Buat Sabun dari Kopi