Jakarta – Kita pasti sudah tidak asing lagi dengan yang namanya Covid-19 atau Corona Virus. Pandemi yang membuat kita tidak memiliki ruang gerak yang bebas ini juga tidak dapat dipungkiri dampaknya terhadap banyak sektor dalam kehidupan kita. Contohnya seperti ekonomi, politik, dan tentunya psikologis kita. Namun, faktanya masih banyak orang yang mengabaikan masalah psikologis atau mental diri mereka sendiri. Masih banyak orang yang masih merasa dirinya immune atau kebal dari terinfeksi virus covid-19 ini.
Tahukah Kamu?
Covid-19 memiliki dampak yang sangat besar terhadap kesehatan psikologi seseorang yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas imun tubuh seseorang. Imunitas tidak hanya diukur dari kesehatan fisik atau jasmani kita, tetapi juga psikologi atau rohani kita. Tubuh kita menghasilkan banyak hormon yang dapat meningkatkan kualitas imunitas tubuh kita.
Para peneliti mengatakan bahwa stress dapat menyebabkan menurunnya imunitas tubuh. Bagaimana tubuh dan sistem kekebalan tubuh merespon stress tergantung dengan kronis atau tidaknya stress tersebut.
Menurut Dr. Dra. Endang Mariani, M.Psi, Koordinat Psikologi Bidang Medis Medis Tim Koordinator Relawan Nasional SATGAS Penanganan Covid-19, saat seseorang merasa takut, cemas, stress, atau bahkan depresi tubuh akan mengeluarkan hormon-hormon yang dapat mengurangi kualitas imun tubuh. Hal ini dapat memudahkan tubuh kita untuk terserang penyakit. Begitu juga sebaliknya, saat seseorang memiliki kondisi psikologi yang sehat, tubuh akan mengeluarkan hormone yang dapat meningkatkan imunitas tubuh kita.
Saat ini, ada banyak orang yang menderita gangguan psikomatis. Psikomatis adalah gangguan fisik yang disebabkan oleh factor mental seperti stress dan kecemasan. Stress dan kecemasan ini dapat dipicu dari berbagai macam hal seperti membaca berita hoax, menurunnya pemasukan, dan lain sebagainya. Perlu diingat bahwa apapun yang kita lakukan dapat mempengaruhi kesehatan mental diri kita sendiri.
Kesehatan Psikologi/Mental dan Para Relawan
Gangguan mental atau stress pun juga dapat dialami oleh para relawan yang berperan sebagai gardu terdepan dalam memerangi pandemi. Padatnya jadwal pekerjaan dapat membuat stamina menurun yang nantinya dapat menjadi salah satu pemicu menurunnya imunitas tubuh. Hal ini, seperti yang kita ketahui, dapat memudahkan penyakit untuk masuk ke dalam tubuh.
Pemerintah menyediakan Tim Psikososial bagi para relawan yang bekerja di rumah sakit karena tingginya tingkat stress yang dialami dalam jangka waktu yang Panjang. Hal ini dapat dipicu oleh interaksi langsung dengan pasien covid-19 dalam jumlah yang banyak dan jangka waktu yang lama.
“Setelah beberapa bulan sekarang ini kita melihat adanya kebutuhan bantuan psikososial untuk mereka sebagai tampat mereka cerita dan lain-lainnya”, ucap Andre Rahadian SH., LL.M., M.Sc selaku Ketua Tim Koordinator Relawan Satuan Tugas Penanganan Covid-19.
Saat ini ada sekitar 32.700 relawan yang bertugas termasuk diantaranya 7000 tenaga medis yaitu dokter, perawat, tenaga laboratorium serta supir ambulance yang bertugas di rumah sakit darurat seperti Wisma Atlet atau fasilitas penanganan covid-19 lainnya. Para relawan tenaga non-medis dengan rata-rata usia dibawah 30 tahun ini bertugas membantu mengubah pola berpikir masyarakat dengan memberikan edukasi 3M. Para relawan juga membantu mengajak anak-anak muda untuk menunjukan sikap lebih perduli melalui Tiktok Challenge.
Upaya yang Bisa Kita Lakukan
Kurangnya keperdulian masyarakat dalam memematuhi protokol kesehatan menjadi masalah. Kurangnya kesadaran ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah masyarakat yang masih saja lalai dalam mematuhi protocol kesehatan dengan jarang mencuci tangan dengan air, tidak memakai masker dengan benar, dan tidak menjaga jarak.
Oleh karena itu, kita sebagai anak muda harus membantu pemerintah dalam mengkampanyekan pendisiplinan dalam melaksanakan protokol kesehatan. Tidak hanya itu, memperdulikan kesehatan mental orang disekitar kita, terutama para relawan, juga merupakan hal yang dapat dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan imunitas tubuh agar tidak terjangkit virus corona.
Ada banyak hal yang dapat membantu kita menjaga kesehatan mental, diantaranya dengan memulai hobi baru atau mencari kesibukan, karena dengan begitu kita akan menanamkan pandangan positif terhadap situasi dan kondisi yang ada. Berhenti membaca berita hoax dan mulai memilih-milih informasi juga perlu dilakukan guna mendapatkan mental yang sehat.
Yang terakhir, selalu melihat keadaan melalui sisi positif, karena hal itu dapat menjauhkan kita dari pikiran-pikiran negatif yang nantinya dapat merugikan kita. Dan tentunya jangan melupakan protokol dalam menjalani kegiatan sehari-hari, yaitu 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak). Dengan mengikuti protokol kesehatan dari pemerintah, kita akan terhindar dari paparan virus Covid-19. Hal itu merupakan bantuan yang dapat kita berikan pada relawan dan petugas medis yang sedang berjuang memerangi virus covid-19 demi bangsa ini. Ingat, waspada bukan panik ya teman-teman.
Nabila Putri Darsono
Mahasiswa Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR
Editor: Muhammad Fauzan Alimuddin
Baca Juga:
Psikologi Humanistik dalam Pendidikan
Dampak Psikologi Anak yang Sering Dipukul Sejak Dini
Kenapa Harus Belajar Psikologi?