Salah satu desa yang memiliki keindahan alam dan budaya yang kaya adalah Desa Bedingin, yang terletak di Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Festival Gunung Gemplah dan Bazar Durian merupakan salah satu acara tahunan yang paling ditunggu-tunggu oleh penduduk setempat dan pengunjung.
Acara ini menjadi ajang untuk memamerkan potensi desa dan meningkatkan ekonomi lokal selain memberikan hiburan dan pemandangan yang menakjubkan.
Sejarah dan Latar Belakang
Dalam upaya untuk menyoroti potensi Desa Bedingin untuk wisata alam dan budaya, Festival Gunung Gemplah pertama kali diadakan pada tahun 2010. Bukit yang dikenal dengan nama Gunung Gemplah ini menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan, dipenuhi dengan dedaunan hijau dan udara yang menyegarkan. Masyarakat setempat juga menghargai bukit ini secara spiritual dan sejarah.
Namun, Desa Bedingin terkenal sebagai penghasil durian dengan kualitas terbaik. Komunitas ini secara konsisten memanen durian dalam jumlah yang melimpah setiap tahunnya, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi para penggemar buah berduri ini.
Kemudian, dalam upaya untuk menarik lebih banyak tamu dan memberikan kesempatan kepada petani durian lokal untuk menjual hasil panen mereka, Bazar Durian dilakukan bersamaan dengan Festival Gunung Gemplah.
Baca Juga:Â Jakabaring Sport City: Transformasi Menjadi Destinasi Wisata Instagramable Bagi Gen-Z
Rangkaian Acara Festival Gunung Gemplah
Upacara Pembukaan
Sebuah upacara pembukaan diadakan untuk memulai acara tersebut, dan dihadiri oleh para tamu undangan, politisi lokal, dan tokoh masyarakat. Tarian dan musik tradisional Ponorogo, seperti Reog Ponorogo, yang telah menjadi ikon daerah, biasanya ditampilkan selama perayaan untuk memeriahkan acara.
Pendakian Gunung Gemplah
Salah satu kegiatan utama dalam festival ini adalah pendakian Gunung Gemplah. Para peserta, baik warga lokal maupun wisatawan, diajak untuk mendaki bukit ini sambil menikmati pemandangan alam yang indah. Rute pendakiannya cukup menantang namun menyenangkan, dan sesampainya di puncak bukit, para peserta akan disuguhi panorama yang memukau dan udara segar yang menyegarkan.
Lomba Fotografi Alam
Bagi para pecinta fotografi, festival ini juga menyelenggarakan kompetisi fotografi alam. Para peserta diminta untuk mengabadikan keindahan alam di sekitar Gunung Gemplah dan suasana festival. Lomba ini tidak hanya menarik minat fotografer lokal, namun juga fotografer dari berbagai daerah yang tertarik dengan keindahan alam Ponorogo.
Pertunjukan Seni dan Budaya
Selama festival berlangsung, terdapat berbagai pertunjukan seni dan budaya yang diselenggarakan di panggung utama. Selain Reog Ponorogo, ada juga pertunjukan tari tradisional lainnya, musik gamelan, serta pertunjukan wayang kulit. Pertunjukan-pertunjukan ini tidak hanya menghibur, namun juga menjadi sarana untuk melestarikan dan memperkenalkan budaya lokal kepada generasi muda dan wisatawan.
Bazaar Durian: Surganya Pecinta Durian
Bersamaan dengan Festival Gunung Gemplah, Bazar Durian menjadi salah satu atraksi utama yang tidak boleh dilewatkan. Berbagai jenis durian lokal dari Desa Bedingin dan sekitarnya dipamerkan dan dijual dengan harga terjangkau. Pengunjung bisa menikmati durian langsung di tempat atau membelinya untuk dibawa pulang. Berikut beberapa kegiatan yang biasanya ada dalam bazar durian:
Pameran Durian Unggulan
Para petani durian lokal memamerkan berbagai jenis durian unggulan mereka. Pengunjung dapat mempelajari lebih lanjut tentang jenis-jenis durian yang tersedia, cara membedakan durian yang berkualitas, dan cara memilih durian yang matang sempurna.
Lomba Makan Durian
Kompetisi makan durian adalah salah satu acara yang paling ditunggu-tunggu di bazaar ini. Dalam waktu yang telah ditentukan, para peserta diminta untuk memakan durian sebanyak-banyaknya. Penonton selalu tertawa dan bertepuk tangan selama pertarungan ini, yang memberikan pengalaman yang luar biasa dan tak terlupakan bagi para peserta.
Workshop Pengolahan Durian
Selain menikmati durian segar, pengunjung juga dapat mengikuti workshop pengolahan durian. Di sini, mereka akan diajarkan berbagai cara mengolah durian menjadi berbagai produk olahan seperti dodol durian, es krim durian, dan kue durian. Workshop ini memberikan nilai tambah bagi para petani dan pelaku usaha lokal untuk meningkatkan nilai jual produk durian mereka.
Kuliner Durian
Di bazaar ini juga tersedia berbagai macam kuliner lezat berbahan dasar durian. Semuanya tersedia untuk dinikmati di sini, termasuk pancake, es krim, dan minuman durian. Para tamu dapat menikmati berbagai macam kuliner yang kreatif dan lezat.
Baca Juga:Â Wisata: Kampung Durian Pakis, Jember
Dampak Positif Festival dan Bazar
Bazar Durian dan Festival Gunung Gemplah sangat bermanfaat bagi Desa Bedingin. Pertama, wisatawan dari berbagai daerah, termasuk dari luar negeri, datang ke acara tersebut. Hal ini secara langsung berdampak pada kemampuan masyarakat setempat untuk menghasilkan lebih banyak uang, terutama untuk usaha kecil dan pedagang.
Kedua, festival ini berfungsi sebagai alat pemasaran yang kuat untuk memamerkan produk dan potensi wisata desa yang luar biasa. Hasilnya, Desa Bedingin menjadi lebih dikenal dan diakui sebagai salah satu tempat wisata yang paling memikat di Ponorogo.
Perayaan ini juga mendorong keterlibatan masyarakat dalam pelestarian lingkungan alam dan budaya setempat. Masyarakat didorong untuk lebih berperan aktif dalam menjaga lingkungan dan warisan budaya yang ada melalui berbagai kegiatan yang telah direncanakan.
Kesimpulan
Salah satu acara tahunan yang paling meriah dan penting di Desa Bedingin, Ponorogo, adalah Festival Gunung Gemplah dan Bazaar Durian. Festival ini memadukan keindahan alam, keanekaragaman budaya, dan kelezatan durian dalam satu paket yang luar biasa dengan berbagai kegiatan yang menarik.
Bagi Anda yang menyukai alam bebas, budaya, dan makanan, festival ini wajib dikunjungi. Desa Bedingin tidak hanya memamerkan potensi lokalnya melalui festival ini, namun juga berkontribusi secara signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat dan pelestarian budaya.
Penulis: M. Ivan Hariansyah, Audya Anindita Kusumadewi dan Siwi Galuh Wijayanti
Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Editor: I. Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News