Problematika Mahasiswa Baru Salah Jurusan, Apa Solusinya?

Mahasiswa Salah jurusan

Sebagai mahasiswa baru yang baru memasuki perguruan tinggi merupakan suatu langkah awal dalam perjuangan menata masa depan. Mengapa tidak? Bagi setiap mahasiswa yang melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi tidak lain adalah untuk merekontruksi segala potensi diri agar cakap berilmu sebagai kaum penggerak perubahan.

 Rekontruksi diri selama menempuh kuliah akan diawali dengan jurusan yang ia geluti sesuai minat dan bakat yang diinginkan. Karena bakat dan minat yang terhubung dengan jurusan kuliah yang dipilih akan menentukan masa depan mereka sebagai mahasiswa. Jurusan merupakan sebagai jembatan mahasiswa yang menghubungkan ke dalam panca indera untuk meningkatkan kualitas dan skil mereka.

Karenanya jurusan kuliah atau program studi bagi seorang siswa yang akan menjadi mahasiswa harus dipikirkan secara matang lebih awal berhubung hal tersebut merupakan hal penting dalam menentukan masa depan. Kampus sendiri sebagai pusat akal sehat yang memiliki metedologi penting hingga sarana dan prasarana dalam mengkoneksikan tranformasi ilmu pengetahuan terhadap mahasiswa.

Bacaan Lainnya

Mengutip ungkapan Filsuf Indonesia, Rokcy Gerung, mengatakan “Kampus sebagai perjuangan dalam mentransformasikan segala bidang ilmu pengetahuan yang isi di dalamnya saling merekontruksi dengan refrensi untuk saling berargumentasi, Ucapnya”. Bagi mahasiswa yang baru diterima di perguruan tinggi merupakan kesempatan penting bagi sejarah perkembangan hidup seseorang yang akan dilalui.

Tentunya menjadi mahasiswa merupakan keinginan bagi sebagian besar orang yang didamba-dambakan. Tidak sedikit bagi mereka demi dapat menempuh pendidikan tinggi untuk memaksakan diri meskipun secara finansial bukan berasal dari kalangan orang-orang mampu seperti kalangan menengah ke bawah. Namun terkadang sebagain dari mereka menjadi mahasiswa tidak sesuai dengan keinginan seperti jurusan yang mereka pilih.

Hal ini terdapat beberapa faktor setelah diterima di perguruan tinggi seperti mendaftar perguruan tinggi negeri atau swasta namun tidak diterima jurusan yang ia pilih, mendapat beasiswa dari kampus namun tidak sesuai dengan jurusan utama yang ia pilih, desakan orang tua hingga ia yang ikut-ikutan teman-temannya. Hal ini menjadi dilema sendiri bagi mahasiswa baru untuk melanjutkan kuliah di perguruan tinggi yang sudah diterima.

Namun permasalahan tersebut bagi penulis dianggap sebagai hal yang lumrah bagi mahasiswa tinggal bagaimana cara mengatur persepsi untuk memposisikan diri dengan niat yang tetap baik (optimistis) meskipun tidak sejalan dengan keinginan diawal dalam memilih jurusan yang diprioritaskan.

Apa yang perlu dilakukan bagi mahasiswa baru yang mengalami salah pilih jurusan atau bahkan kakak tingkat mereka sudah lebih awal mengalami salah jurusan?

Mengutip penjelasan hasil kajian diskusi yang didakan oleh HMI Komisariat Tarbiyah IAIN Madura (07-10-2020) yang diisi oleh KAHMI Pamekasan sekaligus Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Madura yang diadakan di Stadion Ratu Pamelingan Pamekasan, Wahab Syakhirul Alim M.Pd, mengatakan,  “Salah pilih jurusan bukan akhir dari segalanya yang menentukan masa depanmu kelak, artinya salah jurusan tidak menjamin pula kalian akan suskes tidaknya. Melainkan bagaimana mengubah persepsi kalian dalam memilih jurusan yang kita pilih tidak sesuai dengan keinginan utama menjadi itu lebih baik untuk diperjuangkan dari sebelumnya, karena itu adalah langkah awal menatap masa depan, kecuali dalam langkah kita yang sudah ditempuh dalam menjalani kuliah salah jurusan masih jauh dari target, tidak ada jalan keluar lagi kecuali mengulang dari awal memilih jurusan yang kita inginkan. Terangnya”. Maka, jadikanlah salah jurusan sebagai tantangan untuk berusaha keras dalam menekuni hingga mencintai jurusan yang sudah diterima.

Berapa banyak diluar sana mahasiswa berprestasi dengan jurusan yang ia tidak diinginkan diawal. Yang lebih penting dalam menekuni dan mencintai jurusan yang kita sudah dipilih adalah dengan meningkatkan tranformasi proses pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas seperti mengikuti organisasi dengan se-linear untuk mendukung transformasi keilmuan sesuai dengan jurusan ataupun komunitas-komunitas yang se-linear dengan jurusan yang ia pilih.

 Mengutip perkataan mutiara Buya Hamka, “jangan takut gagal karena orang gagal hanyalah orang yang tidak pernah melangkah”. Perkataan mutiara tersebut bisa dijadikan inspirasi buat mahasiswa maupun orang-orang umumnya dalam membangun sinergi berkualitas mencapai tujuan kita yang diperjuangkan dalam kehidupan ini.

Buatlah target dengan usaha yang keras untuk mendorong keinginan membentuk insan akademis dan bertanggungjawab dalam jurusan yang sudah diterima atau dipilih. Meski demikian jangan menutup ilmu yang kita bisa raih yang tidak hanya termanifestasi satu bidang ilmu dimensi saja, melainkan universalitas dimensi keilmuan yang dapat diperoleh di kampus maupun di luar kampus.

Kita bisa manfaatkan sebagai bekal kita insan yang siap dalam menyelesaikan segala persoalan di sekeliling kita yang itu menjadi bagian tugas besar mahasiswa yang dijuluki dengan kaum intelektual. Diakhir mengutip Surah At-taubah (9) : 41, “Berangkatlah kamu, baik dalam keadaan ringan maupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu dijalan Allah. Yang demikian itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.”

Hanafi
Mahasiswa Prodi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial IAIN Madura

Editor: Muflih Gunawan

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI