Sebuah puisi oleh: Nobel Sinatra Ginting*
Seketika kita Nampak likas
Setelah pisau tertancap di dadak
Pisau yang tumpul tidak meninggalkan bekas
Namun lara dan duka yang membatu
Kita baru saja bersama
Tapi kebahagiaan itu kau ubah sendiri
Menanam benih-benih lada
Hingga nyeri dan sesaknya inginkanku mati
Apa ketenangan jiwa itu berat
Kenapa hanya aku yang habis kau babat
Apa menang sendiri, justru membuatmu takut
Apa aku yang kalah telak, hingga kau pikat
Nampak memang bening di mataku
Terlihat tenang suara indahmu
Kita hanya bias membisu
Dalam peristiwa yang membiru
NB:
*Mahasiswa UIN SU (Universitas Islam Negeri Sumatera Utara)
Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)