Reklamasi: Sebuah Usaha Pemulihan Lahan

reklamasi lahan

Kegiatan dari reklamasi lahan dapat dilakukan jika ingin membuka lahan pertanian. Namun, perlu diperhatikan terkait tantangan reklamasi lahan sehingga pemulihan lahan berjalan dengan sempurna.

Tantangan yang pertama adalah pemulihan lahan sebab lahan bekas tambang yang memiliki bentuk tatanan lahan yang buruk sebab mampu mengakibatkan berbagai permasalahan seperti lahan berombak atau bergelombang dengan tumpukan batuan penutup, tailing tersebar sporadic, tekstur dominan sangat kasar atau sangat halus, bekas lubang tambang yang banyak, kecil-kecil dan bertebaran sporadic, batuan penutup bersifat potentially acid forming yakni batuan yang berpotensi mengandung masam, munculnya Air Asam Tambang (AAT), kondisi iklim kering, dan bahan amelioran untuk meningkatkan kualita media tanam (Dirjen PPKL, 2016).

Selain itu, kesuburan tanah bekas tambang juga rendah sebab memiliki permasalahn fisik tanah terkait tekstur dan struktur tanah, permasalahan kimiawi terkait pH tanah, kekurangan unsur hara, dan mineral toxicity, kemudian permasalah biologis yakni tutupan vegetasi dan tidak adanya mikroorganisme potensial.

Bacaan Lainnya

Lahan bekas tambang juga memiliki pH yang sangat masam, tekstur berpasir atau clay halus, kadar bahan organic sangat rendah, serta ketersediaan unsur hara makro dan mikro sangat rendah.

Upaya untuk memperbaiki lahan bekas galian tambang adalah dengan melakukan reklamasi. Reklamasi tersebut dilakukan dengan cara menutup kembali bekas galian tambang yang terbuka dengan tanah penutup (overburden) hasil galian dari lubang tersebut (Suprapto, 2008).

Pengelolaannya harus mengikuti urutan kegiatannya, yaitu pembersihan lahan (land clearing), pengelolaan tanah pucuk (topsoils), penanganan limbah (mining waste), penambangan batubara (mining operation), penanganan air, serta upaya rehabilitasi lahan (reclamation-revegetation) untuk pemulihan lahan pasca tambang batubara (LPTB).

Penambangan batubara dapat dilakukan dengan beberapa cara yang satu di antaranya dan seringkali dilakukan adalah penambangan dengan sistem terbuka (open pit/cast).

Penambangan dengan sistem ini menyebabkan turunnya permukaan lahan tambang, terjadinya timbunantimbunan baru yang diakibatkan oleh perpindahan lapisan penutup (overburden dan interburden).

Untuk mencegah dan/atau mengurangi hal ini, ditempuh cara dengan mengembalikan lapisan penutup ke tempat asalnya, yaitu ke lahan bekas tambang.

Setelah selesai penimbunan lapisan penutup pada blok pasca penambangan, segera dilanjutkan dengan penyebaran tanah pucuk yang telah dipersiapkan sebelumnya, diikuti dengan pembuatan jenjang mengikuti garis kontur untuk menekan laju erosi dan pembuatan drainase guna menghindari genangan air pada musim hujan.

Tahapan-tahapan tersebut dinamakan dengan reklamasi dan apabila tahapan ini dapat dilakukan dengan baik dan benar, kondisi lahan tersebut siap untuk direvegetasi.

Pada kegiatan reklamasi, material yang ditimbunkan pada proses pengisian kembali (backfilling) umumnya dalam kondisi agregat hancur sehingga struktur dan pori dari tanah asalnya dalam kondisi rusak, tercipta rongga-rongga antar bongkahan tanah, terdapat fragmen-fragmen batuan dan kadang tercampur batubara pada tanahnya dan tanpa lapisan bahan organik.

Dalam kaitan tanah sebagai media tumbuh tanaman, kondisi seperti ini berakibat pada terbentuknya sistem drainase buruk, kemampuan memegang air rendah, tanah menjadi padat dan sulit ditembus akar, tanah terbuka sehingga suhu relatif tinggi serta kesuburan tanah menurun karena peningkatan kehilangan hara akibat penguapan dan limpasan permukaan.

Tujuan terpenting dari revegetasi LPTB adalah untuk memperbaiki kondisi mikroklimat, perkembangan vegetasi, peningkatan kesuburan tanah, serta menghadirkan kembali beragam satwa melalui proses suksesi secara tepat dan cepat, yang pada akhirnya tercapainya arah yang diikuti oleh keterpulihan LPTB.

Penulis: Salsabila Syahadati Alia
Mahasiswa Program Ilmu Lingkungan Pasca Sarjana UNSOED

Daftar Pustaka          

Sudarmadji, Triyono dan Wahjuni Hartati. 2013. Upaya Pemulihan dan Potensi Keterpulihan Lahan Pasca Tambang Batu Bara. Prosiding Seminar Hasil-hasil Penelitian: Reklamasi Lahan Pasca Tambang: Aspek Kebijakan, Konservasi, dan Teknologi.

Suprapto, Sabtanto Joko. 2008. Tinjauan Reklamasi Lahan Bekas Tambang dan Aspek Konservasi Bahan Galian. Buletin Sumber Daya Geologi 3 (1) : 20-31

Kementan Dorong Alih Fungsi Lahan Bekas Tambang Menjadi Area Pertanian: https://money.kompas.com/read/2022/09/10/154848226/kementan-dorong-alih-fungsi-lahan-bekas-tambang-menjadi-area-pertanian?page=all#page2.

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI