Lalapan Mareqi

UMKM
Muhammad Refki dan pemilik UMKM.

Saya menelusuri jalan Cendrawasih, Karang Bendo, Bangun Tapan, Bantul, Yogyakarta pada hari Senin (19/09/2022) pukul lima sore.

Sampai di sana saya bertemu dengan pemilik usaha dan satu pegawai laki-laki. Saya disambut dengan ramah. Pemilik usaha kuliner ini bernama Azis Idwan (25). Saya mohon izin kepada pemilik untuk melakukan observasi pada UMKM tersebut. Kemudian saya dipersilakan oleh pemiliknya untuk bertanya kepadanya, karena memang sedang sibuk.

Di Indonesia sendiri pedagang Pecel Lele selalu memasang spanduk dengan nama Pecel Lele. Namun, pada UMKM ini tentunya berbeda dengan menggunakan nama unik yang membuat para pembeli bertanya-tanya.

Bacaan Lainnya
DONASI

Baca Juga: Kuliner Bebek Pak Ping dengan Penyajian yang Unik

Usaha ini bernama “Mareqi”. Kata Mareqi sendiri dari plesetan kata di dalam bahasa Jawa yaitu maregi yang artinya mengenyangkan. Kata ini sering digunakan para orang tua saat memberi uang saku kepada anaknya dan menasehati kalau jajan yang maregi.

Awal kepemilikan usaha ini mulai didirikan oleh ayahnya pada tahun 2016 . Kemudian usaha ini diwariskan kepada sang anak bernama Azis Idwan (25). Azis sendiri sudah menjalani usaha ini sekitar dua tahun.

 “Pelayanannya tu mau ngga mau harus banyak senyum, Mas. Kalau kata orang Jawa tu jembar atine,” ujar Azis.

Karakteristik usaha ini yaitu memakai sambal yang rasanya manis. Sang pemilik juga berinovasi dengan menambahkan kresmesan pada lele dan ayam gorengnya. Tak heran jika sang pemilik berani untuk boros menggunakan minyak demi menyajikan masakan yang enak.

Target pasar dari UMKM ini yaitu ibu-ibu rumah tangga yang mencari lauk untuk keluarga di rumah. Lele dan ayam goreng menjadi pilihan karena simpel dan mudah dicari. Yang perlu diapresiasi lagi Azis mendirikan warung dengan konsep yang sederhana.

Ini untuk membantu pembeli dari kalangan bapak-bapak yang kerja berat, seperti tukang, perongsok, dan kuli. Ia memberi ruang kepada mereka agar bisa makan dengan nyaman. Karena biasanya mereka akan minder jika berada di tempat yang terlalu bagus dan mewah. Biasanya seperti tukang, perongsok, dan kuli.

Baca Juga: Duplikasi Cemilan Import Tingkatkan Penghasilan UMKM di Tengah Pandemi

Toko Kelontong

Foto bersama pemilik usaha toko kelontong Mbah Murni diambil pukul 14.25 hari Kamis (15/09/2022) oleh Hafidz Anas dan Ignatius Soni Kurniawan S.E., M.Sc., Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa.

Salah satu UMKM yang berada di dekat kos saya berada di Gang Wiro Gunan, Kecamatan Margansan Kota Yogyakarta.

Toko kelontong ialah sebuah usaha Mbah Murni. Berbagai macam yang Ia jual seperti kopi, rokok, Indomi, yang tidak asing lagi di kalangan masyarakat di sekitar Gang Wiro Gunan, dengan bermodalkan tempat yang seadanya Ia menjalankan usaha toko kelontong.

Usaha toko kelontong Mbah Murni telah dirintis sejak 2015 setelah Ia mengalami stroke ringan seperti yang ada di foto tersebut. Ia memutuskan untuk membuka toko kelontong seadanya dengan modal yang lumayan besar, Rp2 jutaan. Menurut pemilik toko kelontong, Mbah Murni yang telah berusia kisaran 68 tahun dengan usaha toko kelontong ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari keluarganya.

Toko kelontong Mbah Murni bersebelahan dengan kos-kosan yang banyak di Gang Margansan. Toko kelontong Mbah Murni buka pada jam 09.00 WIB pagi sampai jam 21.00 terkadang bisa sampai jam 22.00 tergantung ramainya pelanggan dan situasi halaman pemukiman masyarakat sekitar yang belanja ke kediamannya.

Baca Juga: “Survival Trick” Toko Kelontong di Masa Pandemi

Pada setiap menjelang salat Dzuhur, salat Ashar, Maghrib, dan salat Isya Mbah Murni selalu menutup tokonya sementara untuk melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim.

Setiap sebulan dua kali Mbah Murni kontrol ke rumah sakit (berobat) di saat itulah toko kelontong Mbah Murni libur, kontrol itu Ia jalani dengan rutin demi kesehatan dirinya.

Penulis: Muhammad Refki dan Hafidz Anas
Mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI