Banyak orang bilang sahabat itu datangnya sekali seumur hidup bahkan bisa tidak datang sekalipun dan juga ada yang menganggapnya sebagai saudara sendiri.
Benarkah itu?
Menurutku, sahabat itu bagaikan rembulan yang bersinar dalam malam hari. Dia yang memberikan kehangatan kepada kita ketika merasakan sedih dan putus asa. Dia juga yang selalu ada ketika kita butuhkan.
Baca Juga: Jadi Sahabat Hingga Akhirat
Jika waktu memisahkan kita, sahabat. Mungkin aku hanya bisa mengingatmu dalam mimpiku dan aku juga berterima kasih karena kamu mau menjadi sahabatku, selalu bersama senang maupun susah. Kita selalu bersama.
Ingatlah kata-kata terakhirku sebelum kita berpisah, “Persahabatan itu tidak bisa diukur seberapa banyak harta tetapi seberapa lama bisa bertahan dalam suka dan duka”.
Baca Juga: Kiat Sukses Dunia dan Akhirat Ala Sahabat Bertangan Mas
Terima kasih sahabatku.
Penulis: Abdul Rozak Fahrudin
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Mahasiswa Universitas Darussalam Gontor.
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi