Review Film “The Passion Of Christ” bagi Iman Kristiani

Review Film “ The Passion Of Christ” bagi Iman Kristiani
Poster Film The Passion Of Christ Sumber: tagsandchats.com

Di Tahun 2004 adalah tahun yang cukup berkesan bagi penganut Kristiani di seluruh dunia. Pasalnya, film yang disutradarai oleh aktor kondang dunia yaitu Mel Gibson menciptakan sebuah mahakarya yang dapat membuat penonton terutama penganut Kristiani kembali mengingat bagaimana perjuangan Sang Mesias Juru Selamat umat Kristiani yaitu Tuhan Yesus Kristus rela mengorbankan diri demi menebus dosa umat manusia.

Film ini menampilkan gambaran jelas tentang bagaimana perjalanan hidup Yesus Kristus pada jam-jam terakhir sebelum kematiannya. Rentetan peristiwa penyaliban yang cukup membuat penonton merasakan kesedihan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.

Bagaimana tidak, di film ini adegan yang ditampilkan tidak di sensor sama sekali, mulai dari dipukul, diludahi, tangan dipaku hingga lambung Yesus yang ditusuk tombak, semua diperlihatkan dengan amat sangat nyata agar penonton juga bisa merasakan kesakitan yang dirasa oleh Tuhan Yesus.

Bacaan Lainnya

Diawal film, kita akan diperlihatkan ketika Yesus sedang berdoa di taman Getsemani dan merasakan ketakutan yang luar biasa. Yesus sudah mengetahui bahwa Diri-Nya akan disalibkan tetapi pada saat itu Dia tidak bisa melakukan apapun selain berdoa kepada Bapa di Surga.

Baca Juga: Review Film: School For Good and Evil

Karena begitu takutnya Ia akan apa yang terjadi pada diri-Nya maka keringatnya pun berubah menjadi butiran darah. Dia berserah penuh pada Bapa-Nya, jikalau itu memang kehendak-Nya makan jadilah. Di momen itulah iblis datang untuk mencobai Yesus dan bertanya “Dimanakah Bapa Mu?” Yesus mengetahui bahwa Dia akan disalibkan, Dia pun juga sudah mengetahui siapakah yang akan menyerahkanNya pada Imam-imam dan juga yang akan menyangkalNya sebanyak 3x sebelum ayam berkokok.

Mereka adalah murid-Nya sendiri yaitu Yudas Iskariot dan Petrus. Yesus mengetahui dari awal, sehari sebelum disalibkan, Tuhan Yesus menagajak ke 12 murid nya untuk melakukan Perjamuan makan malam. Bukan hanya perjamuan biasa tetapi perjamuan terakhir sebelum Yesus disalibkan, Yesus berpesan kepada muridNya kelak mereka harus memberitakan Injil keselamatan ke seluruh dunia.

Setelah penangkapan-Nya, Yesus dibawa kehadapan Pontius Pilatus yaitu gubernur ke-5 di romawi untuk di adili pada saat itu juga. Pontius Pilatus tidak menemukan kesalahan yang dituduhkan pada-Nya sama sekali, namun Imam-imam dan kerumunan Masyarakat tetap ingin Yesus untuk disalibkan karena tuduhan bahwa Dia telah melakukan pelanggaran agama dan mengaku sebagi anak Allah.

Lalu Pontius Pilatus memberikan pilihan apakah Imam-Imam dan masyarakat ingin membebaskan Yesus atau Barnabas. Barnabas adalah pembunuh dan pemerkosa terkejam pada saat itu, tetapi semua memilih Barnabas untuk dibebaskan dibandingkan Yesus. Pontius Pilatus tidak dapat berbuat apapun karna rakyatnya sudah memilih Yesus untuk disalibkan.

Pada saat itu, penyaliban adalah hukuman paling berat dan memalukan yang diberikan kepada penjahat yang dianggap melakukan perbuatan tercela dan tidak dapat diampuni.

Darah bercucuran disekitar tempat Ia dicambuk, ibunda Yesus yaitu Maria tidak kuasa menahan rasa sakit dan air mata karena melihat anak semata wayang yaitu Yesus disiksa habis-habisan oleh tentara romawi, Maria lalu membersihkan darah Yesus dengan kesedihan yang luar biasa sesudah Yesus dipindahkan dari tempat pencambukan.

Baca Juga: Review Film The Beekeeper (2024): Misi Balas Dendam Seorang Petani Lebah

Setelah dicambuk, tentara romawi mengenakan mahkota duri di kepala Yesus sebagai ejekan atas klaim yang diberikan Yesus bahawa Ia adalah seorang raja dan mereka meludahi-Nya.

Pengadilan gubernur masih dilanjutkan, rakyat dan imam-imam meminta agar Yesus tetap disalibkan dan tidak ada pengampunan, Pontius Pilatus lalu mecuci kedua tangan nya tanda bahwa penyaliban yang dilakukan adalah bukan atas wewenangnya melainkan dari rakyatnya.

Di Golgota Yesus harus memanggul salib-Nya sendiri tanpa dibantu oleh siapapun, bukan hal yang mudah dilakukan karena berat dari salib-Nya sendiri bisa mencapai 100kg. Dengan kondisi yang berlumuran darah dan lemas karna rasa sakit yang dirasakan, Yesus sempat terjatuh dan terjungkal beberapa kali dan merasa tidak sanggup untuk melanjutkan.

Ketika Yesus terjatuh dan tersungkur Maria ibunda Yesus lari untuk menghampiri-Nya dan seketika memeluknya erat dan berkata «aku disini anakku». Kemudian tak lama tentara romawi datang dan mengusir Maria.

Yesus kembali memikul salib-Nya dan berjalan menyusuri jalan yang dipenuhi orang-orang yang menghujat dan meludahi-Nya. Yesus kembali terjatuh untuk ke-3 kalinya dan Dia tidak mampu lagi untuk berdiri dan memanggul salib-Nya, kemudian tentara romawi meminta salah satu dari kerumunan untuk membantu Yesus memanggul salib-Nya.

Orang itu adalah Simon dari Kirene, Simon membantu Yesus dengan sukarela yang dimana ia pun juga tak luput dari cambukan tentara romawi saat memanggul salib bersama Yesus. Singkat waktu, sampailah Yesus di bukit Golgota.

Tak lama pakaian-Nya ditanggalkan oleh tentara romawi dan tubuh-Nya di letakkan dia atas kayu salib yang telah dibawa-Nya. Tangan-Nya direntangkan lalu dipaku dengan paku yang cukup besar dan runcing, di satu sisi tangan-Nya tidak sampai di lubang paku lalu tentara romawi menarik paksa tangan Yesus hingga tulang tangan-Nya patah dan mengucurkan darah karena robek.

Di bagian atas kayu salib juga dipasangkan papan yang bertuliskan «INRI» yang diartikan sebagai Yesus orang Nazareth Raja orang Yahudi. Yesus disalibkan dengan 2 penjahat lainnya, 1 penjahat berbicara pada Yesus dan bertanya «Jika Engkau anak Allah, mengapa Engkau tidak menyelamatkan kami?» lalu penjahat lainnya berbicara kepada-Nya « aku telah berdosa, aku hanya ingin Engkau mengingat aku Tuhan, ketika Engkau masuk Kerajaan-Mu» lalu menjelang kematian-Nya, langit menjadi gelap angin bertiup kencang dan petir mulai menyabar-nyambar.

Yesus meminta kepada tentara romawi untuk memberi-Nya air karena Ia kehausan tetapi Ia diberi anggur masam dan dicucurkan nya anggur itu ke mulut-Nya oleh tentara romawi. Yesus mati di kayu salib. Sesudah Tuhan Yesus mati terdengar suara gemuruh yang keras dan disusul dengan gempa bumi yang dasyat hingga bait Allah terbelah.

Disaat itulah Imam-imam menyadari bahwa Yesus memang anak Allah, tetapi semua sudah terlambat karena mereka sudah membunuh anak Allah tersebut. Untuk memasitkan bahwa Yesus sudah meninggal atau belum, salah satunya mengambil tombak lalu menusuk lambung-Nya, darah dari lambung-Nya pun mengucur deras dan mengenai wajah dari tentara romawi itu dan membuat nya tersadar bahwa Dia memang anak Allah yang Agung.

Saat itu juga tentara tersebut bertaubat dan mengakui Yesus sebagai juru selamat. Pada scene terakhir film, diperlihatkan bahwa Yesus telah bangkit dari kematianNya dan naik ke Surga seperti yang tertulis di Alkitab.

Dari film ini kita bisa melihat cinta kasih Tuhan bagi umat manusia memang bukan sekedar kata-kata belaka, Dia rela mengorbankan diri-Nya sendiri bagi manusia yang berdosa dan mengkhianati Dia. Tuhan ingin kita juga bisa mengasihi sesama kita manusia dan mengampuni kesalahan satu sama lain seperti Ia mengampuni umat manusia.

 

Penulis: Cindy Maretha
Mahasiswa Jurusan Manajemen, Universitas Catur Insan Cendekia

 

Editor: Khairunnisa

Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI