Review Film: School For Good and Evil

School For Good and Evil
School For Good and Evil Movie (Sumber: https://www.netflix.com/)

Film “School for Good and Evil”  merupakan adaptasi  dari novel terlaris New York Times karya Soman Chainani dengan genre fantasi-action. Film ini disutradarai oleh Paul Feig yang juga menyutradarai beberapa film terkenal lainnya seperti Ghostbuster (2016), dan The Peanuts Movie (2015). Tak hanya itu, skenarionya pun juga digarap oleh David Maggie penulis skenario berbakat.

Sesuai dengan genre yang diberikan yaitu fantasi-action, film ini mengisahkan petualangan dua sahabat yaitu Agatha (Sofia Wylie) dan Sophie (Sophia Anne Caruso). Film tersebut menceritakan keduanya dibawa oleh seekor elang raksasa (akibat permohonan yang sudah dibuat oleh Shopie) menuju ke sekolah Sihir Good dan Evil.

Sophie yang memiliki karakter feminim dan berparas bak seorang putri berharap dapat masuk sekolah “Good”. Hal itu berbanding terbalik dengan Agatha yang berparas tak serupawan Shopie. Dia berharap bisa kembali pulang ke dunia asli mereka.

Bacaan Lainnya
DONASI

Namun, harapan Shopie tidak seusai keinginannya. Sehingga memicu konflik antara Shopie dan Agatha yang mengharuskan mereka untuk bertahan di masing-masing sekolah tersebut.

Pesan yang diberikan dari film tersebut sangatlah unik dan sesuai dengan kehidupan kita saat ini. Misalnya, tidak semua yang kita lihat bisa kita simpulkan begitu saja. Hal ini sama seperti penggambaran fisik dan sifat pada karakter Agatha dan Shopie, dimana penampilan cantik dan baik tidak berbanding lurus dengan kenyataan.

Begitu pula sebaliknya. Sehingga dapat dikatakan bahwa baik dan jahat adalah hal yang relative dan tidak dapat diukur.

Secara keseluruhan, film ini telah berhasil menggambarkan suasana, karakter, dan tokoh yang ada pada novel. Konflik yang disajikan pun juga sangat mudah dipahami penonton.

Selain itu, kostum dan latar pada film juga sangat menarik dan terlihat realistis seperti yang sudah dijelaskan dalam novel. Hal itu membuat pembaca novel mudah memvisualisasikan apa yang mereka baca dari novel melalui film ini.

Walau begitu masih terdapat beberapa kekurangan didalamnya. Menurut saya, film ini terlalu fokus kepada tokoh Agatha dan Shopie sehingga banyak dari tokoh lainnya hanya digunakan sebagai figuran.

Di antaranya, aktris terkenal yaitu Michell Yeo yang berperan sebagai Profesor Enemone hanya muncul dalam beberapa scene saja. Durasi dari film ini juga cukup panjang yaitu 2 jam 27 menit sehingga yang menonton dirumah akan merasa cepat bosan dan mudah terganggu untuk mengerjakan pekerjaan lainnya.

Kesimpulannya, film ini sangat cocok untuk ditonton saat waktu senggang baik bersama teman maupun keluarga, walaupun alur yang diberikan tidak terlalu berat tetapi pesan moral yang dapat kita ambil sangat bermakna.

 

Penulis: Audrey Zahira Hermawan
Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Negeri Malang

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi  

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI