Santri dalam Lingkungan Masyarakat Plural

Santri Islami
Sumber: unsplash.com

Santri, yang menempuh pendidikan agama di pondok pesantren, bukan hanya belajar tentang Al-Qur’an, hadits, dan ilmu keislaman lainnya, tetapi juga diajarkan nilai-nilai universal seperti kasih sayang, toleransi, dan kedisiplinan.

Pondok pesantren tidak hanya membentuk santri sebagai pribadi yang taat beragama, tetapi juga sebagai individu yang memahami pentingnya hidup berdampingan dalam masyarakat yang penuh dengan keragaman suku, agama, dan budaya.

Santri berpegang teguh pada prinsip rahmatan lil ’alamin, yang berarti Islam adalah rahmat bagi seluruh alam, dan menggunakan prinsip ini guna membangun hubungan sosial dengan orang-orang dari berbagai kelompok masyarakat, tanpa mempertimbangkan agama atau latar belakang mereka.

Nilai “rahmatan lil ’alamin” yang artinya Islam adalah rahmat bagi seluruh alam, menjadi pegangan santri dalam membangun hubungan yang harmonis dengan siapapun, tanpa memandang latar belakang agama atau budaya.

Bacaan Lainnya

Dalam masyarakat Indonesia yang plural, santri berperan penting sebagai penjaga keseimbangan sosial dan sebagai agen perdamaian. Kehadiran mereka tidak hanya mencerminkan identitas keislaman, tetapi juga menguatkan posisi mereka sebagai pelopor harmoni dan toleransi.

Dengan bekal akhlakul karimah yang diajarkan di pesantren, santri berfungsi sebagai jembatan untuk membangun hubungan yang baik antarindividu, terlepas dari perbedaan yang ada.

Baca Juga: Gerakan Santri dalam Membangun Agama Rahmatan Lil’Alamiin di Dunia Maya

Mereka bukan hanya menyebarkan dakwah melalui kata-kata, tetapi juga melalui tindakan nyata, seperti keterlibatan dalam kegiatan sosial, dialog antaragama, dan partisipasi dalam penyelesaian masalah-masalah sosial.

Santri menjadi teladan dalam menunjukkan bahwa Islam mengajarkan kasih sayang dan perhatian terhadap sesama, menjadikannya diterima di masyarakat luas.

Di tengah masyarakat yang majemuk, santri menghadapi tantangan besar: bagaimana menjaga identitas keislaman mereka sekaligus terbuka terhadap keberagaman.

Namun, tantangan ini bisa diatasi dengan menerapkan nilai-nilai Islam yang inklusif, seperti mengedepankan ukhuwah basyariyah atau persaudaraan universal, yang mengajarkan bahwa setiap manusia, apapun latar belakangnya, layak dihormati dan diperlakukan dengan adil.

Santri juga memiliki peran vital dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya toleransi dan persatuan. Melalui pengajian, seminar, dan aksi sosial, mereka menyebarkan pesan agama yang mengedepankan kebersamaan dan kedamaian.

Mereka turut memperkuat nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara, sehingga kontribusi mereka tidak hanya dirasakan oleh umat Islam, tetapi oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Dalam era digital yang serba cepat, santri juga memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk menyebarkan pesan damai dan toleransi. Teknologi ini memberi mereka peluang besar untuk menjangkau lebih banyak orang, memperbaiki pemahaman yang keliru mengenai Islam, serta memberikan kontribusi untuk membangun masyarakat yang lebih harmonis.

Baca Juga: KKN Plus ITB-AD Jakarta Ajak Santri Live Coding di Balai Latihan Kerja Desa Babakan

Dengan segala peran dan kontribusinya, santri memiliki posisi strategis dalam menjaga kedamaian dan keseimbangan sosial di tengah masyarakat yang plural. Mereka menjadi pilar utama dalam menciptakan kehidupan yang harmonis, tidak hanya bagi umat Islam, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Santri adalah agen perdamaian yang menjembatani perbedaan, memupuk toleransi, dan membangun kebersamaan yang kokoh dalam keberagaman.

 

Ferdian Dalimarta

Penulis: Ferdian Dalimarta

Mahasiswa Jurusan Ilmu Hadist, UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

 

Editor: Siti Sajidah El-Zahra

Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses