Memudarnya Nilai-Nilai Pancasila di Kalangan Generasi Muda

Memudarnya Nilai-Nilai Pancasila

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memberi citra akan bagaimana syarat penerapan nilai-nilai Pancasila pada kalangan generasi muda ini. Metode yang digunakan saat penelitian ini yaitu menggunakan metode telaah pustaka. Pancasila sendiri adalah pegangan buat seluruh rakyat  negara Indonesia dalam bertabiat dan berperangai. Dengan adanya Pancasila, rakyat Indonesia apalagi di kalangan generasi muda harus bisa memiliki sebuah pedoman untuk mengenali dan memecahkan suatu kasus yang berbau politik, sosial, budaya, hukum, dan lain-lain. Maka berdasarkan itu, nilai-nilai Pancasila bagi rakyat Indonesia pada beraktivitas sangatlah penting. Di kalangan generasi muda ini, nilai-nilai Pancasila mulai luntur, karena anak muda sekarang ini sangat meremehkan nilai-nilai Pancasila. Keadaan ini bisa dilihat berdasarkan banyaknya macam kasus muncul lantaran tidak  diaplikasikannya nilai-nilai berdasarkan Pancasila, lalu apabila tidak  segera diatasi mungkin bisa saja nilai-nilai berdasarkan Pancasila atau makna Pancasila itu sendiri akan lenyap.

Kata kunci: Pancasila, Nilai, Generasi Muda.

The Fading of Pancasila Values Among the Young Generation

Abstract: This study aims to provide an image of how the requirements for the application of Pancasila values among the younger generation are. The method used in this research is using the literature review method. Pancasila itself is a guide for all Indonesian people in character and behavior. With Pancasila, the Indonesian people, especially among the younger generation, must be able to have a guideline to identify and solve a case that has political, social, cultural, legal, and other characteristics. So based on that, the values of Pancasila for the Indonesian people in their activities are very important. Among this young generation, the values of Pancasila are starting to fade, because young people today really underestimate the values of Pancasila. This situation can be seen based on the number of cases that arise due to the non-applicability of values based on Pancasila, and if it is not immediately addressed, it is possible that values based on Pancasila or the meaning of Pancasila itself will disappear.

Bacaan Lainnya
DONASI

Keywords: Pancasila, mark, young generation

Baca Juga: Peran Pendidikan Pancasila dalam Meningakatkan Pemahaman Nasionalisme Generasi Milenial di Era Globalisasi

PENDAHULUAN

Pancasila adalah dasar negara serta pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila berasal dari kata panca dan sila. Setelah lahirnya Pancasila tahun 1945 hingga saat ini dirasa nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila sebagai pandangan hidup sudah mulai memudar. Era globalisasi menjadikan bangsa di dunia seperti tidak memiliki batas.

Masuknya budaya serta pola pandangan hidup dari luar yang ikut terbawa oleh arus globalisasi yang makin menggila ini memiliki dampak positif dan negatif tersendiri. Pola pandang serta banyaknya penyimpangan yang di lakukan oleh masyarakat terutama generasi muda mencerminkan mulai memudarnya nilai-nilai Pancasila. Maka dari itu penguatan terhadap nilai-nilai Pancasila di kalangan generasi muda dirasa harus lebih ditekankan karena mereka adalah generasi penerus bangsa Indonesia.

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yaitu tentang bagaimana pemahaman generasi muda tentang nilai-nilai Pancasila dan bagaimana cara untuk penguatan nilai-nilai Pancasila di kalangan generasi muda.

PEMBAHASAN

1. Hakikat Pancasila

Nilai-nilai Pancasila di kalangan generasi muda semakin hari semakin memudar. Penerapannya pada kehidupan sehari-hari juga semakin menurun dibandingkan dengan dahulu. Hal itu di buktikan dengan  penyimpangan dari nilai-nilai Pancasila oleh generasi muda di kehidupan sehari hari.

Minat  belajar tentang Pancasila pun juga mulai menurun, banyak dari kalangan generasi muda yang hanya dapat menghafalkannya tanpa mengetahui makna dari sila-sila di Pancasila. Bahkan ada juga yang tidak hafal sila-sila Pancasila contohnya seperti baru-baru ini finalis putri Indonesia tidak dapat melafalkan bunyi Pancasila. Hal itu sangat mengkhawatirkan karna generasi muda adalah penerus bangsa.

2. Nilai-nilai dalam Pancasila

Sebagai ideologi nasional, nilai-nilai dasar Pancasila menjadikan cita cita masyarakat Indonesia yang sekaligus menunjukkan karakter bangsa yang hendak dibangun. Karakter,  identitas atau jati diri sebuah bangsa bukanlah sesuatu yang telah terjadi. Karakter adalah hasil konstruksi dan produk dari pembudayaan melalui pendidikan.

Bagian terpenting penanaman nilai-nilai Pancasila di dunia pendidikan  tidak hanya meliputi materi, tetapi juga sikap-sikap yang dibentuk dalam nilai Pancasila itu sendiri.

Nilai yang terkandung di dalam lima sila Pancasila itu sendiri yaitu:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

Nilai-nilai yang terkandung di dalam sila pertama ini adalah dimana kita sebagai manusia yang diciptakan wajib menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya. Masyarakat Indonesia berhak memeluk agama dan kepercayaannya masing-masing dan wajib menjalankan apa yang diperintahkan  dalam agama masing-masing dan menjauhi apa yang dilarang.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

Sila kedua ini menjelaskan bahwa kita sesama manusia mempunyai derajat yang sama di hadapan hukum.

3. Persatuan Indonesia

Maka persatuan hakikatnya satu, yang artinya bulat tidak terpecahkan.

4. Keadilan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

Dalam sila ini menjelaskan tentang demokrasi, adanya kebersamaan dalam mengambil keputusan dan penanganannya, dan kejujuran bersama.

5. Keadilan sosi bagi seluruh rakyat Indonesia

Makna dalam sila ini adalah adanya kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat, seluruh kekayaan dan sebagainya dipergunakan untuk kebahagiaan bersama, dan melindungi yang lemah.

Baca Juga: Realisasi Nilai Pancasila untuk Memperkuat Moralitas dan Etika

3. Dampak globalisasi bagi nilai-nilai Pancasila

Pada saat ini memudarnya nilai-nilai Pancasila dipengaruhi oleh arus global. Globalisasi sendiri membawa dampak positif dan negatif bagi bangsa Indonesia. Adapun dampak positif dan negatif dari globalisasi ialah:

1. Dampak negatif:

  • Pergeseran nilai
  • Sesuatu yang baru   (nilai, teknologi, budaya dan lainnya) dari asing secara tidak otomatis dapat diintegrasikan ke dalam kondisi individu atau masyarakat yang menerimanya.
  • Pertentangan nilai
  • Masuknya nilai-nilai baru dan asing yang tidak sejalan  atau bahkan bertentangan dengan nilai-nilai luhur dari pandangan hidup masyarakat.
  • Perubahan gaya hidup (life style)
  • Berkurangnya kedaulatan negara
  • Pemerintah harus mengakui dan bekerja sama di suatu lingkungan dimana sebagian besar penyelesaiannya masih harus dirumuskan dengan memperhatikan dunia global.

2. Dampak positif:

  • Semangat kompetitif 
  • Untuk mengikuti arus globalisasi suatu negara dituntut mampu bersaing di dunia internasional
  • Kemudahan dan Kenyamanan hidup
  • Globalisasi dengan kemajuan di bidang informasi, komunikasi dan transportasi telah memberi kemudahan dan kenyamanan bagi masyarakat.
  • Sikap toleransi dan solidaritas kemanusiaan
  • Informasi mengenai keprihatinan dan penderitaan sejumlah manusia di suatu Negara, memotivasi pemerintah di Negara lain untuk ikut membantu meringankan penderitaan yang dirasakan sesamanya
  • Kesadaran dalam kebersamaan
  • Toleransi dan solidaritas antar bangsa berkembang menjadi kesadaran dalam kebersamaan untuk mengatasi berbagai masalah, dimana ancaman dan bencana bagi keselamatan dunia sebagai satu-satunya planet tempat tinggal bagi umat manusia.

Dampak positif dan negatif dari arus globalisasi selain di atas juga salah satunya menjadikan pola pandangan hidup generasi muda yang berbeda dengan dahulu karena banyaknya kebudayaan luar yang masuk ke dalam bangsa Indonesia.

Penyimpangan terhadap sila-sila Pancasila semakin hari semakin bertambah kesadaran generasi muda akan kedudukan Pancasila dan lemahnya peran generasi muda di dalamnya merupakan faktor pendukung.

4. Kondisi Masyarakat Indonesia saat ini dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila

Kondisi bangsa Indonesia saat ini dapat dikaji dan identifikasi dengan melihat perilaku dan kepribadian masyarakat Indonesia tercermin pada tingkah laku masyarakat Indonesia sehari-hari. Perilaku masyarakat Indonesia saat ini yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yaitu:

  • Penyimpangan sila pertama

Saat ini kita menjumpai generasi muda yang tidak bertaqwa kepada Tuhan YME. Misalnya: meninggalkan ibadah, melanggar peraturan agama, menganggap dirinya sebagai Tuhan atau Rasul, dan lain sebagainya.

  • Penyimpangan sila kedua

Sekarang ini kita temui di antara pemuda Indonesia yang tidak memanusiakan manusia lain sebagai mana mestinya. Misalnya: kasus pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, dan lain sebagainya.

  • Penyimpangan sila ketiga

Memudarnya rasa persatuan dan kesatuan yang terjadi pada masyarakat Indonesia saat ini. Misalnya: tawuran antar pelajar, bentrok antar warga seperti perang sampit, bentrok antar suku seperti kisah perang sampit, dan lain sebagainya.

  • Penyimpangan sila keempat

Demokrasi selayaknya dilaksanakan dengan sehat. Fenomena yang terjadi saat ini masih adanya money politic di kalangan masyarakat yang biasa dijumpai pada saat pemilihan kepala desa, pemilihan bupati atau wali kota.

  • Penyimpangan sila kelima 

Selanjutnya mengenai keadilan, banyak fakta-fakta mengenai ketidakadilan yang di lakukan oleh generasi muda bangsa Indonesia saat ini. Tidak perlu jauh-jauh, saat ini dapat kita lihat pada kelompok belajar kita saja sebagai faktanya. Dalam kelompok belajar PPKN misalnya, tugas PPKN membuat makalah secara kelompok ketidakadilan selalu kita rasakan.

Hal tersebut karena sebenarnya yang mengerjakan tugas kelompok dari 8 anggota kelompok, hanya 3 orang saja dan yang lainnya tinggal nitip nama. Padahal ia menginginkan mendapatkan nilai yang sama. Sungguh ini adalah contoh kecil yang berada pada kehidupan para pelajar sehari-hari.

5. Cara untuk melestarikan nilai-nilai Pancasila di kalangan generasi muda

Penguatan terhadap nilai-nilai Pancasila di kalangan generasi muda merupakan salah satu cara untuk tetap melestarikan nilai-nilai Pancasila. Solusi yang dapat dilakukan untuk menguatkan kembali Ideologi Pancasila di kalangan generasi Muda ialah dengan menunjukkan sikap positif terhadap Pancasila yang dapat ditunjukkan dengan beberapa perilaku sebagai berikut:

A. Menerima Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara.

B. Berusaha mempelajari agar memahami makna Pancasila, nilai – nilai Pancasila dan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara.

C. Mempertahankan Pancasila agar tetap lestari.

D. Menolak segala bentuk ideologi, paham, ajaran yang bertentangan dengan Pancasila.

E. Menetapkan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

F. Kesetiaan terhadap bangsa dan negara.

6. Pancasila sebagai ideologi negara

Pancasila sebagai Ideologi memainkan peranan yang penting dalam proses dan memelihara integrasi nasional, terutama di Negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia (Ubaidillah, 2000). Istilah ideologi berasal dari kata ‘idea’ berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, Cita-cita, dan ‘logos’ berarti ilmu. Kata idea sendiri berasal dari bahasa Yunani ‘eidos’ yang artinya bentuk.

Baca Juga: Peran Pancasila untuk Menumbuhkan Sikap Karakter Anak Muda di Era Milenial

Selanjutnya ada kata ‘idein’ yang artinya melihat. Dengan demikian secara harfiah ideologi berarti ilmu pengertian-pengertian dasar, cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai, sehingga cita-ita yang  tetap itu yang harus dicapai, sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau paham (Kaelan, 2005) Kaelan (2005) menyatakan bahwa ideologi sebagai pandangan masyarakat memiliki karakteristik: (a) ideologi sering muncul dan berkembang alam situasi kritis; (b) ideologi memiliki jangkauan yang luas, beragam, dan terprogram; (c) ideologi mencakup beberapa strata pemikiran dan panutan; (d) ideologi memiliki pola pemikiran yang sistematis; € ideologi cenderung eksklusif, absolut dan universal; (f) ideologi memiliki sifat empiris dan normatif, (g) ideologi dapat dioperasikan dan didokumentasikan konseptualnya; (h) ideologi biasanya terjadi dalam gerakan-gerakan politik.

SIMPULAN

Pancasila merupakan dasar Negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Sebagai dasar Negara Pancasila memiliki nilai-nilai yang harus dilestarikan. Arus Globalisasi tidak mungkin di hentikan.

Adanya globalisasi membawa dampak positif dan negatif bagi bangsa Indonesia. Budaya dan pola pandangan hidup dari luar yang ikut masuk bersama arus globalisasi mulai menggeser dan mengubah nilai-nilai Pancasila.

Penyimpangan-penyimpangan dalam sila Pancasila mulai banyak terjadi dan sebagian besar dilakukan oleh generasi muda. Pola pandangan hidup bangsa yang mulai berbeda dengan dahulu merupakan dinilai merupakan faktornya.

Upaya-upaya pelestarian nilai-nilai Pancasila bukan merupakan tugas pemerintah saja namun juga masyarakat terutama generasi muda. Pemahaman yang berbeda dari tahun 1945 sampai puluhan tahun setelah Indonesia merdeka mencerminkan mulai memudarnya nilai-nilai Pancasila.

UCAPAN TERIMA KASIH

Bagian ini berisi ucapan terima kasih kepada sponsor, pendonor dana, narasumber, atau pihak-pihak yang berperan penting dalam pelaksanaan penelitian.

DAFTAR RUJUKAN

Al-Hakim, Suparlan, dkk.2012. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Konteks Indonesia. Malang: Universitas Negeri Malang

Departemen Pendidikan Nasional.2008.Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Umum

 Khofiyati.2002. Pembelajaran Nilai-Nilai Pancasila dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Sekecamatan Moyudan Kabupaten Sleman. [Sleman (Indonesia)]. UNY

Muchson, AR.2002. Dasar-Dasar Pendidikan . Yogyakarta: UNY

Kaelan. 2002. Filsafat Pancasila. Yogyakarta: paradigma

Winarno Narmoatmojo.2010. Implementasi Pancasila melalui Pendidikan Kewarganegaraan (covic education), melalui program studi pendidikan kewarganegaraan: UNS

Asmaroini, Ambiro Puji.2017.Menjaga Eksistensi Pancasila dan Penerapannya bagi Masyarakat di Era Globalisasi[JPK: Jurnal Pancasila Dan Kewarganegaraan,Vol.2,No.1, Januari 2017]

Ubaidilah, A, dkk. 2000. Pendidikan Kewarganegaraan ( civic education ), Demokrasi,HAM dan Masyarakat Madani.Jakarta:IAIN Jakarta Press.

Rikah Nur
Saifana Riska Munawar
Fitrinia Nurcahyani
Fitriawati
Mahasiswa PGSD, FKIP, UN PGRI Kediri

Editor: Diana Pratiwi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI