Sereh Wangi (Cymbopogon nardus) Bumbu Dapur yang Memiliki Potensi sebagai Antibiotik

Antibiotik
Sereh Wangi (Cymbopogon nardus).

Indonesia merupakan negara yang kaya akan alamnya dengan tumbuhan dan tanaman yang beragam dan berkhasiat yang tersebar di seluruh wilayah dengan memiliki ciri khas masing-masing. Salah satu tanaman yang banyak tumbuh di wilayah Indonesia dan sering digunakan oleh masyarakat adalah tanaman sereh wangi (Cymbopogon nardus).

Berdasarkan taksonomi, tanaman sereh wangi merupakan tanaman dengan famili Gramineae atau rumput-rumputan yang dapat tumbuh sepanjang tahun. Tanaman sereh wangi sering digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu dapur karena aroma dan rasa khas yang dihasilkan oleh sereh.

Aroma dan rasa khas yang dihasilkan oleh sereh disebabkan oleh kandungan metabolit sekunder dan minyak khas pada sereh. Metabolit sekunder yang dikandung oleh sereh antara lain alkaloid,tannin, saponin, flavonoid, polifenol, terpenoid, dan steroid¹.

Bacaan Lainnya
DONASI

Minyak atsiri yang dikandung oleh tanaman sereh wangi memiliki beberapa khasiat, sehingga tanaman sereh wangi juga dapat digunakan sebagai pengobatan tradisional oleh masyarakat. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, minyak atsiri yang terkandung dalam sereh antara lain allilpyrocatechol, citronellal, citromellol, eugenol, geraniol, karvakol, kavibetol¹.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lewinsohn et al, komposisi utama minyak atsiri sereh wangi antara lain myrcene, geraniol, nerol, geranial, dan neral. Komponen utama minyak atsiri sereh terdiri dari 60% geranial dan 40% neral2.

Metabolit yang dikandung oleh sereh memiliki aktivitas antibiotik dengan mekanisme yang berbeda-beda. Alkaloid bekerja dengan mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri.

Flavonoid memiliki mekanisme antibiotik dengan merusak membran sel melalui pembentukan senyawa kompleks dengan protein ekstraseluler yang mengganggu integritas membran sel bakteri, sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri.

Saponin memiliki mekanisme yang berbeda, yaitu mengganggu kestabilan sitoplasma sehingga sitoplasma bocor dan mengakibatkan kematian sel. Steroid merusak mebran sel dengan meningkatkan permeabilitas sel, sehingga terjadi kebocoran sel dan keluarnya cairan intra sel.

Terpenoid membentuk ikatan polimer yang kuat dengan protein membran, sehingga protein membran sel bakteri menjadi rusak. Selain itu, terpenoid juga mengganggu aktifitas transport aktif dan proton di dalam sitoplasma sel.

Tanin menginduksi pembentukan kompleks senyawa ikatan terhadap enzim atau substrat mikroba dan pembentukan suatu kompleks ikatan tannin terhadap ion logam yang dapat menambah daya toksisitas tannin terhadap bakteri.

Sedangkan minyak atsiri memiliki kemampuan antibiotik dengan cara mengganggu proses terbentuknya membran sel atau dinding sel, sehingga menjadi bentuk tidak sempurna3,4.

Kandungan senyawa sereh wangi yang memiliki mekanisme antibiotik dengan berbeda-beda dapat menyebabkan senyawa sereh wangi tersebut dapat menghambat pertumbuhan berbagai bakteri baik gram positif maupun gram negatif, antara lain Staphylococcus aureus, Bacillus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, Klebsilela pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa2.

Baca Juga: Penyulingan Minyak Atsiri Sereh: Menggali Keajaiban Aromaterapi Alam

Berkat kandungan tersebut lah, sereh dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional yang memiliki berbagai khasiat selain dapat dijadikan sebagai bumbu dapur. Hal yang jarang diketahui oleh masyarakat adalah dengan berbagai kandungan tersebut, sereh dapat berpotensi memiliki khasiat sebagai antibiotik.

Hingga saat ini, masih dilakukan beberapa penelitian untuk penelusuran khasiat sereh sebagai antibiotik yang dibuat dengan berbagai sediaan farmasi, seperti hand sanitizer, gel, dijadikan sebagai diffuser oil, sabun cair, dan lain-lain.

Dengan aktivitas sebagai antibiotik, maka sereh dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan utama sediaan farmasi dengan klaim antibakteri. Sebelum dilakukan beberapa penelitian dengan membuat sediaan tersebut, masyarakat telah lazim menggunakan sebagai pengobatan tradisional dengan cara penyajian diseduh dan lain-lainnya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tuasalamony et al yang meneliti tentang uji aktivitas sediaan hand sanitizer yang mengandung sereh wangi yang dikombinasikan dengan daun sirih terhadap bakteri Staphylococcus aureus, diketahui bahwa terbukti memiliki aktivitas bakterisidal, yaitu kemampuan untuk membunuh bakteri.

Hal ini dikarenakan kombinasi antara daun sirih dan sereh yang sama-sama memiliki aktivitas antibiotik, sehingga sediaan tidak hanya bersifat bakteriostatik, atau menghambat pertumbuhan bakteri, namun sediaan juga bersifat bakterisidal terhadap Staphylococcus aureus 3.

Selain dapat diformulasikan sebagai hand sanitizer, sereh juga dapat diformulasikan sebagai gel antijerawat yang disebabkan oleh bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus aureus berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Olisvelos et al, Dewi et al, Hermawati et al.

Berdasarkan hasil ketiga penelitian tersebut, diketahui bahwa sereh memiliki aktivitas bakterisidal terhadap bakteri yang dapat menyebabkan jerawat. Hal ini dipengaruhi oleh senyawa dalam kandungan sereh, terutama terpenoid dan geraniol, yang merupakan senyawa utama pada sereh.

Bakteri penyebab jerawat yang merupakan bakteri gram positif lebih mudah dibasmi dikarenakan dinding sel bakteri gram positif yang hidrofobik memungkinkan minyak atsiri menembus sel dan merusak dinding sel dan sitoplasma. Minyak atsiri lebih mudah untuk merusak bakteri dengan gram positif dibandingkan dengan bakteri gram negatif, seperti Escherichia coli 4,5,6.

Baca Juga: Manfaat Tumbuhan Lavender (Lavandula angustifolia) sebagai Anti Nyamuk

Berdasarkan beberapa penelitian, beberapa mikroba yang menyebabkan gangguan pencernaan rentan serhadap ekstrak sereh seperti  S. aureus, E. coli and S. typhi7,8. Namun, masih dibutuhkan beberapa penelitian tambahan dengan berbagai strain bakteri sehingga memberikan hasil yang konsisten. Kandungan tanin dan flavonoid dalam sereh sangat berperan bagi saluran pencernaan.

Tanin merupakan pelikel protein yang dapat terkoagulasi dengan saluran pencernaan sehingga dapat berfungsi mempercepat dan menahan serangan protein bakteri9.

Tidak hanya berperan untuk saluran pencernaan, di beberapa penelitian lainnya diketahui bahwa bakteri Bacillus subtilis yang dapat menyerang mata dan organ lainnya serta bakteri Klebsilla pneumoniae yang umumnya menyebabkan pneumonia juga sensitif terhadap kandungan sereh wangi10.

Aktivitas antibakteri yang luas disebabkan oleh kandungan utama citral dan geraniol yang merupakan senyawa antibakteri utama pada sereh wangi11.

Selain sensitif terhadap bakteri yang mengganggu saluran pencernaan dan pernapasan, diketahui kandungan sereh juga ternyata dapat menghambat pertumbuhan bakteri saluran kemih seperti Escherichia coli, Staphylococcus saprophyticus, Proteus mirabilis, dan Klebsiella spp 12.

Kandungan sereh wangi yang dapat bekerja sebagai antibiotik spektrum luas, sehingga dapat dimanfaatkan untuk berbagai sediaan yang dapat digunakan di rumah, salah satunya adalah sabun dengan kandungan sereh terbukti dapat menghambat pertumbuhan S. aureus13.

Selain dapat dimanfaatkan di rumah, terdapat penelitian yang memanfaatkan sereh wangi untuk digunakan di rumah sakit dengan dijadikan sebagai diffusser essential oil untuk digunakan di ruang rawat inap. Efektivitas penggunaan minyak daun sereh wangi sebagai diffusser essential oil dipengaruhi oleh berat molekul dan karakter volatilitasnya.

Kandungan anetol pada sereh yang lebih ringan sehingga mudah berdifusi ke seluruh ruangan. Kandungan sitral pada sereh wangi memiliki gugus fungsi aldehid di ujugnya yang dapat menyebabkan kerusakan pada membran sel bakteri S.aureus di ruang rawat inap14.

Selain berfungsi sebagai antibakteri, berdasarkan beberapa penilitian diketahui bahwa kandungan sereh juga dapat berkhasiat sebagai antijamur.

Baca Juga: Temukan Rahasia Tersembunyinya Teh Bunga Chamomile (Matricia chamomilla) sebagai Obat Insomnia Alami

Berdasarkan penelitian yang menguji kemampuan sereh wangi menghambat pembentukan lapisan biofilm yang disebabkan oleh S. aureus dan Candida albicans, didapatkan hasil bahwa minyak atsiri pada sereh dapat menghambat pembentukan lapisan biofilm tersebut15. Namun hal ini masih membutuhkan beberapa penelitian lebih lanjut.

Kesimpulan

Dari artikel dapat disimpulkan bahwa Sereh Wangi (Cymbopogon nardus) memiliki kandungan metabolit sekunder dan minyak atsiri yang dapat berperan sebagai antibiotik dengan spektrum luas  sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di rumah maupun menjadi bahan utama dalam sediaan farmasi.

Penulis:

Dara Fidela Anindya
Mahasiswa S1 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI