Tantangan Utama dalam Pelaksanaan Supervisi Pendidikan

Kepala Sekolah
Sumber: istockphoto, Karya: Drazen_.

Kurangnya Guru Senior atau Staf yang Membantu Kepala Sekolah

Salah satu kendala dalam pelaksanaan supervisi akademik adalah kurangnya guru senior atau staf untuk membantu kepala sekolah menjalankan supervisi pendidikan. Guru senior dan staf dapat memberikan masukan dan rekomendasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan ketersediaan sumber daya, seperti pengawas satuan pendidikan atau guru senior/ sejawat, untuk membantu dalam pelaksanaan supervisi akademik.

Kegiatan supervisi tidak hanya dilakukan oleh kepala sekolah, namun juga oleh wakil kepala sekolah, guru senior dan pimpinan siswa. Hal ini dimaksudkan agar pengawasan dapat dilakukan secara lebih komprehensif dan efektif.

Kurangnya Persiapan Guru yang di Supervisi

Kurangnya persiapan dari guru yang di supervisi adalah salah satu yang menjadi kendala utama dalam supervisi pendidikan. Hal ini sering disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya:

Bacaan Lainnya
  1. kurangnya kedisiplinan
  2. pengetahuan tentang sebuah pengelolaan pembelajaran yang efektif
  3. motivasi yang rendah di kalangan guru.

Selain itu, guru mungkin tidak memanfaatkan sumber pengetahuan dengan baik, sehingga menghambat proses pembelajaran.

Untuk meningkatkan kualitas dalam supervisi, sangat penting bagi kepala sekolah untuk mendorong guru melakukan persiapan yang lebih baik dan menciptakan iklim lingkungan kerja yang mendukung.

Baca Juga: Pendidikan Berkualitas sebagai Jangkar dalam Mewujudkan “Indonesia Emas 2045”

Dalam pelaksanaan supervisi pendidikan kepala sekolah berperan penting seperti kepala sekolah memberikan motivasi maupun pengarahan terhadap guru supervisor yang mengenai perlunya menerapkan prinsip-prinsip supervisi. Berikut unsur subjektivitas yang masih tinggi dalam supervisi pendidikan:

  1. Penilaian Kinerja: Penilaian ini sering dipengaruhi oleh bias pribadi dan preferensi supervisor;
  2. Interpretasi Data: Data evaluasi seringkali ditafsirkan secara subjektif, tergantung pada sudut pandang yang diambil;
  3. Interaksi Sosial: Hubungan antara supervisor dan staf yang disupervisi dapat mempengaruhi hasil supervisi.

Mengidentifikasi dan memahami unsur subjektivitas ini penting untuk menciptakan proses supervisi yang lebih objektif dan efektif.

Sering Dilakukan Pergantian Kepala Sekolah

Kepala sekolah dan pengawas sekolah bertanggung jawab atas pendidikan secara keseluruhan di sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah harus sedikitnya mampu berfungsi sebagai pendidik, administrator, manajer, pemimpin, inovator, dan motivator.

Pengawas dan kepala sekolah harus merencanakan dengan cermat dan memprioritaskan supervisi pada hal-hal yang paling penting.

Mereka juga harus meningkatkan efektivitas supervisi dengan meningkatkan komunikasi, meningkatkan keterampilan guru, dan meningkatkan keseimbangan penilaian untuk memastikan bahwa pendidikan berkualitas tinggi.

Namun, pergantian kepala sekolah yang sering terjadi menyebabkan supervisi pendidikan menjadi lebih rumit, prosesnya menjadi kurang lancar, dan evaluasi pendidikan menjadi kurang konsisten dan rutin.

Baca Juga: Huru Hara Merdeka Belajar Kampus Merdeka, Bagaimana Kebijakan dari Menteri Pendidikan Baru Akan Diberikan?

Sarana dan Prasarana yang Terbatas

Jika proses belajar mengajar menghadapi masalah dalam sarana dan prasarana, guru pasti akan merasa tidak nyaman saat menyampaikan materi pelajaran.

Hal ini disebabkan karena sarana dan prasarana merupakan bagian penting dari supervisi pendidikan yang lancar dan membantu guru menjadi lebih professional dalam menjalankan tugasnya. Untuk meningkatkan kelancaran proses pembelajaran dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai.

Kegiatan pembelajaran tidak dapat berjalan dengan baik jika tidak memiliki sarana dan prasarana yang cukup. Jika situasi dan kondisi sarana dan prasarana sudah lengkap, maka dapat membantu seorang guru agar lebih semangat dalam mengajar. Sarana maupun prasarana adalah perlengkapan dan peralatan yang harus dimiliki setiap sekolah.

Baca Juga: Psikologi Pendidikan: Pendekatan Teori Belajar Konstruktivisme dalam Proses Pengajaran dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Kurangnya Pengetahuan Guru tentang Pengelolaan

Terbatasnya pengetahuan guru terutama masalah pengelolaan dan pendekatan pengelolaan, baik yang sifatnya teoritis maupun pengalaman praktis, sudah tentu akan menghambat perwujudan pengelolaan kelas dengan sebaik-baiknya.

Pentingnya pengelolaan kelas sebagai upaya mengatasi permasalahan siswa dalam proses pembelajaran sekaligus membangun situasi kelas yang kondusif dengan tujuan menciptakan suasana kelas yang menunjang proses pembelajaran.

Guru harus bisa mendukung dan memelihara stabilitas kemampuan bakat dan minat yang dimiliki siswa dengan menciptakan situasi kelas yang kondusif.

Setiap guru harus memahami fungsinya yang dapat berpengaruh besar terhadap kondisi di kelas. Guru yang memahami kedudukan dan fungsinya sebagai pendidik profesional, selalu terdorong untuk tumbuh dan berkembang sebagai perwujudan perasaan dan sikap tidak puas terhadap pendidikan.

Persiapan yang harus diikuti sejalan dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga guru harus mampu untuk mencari informasi ataupun pengetahuan lebih dari berbagai arah, misalnya internet, workshop, dan sharing antar guru.

Baca Juga: Menciptakan Ruang Pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Alokasi Waktu yang Kurang dalam Pelaksanaan Supervisi

Kebutuhan alokasi waktu yang lebih besar diperlukan dalam pelaksanaan supervisi akademik, yang menjadi penghambat bagi pengawas adalah banyaknya sekolah yang harus dibina sehingga semua guru tidak bisa mendapat pembinaan khusus dari pengawas.

Begitu juga kepala sekolah banyaknya kegiatan yang harus diikuti di luar sekolah sehingga jadwal yang telah ditentukan untuk supervisi guru tertunda.

Supervisi pengawas hanya bisa membina setiap guru satu kali dalam satu semester disebabkan waktu dan banyaknya sekolah yang harus dibina sehingga program supervisi tidak berjalan dengan optimal.

Agar supervisi berjalan dengan optimal maka dapat dilakukan upaya atau solusi untuk mengoptimalkan waktu supervisi. Di antaranya mengatur prioritas tugas dengan menentukan jadwal rutin dan alokasi waktu yang cukup.

Selain itu pemanfaatan teknologi dan alat bantu supervisi seperti menggunakan aplikasi untuk pengawasan dan pelaporan yang dapat mempercepat proses supervisi dan mengurangi waktu yang diperlukan.

Penulis: 
1. Hilda Khilmatul Maulidiyah
2. Mochammad Bachruddin
3. Nur Hidayatul Lailiyah
4. Safira Nurulqolbi
5. Thalia Qotherine Nada

Mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses