Penyakit biasanya disebabkan oleh daya tahan tubuh yang lemah, terpapar virus, kuman, atau parasit.
Seorang individu yang dimana tidak mengalami gejala seperti di atas akan tetapi jiwa nya merasakan sakit, inilah yang di sebut sebagai penyakit jiwa (psikologis) dalam islam bisa di sebut penyakit hati.
Sebagai disiplin ilmu hasil spekulasi pemikiran dan keterbatasan manusia, psikologi tentu memiliki sejumlah kelemahan.
Melihat adanya kelemahan pada kajian psikologi, maka sangat perlu dikembangkan melalui perspektif Al-Qur’an.
Al-Qur’an yang memiliki banyak keistimewaan dan mukijzat. Salah satunya adalah mukjizat psiklogis.
Melalui Al-Qur’an islam membimbing manusia menuju hidup sehat, yaitu perilaku takwa yang di tandai dengan ketaatan kepada sang maha kuasa sebagai konsep psikoterapi islam.
Al-Qur’an berperan dalam upaya untuk mengobati pasien membutuhkan konseling dan psikoterapi.
Terdapat lima hal yang diberikan Al-Qur’an, yaitu berupa petunjuk, hikmah, sebagai obat, cahaya, dan ruh.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Isra’ ayat 18:
وَنُنَزِّلُ مِنَ الۡـقُرۡاٰنِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَّرَحۡمَةٌ لِّـلۡمُؤۡمِنِيۡنَۙ وَلَا يَزِيۡدُ الظّٰلِمِيۡنَ اِلَّا خَسَارًا
Artinya: Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zhalim (Al-Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian.
Beberapa Faktor-faktor penyebab kecemasan yang berdampak pada psikolog seseorang sebagai berikut:
- Faktor biologis yaitu kontribusi kecil dari banyak gen.
- Faktor psikologis, faktor ini disebabkan oleh banyak kompleksitas antara faktor kognitif, afektif, dan psikomotor.
- faktor sosial yaitu peristiwa yang menimbulkan stres yang memicu kerentanan terhadap kecemasan
Adapun ciri-ciri dari kecemasan sebagai berikut:
- Ciri-ciri fisiologis, yaitu reaksi yang ditampilkan oleh tubuh terhadap sumber ketakutan dan kekhawatiran.
- Ciri-ciri psikologis yaitu gejala yang terkait dengan kondisi jiwa seseorang yang mengalami kecemasan meliputi kognitif, afektif, dan psikomotor.
Terdapat beberapa metode psikoterapi dalam perspektif Al-Qur’an
1. Psikoterapi melalui Zakat
Zakat dapat membersihkan jiwa dari kotornya sifat kikir, tamak, berfoya foya, egoisme, dan keras hati terhadap fakir miskin, hal ini di sebutkan dalam Al-Qur’an:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui “.
2. Psikoterapi melalui Shalat
Apabila seorang muslim senantiasa melakukan shalat pada waktunya sejak mulai baligh serta melakukan shalat-shalat sunat sebatas kemampuannya.
Maka ia akan sehat karena dalam pelaksanaan shalat itu ia melakukan gerakan-gerakan untuk semua otot badan dan menggerakkan persendian dalam setiap rakaat, yang karena nya dapat memacu detak jantung dan melancarkan aliran darah.
Para ahli menyebutkan bahwa hikmah dari gerakan-gerakan shalat tidak sedikit maksudnya untuk kesehatan jasmaniah serta dengan sendirinya hendak bawa dampak pula pada kesehatan rohaniah ataupun kesehatan psikologis jiwa seorang.
Ditinjau dari ilmu kesehatan, tiap aksi, tindakan, dan tiap pergantian dalam aksi serta tindakan badan pada durasi melakukan shalat merupakan yang sangat sempurna dalam menjaga situasi kesehatan badan.
Ini merupakan perintah dari Allah buat melakukan shalat, hendak namun Allah mengistimewakan shalat subuh dengan membagikan aplaus yang lebih, ialah shalat dini hari ini disaksikan oleh malaikat-malaikat Allah Subhanahu Wata’ala.
3. Mendengarkan murottal Al-Qur’an
Hasil penilitian-penilitian oleh para ilmuan telah yang membutikan seberapa besarnya pengaruh bacaan Al-quran terhadap psikologis seseorang. DR. Ahmad Al-Qadhi salah satu orang yang telah melakukannya.
Penelitiannya dilakukan terhadap lima sukarelawan non-muslim yang berusia 17-40 tahun menggunakan alat ukur stres jenis MEDAQ 2002 (Mediqal Data Quetient), yang dilengkapi software dan sistem detektor elektonik.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan hasil positif bahwa mendengarkan ayat suci al-Qur’an memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan ketegangan urat saraf reflektif.
Utbah bin rabi’ah adalah salah toko yang di utus oleh kaum musyrik makkah untuk menghadap Nabi Muhammad shallallahu a’laihi wasallam setibanya di hadapan Nabi, Nabi pun membacakan kepadanya ayat dari surah As-Sajadah.
Utbah pun kembali ke kaumnya, dan dari kejauhan yang melihat berkata “Abu Al-Walid (Utbah) datang dengan wajah yang berbeda dengan wajahnya ketika berangkat”.
Rupanya ayat-ayat yang di dengarnya berbekas dalam jiwanya, sehingga keadaannya pun berubah. Ayat ayat suci Al-Qur’an memang sangat berperan terhadap kondisi psikologis seseorang.
Semakin sering seorang individu berinteraksi dengan Al-Qur’an dan memahami atau mendalami isinya maka kondisi ketenangan jiwanya juga akan semakin meningkat.
4. Meningkatkan Sosialisasi
Seorang individu yang memilki pada hidupnya sering kali mereka sungkan untuk bercerita kepada orang-orang di sekitarnya biasanya di sebut introvert.
Agama islam memberikan solusi sekiranya kita malu untuk bercerita kepada teman ataupun kerabat maka di anjurkan untuk mengikuti atau menghadiri majlis-majlis.
Dengan memandangi wajah orang salih maka hati menjadi tenang walaupun sekiranya tidak menyelesaikan masalah akan tetapi setidaknya mampu mengurangi masalah pada seseorang.
Metode curhat menumpahkan segala masalahnya yang paling ampuh bagi seorang intovert ialah berdoa kepada Allah Subhanahu Wata’ala dengan metode curhat, maka insya Allah beban hidupnya akan berkurang, setidaknya dia mendapatkan ketenangan.
Al-Qur’an membebaskan manusia dari penyakit kejiwaan dan menghadirkan terapi untuk membangun spiritualitas kehidupan mereka.
Al-Qur’an menjadi pedoman berharga yang dapat menghantarkan pembacanya terhindar dari penyakit baik jasmani maupun rohani, yang melahirkan kekuatan spiritualitas luar biasa, mengubah pemahaman individu tentang dirinya, orang lain, kehidupan, dan seluruh alam jagad raya.
Penulis: Akbar Firmansyah
Mahasiswa Ilmu Alquran dan tafsir, UIN Raden Mas Said Surakarta
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi