Analisis Karikatur Anti Korupsi
Karikatur anti korupsi ini menggambarkan kenyataan pahit tentang kemunafikan yang sering terjadi dalam dunia politik dan pemerintahan. Gambar tersebut bercerita tentang dua sisi berlawanan dari seorang pejabat. Menggambarkan bagaimana sifat pejabat ketika berada di hadapan publik dan di belakang publik.
Di bagian atas, kita melihat seorang pejabat yang sedang dalam sesi wawancara. Ketika media bertanya mengenai tuduhan korupsi dalam sebuah proyek, dengan penuh percaya diri, dia meneriakkan slogan “Kampanye Anti Korupsi”. Dia membela diri dengan mengatakan bahwa tuduhan tersebut hanya fitnah belaka, dan menekankan bahwa dirinya adalah pelayan rakyat, bukan pencuri.
Namun, bagian bawah karikatur mengungkap sisi lain yang kontras terhadap pernyataan sebelumnya. Media memberitakan bahwa anggaran bantuan rakyat ditunda dan diperlihatkan pejabat yang sama sedang menghitung uang dengan wajah puas karena dana anggaran tersebut dapat digunakan pribadi pejabat tersebut terlebih dahulu.
Hal ini menggambarkan bagaimana pejabat tersebut telah mencedearai pernyataan awalnya sendiri di hadapan media.
Baca juga:Â Kritik dari Rakyat
Saat pejabat tersebut tertangkap dan dipenjarakan pun, lapas yang menantinya setara dengan kamar hotel bintang 5 yang mewah dan juga nyaman. Karikatur ini mengkritik keras perilaku pejabat yang bermuka dua, juga negara yang seakan mendukung tindakannya.
Ironi yang disajikan dalam karikatur ini sangat menggigit: orang yang berteriak paling keras tentang anti korupsi justru bisa menjadi pelaku korupsi yang paling licik.
Dana yang seharusnya digunakan untuk membantu rakyat disalahgunakan dan dimanipulasi melalui penundaan pencairan dengan alasan birokratis, padahal tujuan sebenarnya adalah untuk menggelapkan dana tersebut. Mereka pun juga tidak khawatir akan perbuatannya, karena hukum yang berlaku bisa diotak atik dengan uang.
Karikatur ini juga mengingatkan kita akan pentingnya sikap kritis terhadap pernyataan-pernyataan pejabat publik. Kata-kata manis dan slogan heroik perlu dibuktikan dengan tindakan nyata dan integritas yang konsisten. Kita sebagai masyarakat harus tetap waspada dan tidak mudah terbuai oleh retorika kosong.
Pesan moral dari karikatur ini jelas: korupsi bukan hanya soal mengambil uang negara, tetapi juga tentang pengkhianatan kepercayaan publik. Pemberantasan korupsi membutuhkan lebih dari sekadar slogan dan kampanye—ia membutuhkan komitmen sejati dari para pejabat,  pengawasan ketat dari masyarakat, dan penegakan hukum yang adil dan tegas dari penegak hukum itu sendiri.
Penulis:
- Jawwad Syauqi Muhannad
- Tantra Dingga Dewantara
- Pugut Lebda A
- Alfabert Akbar S.
- M Satria Rafif B
Mahasiswa Teknik Sipil, Universitas Brawijaya
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News