Waspada! Media Sosial Bisa Jadi Pembunuh Kesehatan

Bahaya Media Sosial
Waspada! Media Sosial Bisa Jadi Pembunuh Kesehatan.

Sosial Media

Media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari banyak orang di mana pun di dunia. Platform media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok memungkinkan pengguna untuk berinteraksi, berbagi informasi, dan terhubung dengan orang lain di seluruh dunia.

Namun selain manfaat yang ditawarkan, media sosial juga memiliki fitur-fitur yang dapat membantu penggunanya. Artikel ini akan membahas bagaimana media sosial bisa menjadi “pembunuh” yang lazim dan merugikan kesehatan mental dan fisik penggunanya.

Dampak Negatif Media Sosial

1. Kesehatan Mental yang Terganggu

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa menggunakan media sosial lebih sering mungkin berdampak negatif pada kesehatan mental.

Media sosial dapat menyebabkan depresi, kecemasan, dan rendahnya harga diri, terutama di kalangan anak muda, menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Royal Society for Public Health di Inggris. Hal ini sering kali disebabkan oleh fenomena “fear of missing out” (FOMO).

Bacaan Lainnya

2. Gangguan Tidur

Berinteraksi dengan media sosial, terutama sebelum tidur, dapat memengaruhi pola tidur. Layar perangkat-cahaya biru dapat meningkatkan produksi melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur.

Menurut sebuah penelitian dari University of Pittsburgh, terdapat korelasi antara jumlah waktu yang dihabiskan di media sosial dan jumlah waktu yang dihabiskan bersama keluarga dan teman.

3. Cyberbullying

Anonimitas yang disediakan oleh platform media sosial sering digunakan untuk terlibat dalam cyberbullying. Korban cyberbullying dapat menyebabkan stres emosional, kecemasan, dan bahkan hukuman diri sendiri. Menurut data dari Pew Research Center, sekitar 59% wanita Amerika pernah mengalami beberapa bentuk cyberbullying.

4. Penurunan Interaksi Sosial yang Sehat

Ironisnya, meskipun media sosial seharusnya membina hubungan antarmanusia, namun justru dapat menghambat interaksi sosial yang sehat. Sebagai penggantinya, pengguna dapat lebih bugar secara fisik dan terlibat dalam interaksi virtual.

Baca Juga: Bijak Bermedia Sosial pada Platform TikTok

Menghadapi Bahaya Media Sosial

1. Penggunaan yang Bijak

Langkah pertama adalah mengatur waktu yang dihabiskan di media sosial dan menetapkan tujuan. Memasukkan fitur waktu sehari-hari yang terdapat di banyak perangkat dapat membantu pengguna mengelola penggunaan media sosial mereka.

2. Membangun Kesadaran Diri

Setelah menggunakan media sosial, penting untuk mengamati dampak emosional. Mungkin perlu untuk mengajukan pertanyaan tentang bagaimana dan mengapa kita menggunakan media sosial jika Anda benar-benar cemas atau stres setelah membaca pesan tersebut.

3. Mencari Dukungan

Tidak ada alasan untuk tidak mencari pendapat dari seorang yang professional jika Anda terus-menerus khawatir tentang dampak media sosial terhadap kesehatan mental. Psikolog atau konselor dapat menawarkan mekanisme penanggulangan yang efektif.

Baca Juga: Bullying dan Hate Speech di Kalangan Pemuda: Peran Media Sosial dalam Mencegah Bullying dan Hate Speech di Kalangan Pemuda

Kesimpulan

Meskipun media sosial menawarkan banyak manfaat dan kemudahan, namun juga membawa risiko nyata bagi penggunanya. Dengan memahami dampak negatif dan menerapkan strategi untuk memerangi dan mengatur penggunaan, kita dapat melindungi diri dari dampak yang berpotensi membahayakan.

Tujuan dari kesadaran dan tindakan proaktif adalah untuk memastikan bahwa media sosial tidak menjadi “pembunuh” dalam kehidupan kita sehari-hari.

Penulis: M. Firza Al Rasikh
Mahasiswa Teknologi Informasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Referensi

Royal Society for Public Health. (2017). #StatusofMind: Social media and young people’s mental health and wellbeing.

University of Pittsburgh. (2016). Social media use linked to sleep disturbance in young adults.

Pew Research Center. (2018). A majority of teens have experienced some form of cyberbullying.

 

 

Ikuti berita terbaru di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses