Tahukah anda, bahwa mayoritas orang lebih memilih baca buku secara online dan ini mengakibatkan buku kertas sudah tidak ramai digunakan lagi? Seperti yang anda ketahui, kita sedang hidup di zaman teknologi yang semakin hari semakin canggih dan salah satu kemajuan teknologi ini adalah kita sudah bisa membaca buku di alat-alat yang modern seperti Smartphone dan Tablet kita. Apakah yang saya maksud? Di zaman teknologi ini, kita sudah bisa membaca buku atau koran dengan cara alternatif, yaitu secara online. Oleh karena itu, saya menanyakan: “apakah kita masih perlu buku?”, dan menurut saya jawabanya tidak mudah untuk dicari.
Ada beberapa orang yang mengatakan bahwa baca buku kertas, tanpa alat-alat elektronik yang begitu canggih, itu adalah pengalaman yang unik dan beda. Memang untuk berberapa orang pengalaman ini susah untuk didapatkan. Akan tetapi, ada juga orang yang menganggap bahwa buku kertas itu sudah tidak zaman, maka dari itu mereka memilih untuk membaca buku dengan menggunakan dawai. Oleh karena canggihnya alat-alat komunikasi zaman sekarang ini, memudahkan bagaimana cara kita mengonsumsi media, seperti buku.
Menurut pandangan saya, membaca buku online bagi kaum mayoritas adalah cara alternatif yang paling gampang diakses. Walaupun ini mudah diakses, mungkin menurut sejumlah orang, membaca buku secara online tidak mudah dipelajari, maka kebanyakan memilih untuk membeli buku kertas dari toko buku.
Dampak negatif dari sisi membaca buku online itu adalah banyak toko-toko buku yang akan tutup karena teknologi selalu berkembang, namun dampak positif dari ini adalah akan mempermudah akses orang-orang untuk membaca buku, walaupun secara online. Dampak positif lainnya ada kaitanya dengan literatur Indonesia yaitu, lebih banyak literatur-literatur Indonesia yang agak sulit untuk didapatkan secara fisik, menjadi lebih mudah ditemui dan dibaca dengan cara online.
Dampak negatif dari sisi memilih dan membaca buku secara fisik adalah buku itu dibuat dari kertas, dan setahu saya kertas itu dibuat dari pohon, jadi saya bisa memberi kesimpulaan bahwa semakin banyak buku dicetak, semakin banyak kita menggunakan kertas dan itu membuat pohon kita semakin sedikit. Dengan kata lain, itu menjadi salah satu dampak positif E-book (E-book adalah buku yang bisa di baca secara online) atau buku digital, yaitu membuat kita lebih menghemat sumber daya alam kita. Tidak hanya itu, E-book bisa membantu orang-orang yang hidup dengan disabilitas menggunakan fungsi fitur audio E-book, yaitu bukunya bisa dibacakan oleh komputer.
Ada satu hal yang menarik menurut saya, yaitu keberadaan perpustakaan. Menurut saya, perpustakaan adalah tempat yang ‘suci’ untuk orang yang suka membaca buku karena kurang lebih banyak koleksi yang disimpan perpustakaan. Perpustakaan menyediakan jumlah pengetahuan yang tak terbatas yang tersembunyi di dalamnya. Anda mungkin menemukan beberapa ‘permata’ tersembunyi yang mungkin tidak anda temukan di tempat lain. Pengalamaan ini yang sering kali dicari orang-orang yang hobi membaca. Hal ini pun sudah jarang dilihat, sebab perkembangan teknologi yang semakin canggih kini membuat perpustakaan sudah jarang didatangi oleh kaum milenial yang memilih membaca dengan dawai.
Jadi kesimpulannya, apakah kita masih perlu buku? Jawabannya perlu. Buku adalah salah satu sumber pengetahuan, namun pilihan cara membacanya kembali kepada masing-masing anda. Saya memilih membaca secara online, karena mudah untuk diakses sumber buku-bukunya, dan juga lumayan mudah untuk dipelajari bagi saya. Akan tetapi saya juga menikmati membaca buku cetak karena ada buku-buku yang saya suka dan hanya bisa didapati di buku cetak. Semuanya bergantung akan situasi dan kondisi. Apabila pada saat itu saya sedang menggunakan dawai, saya akan membaca online. Apabila pada saat itu saya sedang santai dan ingin membaca buku cetak, maka saya akan membaca buku cetak. Saya bisa hidup dengan keduanya.
Bathara Indra Bayu Putra
Mahasiswa Sampoerna University