Meraih Mimpi dalam Secangkir Kopi

Meraih Mimpi dalam Secangkir Kopi
Amar Izzudin (19) Penjual Starling (Starbucks Keliling) atau Kopi Keliling (Sumber: Dok. Pribadi)

Pada waktu senja, tepat di belakang Taman Palem Indah Metro, Amar Izzudin menjajakan dagangannya dengan menggunakan sepeda motor antik. Pemuda berusia 19 tahun yang akrab di sapa Amar ini adalah penjual kopi keliling atau biasa disebut starling. Meski hanya berjualan dari pukul 4 hingga 6 sore, rutinitas ini merupakan sumber utama penghasilannya.

Amar bukanlah sekadar penjual kopi biasa yang hanya dapat dipandang sebelah mata. Dia adalah simbol semangat kemandirian di usia muda yang penuh dengan kerja keras.

Berasal dari Ganjar Agung, Metro Barat, anak kedua dari tiga bersaudara ini memiliki seorang kakak laki-laki dan seorang adik perempuan. Meski datang dari keluarga yang lengkap, ia memutuskan untuk tidak lagi meminta uang jajan sejak duduk di bangku kelas 11 SMA.

Karena ngeliat kondisi fisik bapak yang sudah tua dan ibu yang tiap harinya bekerja, aku pingin meringankan beban mereka,” ucapnya dengan senyum hangat.

Bacaan Lainnya

Kemandiriannya dimulai dengan berjualan nasi bakar saat masih SMA. Ia jajakan dagangannya dari tiap pintu ke pintu kelas tanpa rasa malu dan gengsi. Kemudian, pada malam harinya bekerja di sebuah angkringan, pekerjaan yang ia tekuni selama enam bulan. Dari berbagai jenis pekerjaan yang ia lakoni, Amar yakin bahwa ia bisa mendapatkan pengetahuan dan belajar bagaimana melayani pelanggan, dan bagaimana memulai sebuah usaha.

Bagi Amar, hidup bagaikan orang yang mendaki gunung, bahwa perlu sebuah kerja keras untuk mencapai puncaknya. Sehingga hasil dari pengalaman itulah yang mengantarkannya kepada sebuah tekad bulat untuk memberanikan diri membuka usaha kopi keliling, yang kini menjadi penghasilan utamanya.

Rapi, salah satu sahabat dekat sejak duduk di bangku sekolah, menjadi salah satu saksi perjuangannya selama ini. Ia mengaku sangat salut dengan keteguhan hati dan tekad Amar.

Dari dulu Amar itu ga pernah gengsi, apapun yang menghasilkan pasti dia lakuin. Sekarang walaupun dikata orang cuma starling, dia tetep tekun dan yakin. Aku bener-bener bangga dan kagum sama dia,” ujarnya dengan rasa bangga.

Setiap harinya, Amar dapat meraup pendapatan sebesar 100.000 hingga 150.000 rupiah, tergantung kondisi cuaca dan ramainya orang bersantai di area tersebut. Dari hasil itu, sebagian besar hasil penjualan ia putar kembali sebagai modal, sementara sisanya ia gunakan untuk uang jajannya.

Banyak cerita menarik saat Amar menjajakan kopinya, karena tak jarang ia bertemu dengan berbagai sifat dan karakter manusia yang mewarnai harinya. “Waktu jualan, yang menarik itu kalau ketemu orang yang asik atau justru yang garing banget. Ada aja yang bikin senyum-senyum sendiri,” ungkapnya sambil tertawa kecil. Satu hal yang paling ia nikmati dari pekerjaannya, adalah berinteraksi dengan para pelanggan.

Baginya, kopi yang ia buat bukan hanya sekadar minuman, tetapi tali yang menghubungkannya dengan orang-orang baru dari berbagai latar belakang, cerita, dan pengalaman. Namun, tidak selamanya Amar dapat berjualan dengan tenang.

Seringkali hujan yang datang tanpa permisi, mengguyur dagangannya dan memaksanya bergegas membereskan barang serta segera mencari tempat berteduh. Bahkan, perjuangannya tidak hanya berhenti di sini. Pada pagi hari, ia sibukkan untuk menjadi guru ngaji di SMA tempat ia dulu belajar. “Bisa ngajar ngaji itu jadi kebahagiaan tersendiri, seneng rasanya bisa mengamalkan ilmu yang ku punya”, katanya dengan rasa syukur.

Menurut Amar, keluarga menjadi sumber kekuatan dihidupnya. Ia memiliki cita-cita yang mulia, menjadi pebisnis kopi sukses supaya dapat memberangkatkan kedua orang tuanya ke tanah suci dan memberikan kehidupan yang lebih baik untuk adiknya.

Baca juga: Tips Mengangkat Brand Produk dengan Konten Kreatif dalam Digital Marketing

Mimpi tersebut merupakan balasan atas segala kasih sayang yang telah diberikan oleh kedua orang tuanya, walaupun tidak akan sepenuhnya terbalas, ia harap dapat memberikan kebahagiaan seluas samudera kepada keluarganya.

Amar percaya bahwa kesuksesan tidak bisa kita dapatkan secara instan. Ia meyakini bahwa usaha yang konsisten, do’a dan dukungan dari keluarga, akan membawanya pada keberhasilan. Ketiganya menjadi bahan bakar semangat untuk terus maju meraih mimpi dan cita-cita dalam hidupnya.

Di usianya yang masih muda, Amar telah menjadi bukti bahwa hidup perlu kerja keras dan tanggung jawab untuk dapat meraih apa yang kita mimpikan. Dimulai dari langkah-langkah kecil yang konsisten dan diiringi dengan do’a.

 

Penulis: Naufal Syafiq Ramadhan

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses