Harmoni Ilmu Pengetahuan dan Nilai Religius dalam Praktik Ibadah Puasa Ramadhan

Praktik Ibadah Puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan (Sumber: Penulis)

Puasa Ramadhan adalah salah satu ibadah yang wajib dijalankan umat muslim selama satu bulan penuh di setiap tahunnya. Puasa adalah upaya seseorang untuk menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa, seperti minum, makan, dan melakukan hubungan seksual dimulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.

Hal ini tidak hanya menjadi syarat dalam menjalankan puasa, melainkan juga mengandung makna spiritual dan manfaat yang sangat signifikan bagi kesehatan. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan saat ini, manfaat puasa ramadhan kini semakin didukung dengan bukti ilmiah. Bukti tersebut menunjukkan adanya hubungan antara sains dan agama.

Tujuan utama puasa ramadhan adalah membentuk pribadi yang bertakwa. Disebutkan dalam QS. Al-Baqarah ayat 183:

يٰٓاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰ مَنُوْاكُتِبَ عَلَيْكُمُالصِّيَامُ كَمَاكُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ :١٨٣

Bacaan Lainnya

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Makna yang terkandung dalam ayat tersebut adalah perintah bagi umat muslim untuk menjalankan puasa agar menjadi manusia yang bertaqwa. Nilai religius dari ibadah puasa, meliputi kesabaran, keikhlasan, pengendalian diri, dan rasa empati terhadap sesama manusia, terutama orang yang kurang beruntung.

Melalui puasa, seseorang diajak untuk menahan hawa nafsu, memperbanyak ibadah, serta meningkatkan kualitas hubungan sosial dan spiritual. Puasa ramadhan juga salah satu momentum untuk memohon ampunan, memperbaiki diri dan  meningkatkan  amal kebaikan. Dijelaskan dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: “Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR Bukhari dan Muslim).

Hadis ini menegaskan puasa yang didasari dengan keimanan dan keikhlasan adalah bentuk ibadah yang dapat menghapus dosa-dosa yang telah lalu. Oleh karena itu, puasa merupakan ibadah yang mulia dan berdampak positif pada kehidupan spiritual umat Muslim.

Dari sisi ilmu pengetahuan, puasa ramadhan memberikan manfaat bagi kesehatan yang sudah dibuktikan oleh penelitian medis. Selama puasa, tubuh akan menjalani proses detoksifikasi alami, karena organ-organ seperti ginjal, hati, dan usus mendapatkan waktu untuk beristirahat.

Selain itu, juga akan mengalami proses autophagy, yaitu membuang sel rusak dan tidak berguna. Puasa juga dapat menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar gula darah, kolesterol, sehingga dapat mengurangi penyakit jantung, diabetes dan obesitas.

Baca juga: Puasa dalam Pandangan Kesehatan dan Islam

Puasa dapat mengurangi stres dan memperbaiki suasana hati. Pola makan teratur yaitu ketika sahur dan berbuka dapat membantu tubuh dalam menyesuaikan kebutuhan energi yang cukup, serta mndukung perbaikan metabolisme dan penurunan berat badan.

Menjalankan ibadah puasa juga dapat merangsang produksi sel darah putih baru yang dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh dan melawan infeksi dari suatu penyakit. Dengan demikian, menjalankan puasa ramadhan sangat berdampak positif bagi kesehatan fisik dan mental.

Islam berpendapat bahwa setiap ajaran agama memiliki manfaat yang sejalan dengan ilmu pengetahuan yang berkembang. Dalam konteks puasa, manfaat spiritual dan kesehatan menunjukkan bahwa ada hubungan yang erat antara harmonisasi sains dan agama. Hal tersebut menunjukkan bahwa andanya sains dan agama itu  saling melengkapi.

Konsep holistik dalam ajaran islam menekankan pentingnya keseimbangan antara aspek mental, spiritual, dan fisik manusia. Dengan menjalankan puasa ramadhan, manusia tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah SWT, namun juga mendapatkan manfaat yang sangat berguna bagi tubuh. Manfaat tersebut sudah diakui oleh dunia medis. Hal ini menegaskan relevansi ajaran idlam dalam menjawab tantangan zaman dari sisi spiritual maupun  ilmiah.

 

Penulis: Wanda Lifia
Mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, UIN K. H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses