Mahbub Junaidi, biasa dipanggil pak Mahbub. Beliau bertempat tinggal di pondok pesantren nurul iman, desa sebapo, kecamatan mestong, kabupaten muaro jambi.
Beliau merupakan seorang kepala sekolah di salah satu sekolah swasta yaitu Yayasan al-arief yang didirikan oleh keluarga.
Selain menjadi kepala sekolah, beliau juga bekerja di dunia transportasi, yang dimana beliau sebagai agen jual beli bus.
Hidup beliau sederhana, namun, dari kesederhanaan inilah yang membuat beliau menjadi seseorang luar biasa yang dipercayai oleh banyak orang.
Beliau menempuh jenjang pendidikannya dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi di Yogyakarta. Beliau berkuliah S1 jurusan sastra arab di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Baca juga: Menyingkap Akar Bullying yang Tersembunyi di Pesantren melalui Pandangan Psikoanalitik
Lalu, karena beliau bercita-cita ingin menjadi kepala sekolah, beliau melanjutkan S2 dengan jurusan manajemen Pendidikan di UIN Sultan Thaha Jambi.
Selain menempuh Pendidikan formal seperti sekolah dasar dan lain sebagainya, beliau juga menempuh Pendidikan non formalnya di pondok pesantren.
Beberapa pondok pesantren yang beliau tempat untuk memperdalam ilmu agamanya adalah pondok pesantren al-quran (mlangi, Yogyakarta), pondok pesantren as-salafiyyah ( Mlangi, Yogyakarta), pondok pesantren krapyak Yayasan ali maksum (dongkelan, Yogyakarta), dan pondok pesantren ar-risalah (Mlangi, Yogyakarta).
Saat beliau ditanya “mengapa anda mondok sambil sekolah? Apakah tidak kesulitan?” lalu beliau menjawabnya dengan santai “toh kita kalo di dunia yang dikejar karirnya, karier itu datang dari Pendidikan kita, tapiii, emang kalo di akhirat malaikat bakal nanyain karier kita? Nggak toh? Life is balance kita harus bisa nyeimbangin antara dunia dan akhirat, biar kita gak terlalu tergila-gila pada dunia dan tetep ngejar akhirat kita” begitu katanya.
Jadi beliau menggunakan prinsip life is balance yang dimana kehidupan dunia dan kehidupan akhiratnya seimbang.
Di dunia beliau sudah mapan, sudah menjadi apa yang beliau inginkan, tinggal beliau menyelesaikan urusan akhiratnya, yaitu patuh pada aturan allah dan menjalankannya dengan baik dan benar.
Pencapaian terbesar beliau semasa hidupnya saat ini adalah ‘menikah’. Kenapa? Karena kata beliau “karena kalau tidak menikah tidak akan kaya, kalau ingin kaya, maka menikahlah”.
Menurut beliau menikah merupakan salah satu pencapaian terbesar karena akhirnya beliau bisa memasuki jenjang kehidupan yang serius Bersama keluarga kecilnya, menemui cinta sejatinya, dan memiliki anak-anak yang menjadi keluarga kecilnya.
Memang tanggung jawabnya akan lebih besar, tetapi disitulah beliau akan mendapatkan berbagai Pelajaran – Pelajaran hidup baru.
Jika di tanya, tantangan apa saja yang pernah dihadapi, beliau akan menjawab “kalau tantangan hidup sih banyak, saking banyaknya saya jadi lupa karena sudah saya lewati, hanya saya simpan sebagai Pelajaran saja. Toh setiap orang pasti memiliki tantangan hidup”.
Beliau ini bukan orang yang menyukai sebuah tantangan. Baginya, apapun rintangan yang lewat yaa dijalani saja.
Biarkan hidup ini berjalan seperti air mengalir, mengikuti arusnya dimanapun dan bagaimanapun keadaan yang dialami.
Selama ini beliau hidup, Pelajaran hidup yang beliau dapatkan adalah dengan menjadi seseorang yang Ikhlas, tabah, dan sabar. Ikhlas berarti Ikhlas dengan segala hal yang terjadi.
Seperti contoh, beliau kehilangan seseorang yang dicintainya, yaitu ayah. Mau bagaimanapun beliau harus Ikhlas.
Tabah, berarti beliau harus tabah dengan segala sesuatu buruk yang datang, karena tidak semuanya akan berjalan dengan baik. Sabar, hamper sama dengan tabah.
Beliau yakin bahwa sabar itu pasti ada hasilnya. Mengaitkan hidupnya seperti air yang mengalir, karena air yang mengalir itu mau tertabrak dengan apa saja akan terus berjalan, mau jatuh dari ketinggian manapun juga akan tetap mengalir.
Kuncinya adalah ‘ikhlas menjalani hidup, Ikhlas dengan apa yang sudah diberi oleh allah’.
Ibu. Merupakan sosok yang menjadi inspirasi beliau. Ibu meerupakan sosok yang telah membesarkan beliau, memberikan beliau masukan serta Pelajaran, sosok yang mengajak beliau melihat dunia secara luas, sosok yang sampai saat ini masih menjadi inspirasi beliau.
Banyak sekali hal yang telah beliau lewati Bersama sosok ibu, maka dari itulah beliau menjadikan ibu sebagai inspirasi dalam kehidupannya.
Terakhir adalah harapan. Harapan beliau untuk masa depan adalah memiliki anak yang sholehah berbakti pada orang tuanya.
Baca juga: 7 Cara Mengelola Emosi dan Mood agar Hidup Lebih Seimbang dan Bahagia
Beliau ingin melihat anak-anaknya bertambah besar dengan baik, dengan pendidikan yang layak dan tumbuh sehat tanpa ada kekurangan.
Karena baaginya, melihat anak tumbuh merupakan suatu kebanggaan dan kebahagiaan tersendiri. Dan yang terakhir, setelah menjalani segala kehidupan dunia, beliau ingin mati dalam keadaan yang khusnul khotimah, mati dalam keadaan semua Impian yang ada di dunianya tercapai.
Lampiran Pertanyaan
1. Bisa anda ceritakan nama lengkap, serta tempat tinggal anda?
2. Bagaimana latar belakang Pendidikan anda?
3. Apa pekerjaan atau profesi anda saat ini?
4. Bagaimana perjalanan karier anda hingga mencapai titik ini?
5. Apa pencapaiaan besar anda dalam karier atau kehidupan ini?
6. Tantangan apa saja yang pernah anda hadapi? Dan bagaimana cara anda mengatasinya?
7. Pelajaran berharga apa yang anda dapatkan dari pengalaman tersebut?
8. Siapa sosok yang menjadi inspirasi anda?
9. Apa harapan anda untuk masa depan?
Penulis: Salwa Faroh Kharisma Nur Khafidhoh
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Negeri Yogyakarta
Editor: Anita Said
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News