Pernahkah kamu mengikuti pendapat mayoritas hanya karena takut dianggap “beda sendiri”? Atau merasa lebih percaya diri saat berada di lingkungan yang suportif?
Jawabannya bisa dijelaskan oleh psikologi sosial, cabang ilmu yang membedah hubungan rumit antara individu dan kelompok dalam kehidupan sehari-hari.
Kita Bukan Makhluk Sosial Biasa
Manusia bukanlah makhluk yang hidup sendirian. Bahkan tanpa kita sadari, kita sangat dipengaruhi oleh norma, harapan, dan perilaku orang lain di sekitar.
Dari keluarga, teman, lingkungan kerja, hingga masyarakat luas, semuanya membentuk siapa diri kita.
Psikologi sosial mempelajari bagaimana interaksi sosial dapat mengubah cara berpikir, merasa, dan bertindak seseorang.
Ilmu ini menjelaskan mengapa kita bisa ikut-ikutan tren, patuh pada aturan, atau bahkan terlibat dalam konflik kelompok.
Baca juga: A Silent Voice: Mengungkap Dampak Psikologis dan Sosial dari Perundungan dalam Kehidupan Remaja
Ketika Kelompok Mengatur Pikiran Kita
1. Konformitas: Saat seseorang mengikuti norma kelompok agar diterima, meskipun sebenarnya tidak sepakat.
2. Kepatuhan (Obedience): Saat kita melakukan sesuatu karena diminta oleh sosok berotoritas, bahkan jika bertentangan dengan hati nurani.
3. Groupthink: Ketika kelompok sangat kompak hingga mengabaikan pendapat berbeda. Hasilnya? Keputusan bisa jadi buruk karena tidak ada yang berani mengkritik.
Identitas Sosial: Siapa Aku Dalam Kelompok Ini?
Henri Tajfel melalui Teori Identitas Sosial menyebut bahwa sebagian besar identitas kita terbentuk dari kelompok sosial yang kita ikuti.
Ini bisa memperkuat rasa memiliki, namun juga berisiko menciptakan jarak dan konflik dengan “kelompok lain”.
Antisocial vs Prosocial: Pilihan Sikap dalam Hidup
Psikologi sosial juga menjelaskan mengapa sebagian orang menjadi agresif, diskriminatif, atau justru penuh empati dan suka menolong.
Perilaku ini sering dipengaruhi oleh norma sosial, budaya kelompok, dan ekspektasi masyarakat.
Saling Terhubung: Individu & Kelompok
Menurut teori interdependensi, hubungan individu dan kelompok itu dua arah.
Kelompok memberikan nilai, norma, dan struktur sosial sementara individu membawa keunikan, perspektif, dan pengaruh yang bisa mengubah dinamika kelompok itu sendiri.
Aplikasi Psikologi Sosial: Di Mana Saja Pengaruhnya?
1. Di Sekolah: Teman sebaya punya peran besar dalam pembentukan sikap, prestasi, dan bahkan kepercayaan diri siswa.
2. Di Tempat Kerja: Relasi antar rekan kerja menentukan suasana kerja—apakah harmonis atau penuh tekanan.
3. Di Masyarakat: Pilihan politik, sikap terhadap isu sosial, bahkan tren gaya hidup banyak dipengaruhi oleh kelompok sosial tempat kita berada.
Penutup: Psikologi Sosial Menjawab Banyak Hal
Psikologi sosial bukan sekadar teori. Ia adalah cermin yang memperlihatkan mengapa kita berperilaku seperti sekarang.
Dengan memahaminya, kita bisa lebih bijak dalam bersikap, lebih toleran terhadap perbedaan, dan lebih sadar akan pengaruh sosial yang bekerja dalam hidup kita.
Penulis: Ghiska Putri Maesa Ayu
Mahasiswa Jurusan Psikologi, Universitas Muria Kudus
Referensi
Milgram, S. (1963). Behavioral study of obedience. Journal of Abnormal and Social Psychology.
Tajfel, H., & Turner, J. C. (1979). An integrative theory of intergroup conflict. The Social Psychology of Intergroup Relations.
Editor: Anita Said
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News