Deklarasi Balfour: Salah Satu Dalang Terjadinya Konflik Palestina-Israel

Deklarasi Balfour Palestina Israel

Dalam kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari konflik. Konflik biasanya dilatarbelakangi oleh adanya kepentingan individu/kelompok tertentu. Adapun suatu konflik dapat terjadi secara fisik maupun non-fisik antara dua kelompok atau lebih dalam suatu wilayah.

Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan antara kedua kelompok tersebut. Timur Tengah merupakan salah satu wilayah yang rawan konflik. Adapun negara yang pernah atau sedang terjadi konflik di antara lain Iran, Sudan, Mesir, Palestina, Irak, dan beberapa negara Timur Tengah lainnya.

Salah satu konflik yang sedang berlangsung adalah konflik Israel-Palestina. Serangan Israel ke Palestina telah merenggut banyak nyawa. Konflik antara Israel dan Palestina merupakan salah satu dari sekian banyak konflik yang menyita perhatian masyarakat dunia, tidak hanya bagi kaum muslim saja, tetapi komunitas-komunitas lain di dunia  bersimpati dengan  konflik tersebut. Untuk membantu warga Palestina di sana, berbagai bentuk solidaritas dan bantuan kemanusiaan telah diberikan seperti perawatan medis, tenaga medis dan makanan.

Baca Juga: Diplomasi Arab-Israel Palestina-Israel: Konflik atau Penjajahan? Agama atau Politik?

Bacaan Lainnya

Masyarakat dunia masih mengasumsikan konflik antara Israel dan Palestina sebagai konflik antar agama. Namun, ternyata terdapat dalang di balik konflik tersebut, sebenarnya konflik ini bermula dari sengketa tanah di Wilayah Palestina. Konflik ini dipicu karena orang-orang Yahudi ingin mendirikan National home di Palestina.

Dalam hal ini, orang-orang Yahudi percaya bahwa Yerusalem harus kembali ke ibu kota negara Yahudi dan mengembalikan hak-hak orang Yahudi yang tertindas. Tentu saja di setiap konflik yang terjadi selalu ada dalang di baliknya. adapun salah satu dalang di balik tumpahnya konflik ini antara lain yaitu Deklarasi Balfour.

Apa Itu Perjanjian Balfour?

Deklarasi Balfour merupakan salah satu penyebab atau mungkin dapat dikatakan cikal bakal tumpahnya konflik antara Israel-Palestina, adapun Deklarasi Balfour adalah suatu pernyataan yang dikemukakan pada tahun 1917 yang dilakukan selama Perang Dunia I, di mana pemerintah Inggris menyatakan dukungan untuk  pembentukan “National home” di Palestina. Saat itu, Palestina merupakan salah satu  wilayah  Kesultanan Utsmaniyah, dan saat itu masih ada beberapa orang Yahudi di Palestina.

Deklarasi Balfour terkandung dalam sebuah surat dari Menteri Luar Negeri Inggris Arthur Balfour tertanggal 2 November 1917  kepada Sir Rothschild, pemimpin komunitas Yahudi di Inggris, untuk menginformasikan federasi Zionis Inggris Raya dan Irlandia. Manifesto Balfour disiarkan melalui media  pada tanggal 9 November 1917.

Deklarasi Balfour dilatarbelakangi atas permintaan seorang Yahudi Inggris bernama Heim Weizmann. Dia adalah seorang Yahudi Inggris yang berjasa dalam menciptakan senjata resmi untuk  memenangkan perang. Atas semua jasanya, David Lloyd George memberikan sebuah hadiah untuk Wiseman, adapun hal yang diinginkan Wiseman adalah sebuah wilayah bagi orang Yahudi.

Baca Juga: Penyelesaian Sengketa Hukum Internasional Secara Damai Melalui Jalur Politik

Perdana Menteri Inggris David Lloyd-George merasa bahwa dia dapat mengabulkan permintaan Weisman dan memberikan  wilayah Uganda di Afrika kepada orang-orang Yahudi. Namun, Wiseman menolak tawaran tersebut dan menginginkan wilayah Palestina sebagai “National home” bagi orang-orang Yahudi.

Hal ini dikarenakan sebelumnya ada Perjanjian Sykes-Picot yang membuat Palestina menjadi milik Inggris atas kekalahan Turki Utsmani sehingga membuat Cham Weizmann meminta hal tersebut yang akhirnya diterima oleh David L. George, yang diminta Cham Wiseman dan akhirnya diterima oleh David L. George.

Manifesto Balfour menjadi angin segar bagi kaum Yahudi, khususnya Zionis. Deklarasi ini memungkinkan Israel untuk menduduki  Palestina. Di sisi lain, orang Arab yang tinggal di Wilayah Palestina sangat geram dengan deklarasi ini.

Kondisi Palestina setelah Deklarasi Balfour

Setelah pengeluaran Deklarasi Balfour, kependudukan geografis Israel atas Palestina terus berkembang, dan hanya menyisakan warga Palestina hanya Tepi Barat dan Jalur Gaza. Adapun secara demografis tidak jauh berbeda. Faktanya, pada akhir Perang Dunia I, kurang lebih 700.000 orang yang mendiami wilayah Palestina terdiri dari 80% adalah Muslim, 10% adalah Arab Kristen, dan 10% adalah Yahudi. Menurut Al Jazeera, setelah proklamasi 1922-1935, populasi Yahudi meningkat secara signifikan, dari yang tadinya hanya sekitar 9% dari total populasi menjadi hampir 27%.

Situasi terus berubah dan tepatnya pada tahun 1946, menurut sumber data israelipalestinianprocon.org, jumlah orang Yahudi telah meningkat menjadi 32,9%, dengan sisanya adalah Muslim Arab. Sebagai hasil Deklarasi Migrasi Palestina, setelah tinggal di kamp-kamp pengungsi selama hampir 69 tahun, diperkirakan kurang lebih terdapat 5 juta pengungsi di seluruh dunia selama periode ini, atau 70% dari total penduduk Palestina.

Baca Juga: Dinamika Afrika Utara: Kondisi, Sejarah dan Peradabannya

Lebih dari dua pertiga dari jumlah total pengungsi Palestina terdaftar di Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA), di mana sepertiganya tercatat tinggal di 59 kamp  yang terletak di Tepi Barat Gaza. Libanon, Suriah, Yordania.

Situasi Palestina semakin mengkhawatirkan, Situasi ini bahkan lebih mengkhawatirkan bagi warga Palestina yang tinggal di Jalur Gaza. Mereka sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk bepergian. Bandara satu-satunya dihancurkan oleh serangan Israel pada tahun 2001, perbatasan  ditutup selama 11 tahun, dan Israel membatasi akses ke laut untuk perjalanan serta memancing.

Memang, Deklarasi Balfour adalah pintu gerbang ke bencana terbesar dalam sejarah manusia, karena telah menyebabkan satu abad penderitaan bagi rakyat Palestina. Mereka ditindas, dibunuh, dan diusir dari rumah mereka. Palestina belum bisa bernafas lega di negerinya sendiri selama ini.

Naufal Farras Febriansah
Mahasiswa Universitas Al-Azhar Indonesia

Editor: Diana Pratiwi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses