Pengelolaan Sampah dari Lingkungan Terkecil dan Persumberdayaan Masyarakat

Opini
Ilustrasi: pixabay.com

Sampah merupakan salah satu hal yang dianggap sangat meresahkan karena dapat memberikan dampak buruk terhadap lingkungan. Sampah memiliki potensi yang amat besar dalam pencemaran lingkungan. Indonesia merupakan negara penyumbang sampah terbesar setelah Cina.

Hal ini merupakan prestasi yang tidak baik untuk dibanggakan, padahal jumlah penduduk Indonesia tidak lebih besar dari negara-negara maju seperti Amerika, Rusia, dan lain-lain. Hal tersebut terjadi bukan karena kebetulan semata. 

Sampah-sampah di Indonesia sangat minim akan pengolahan dan pengendaliannya. Banyak sampah yang dihasilkan masyarakat berupa plastik sekali pakai dan langsung dibuang dengan tidak dimanfaatkan kembali.

Baca Juga: KKN Tematik UPI Kelompok 184: Solusi Efektif Pemanfaatan Sampah Plastik Menjadi Barang Berguna Seperti Ecobrick

Bacaan Lainnya

Alasan sampah menjadi masalah yang kompleks di Indonesia adalah sering dijumpai masyarakat malas untuk menggunakan kembali kemasan plastik yang sudah digunakan. Hal ini tentunya membuat sampah yang dihasilkan menjadi tidak terkendali.

Di negara maju rata-rata penduduknya sadar akan pentingnya mengurangi sampah yang dihasilkan. Banyak dari mereka menggunakan kantung tas belanja sendiri, tidak dengan kantung kresek yang satu kali pakai. Ada juga yang menggunakan kembali kemasan air minum, botol sampo, botol sabun cair, dan masih banyak lagi.

Mereka sadar dengan bertambahnya penduduk maka sampah yang dihasilkan akan meningkat, apabila tidak dikurangi sampah yang dihasilkan maka anak cucu mereka akan menempati bumi yang banyak akan sampah anorganik. Sampah anorganik merupakan sampah yang sulit terurai. Sampah jenis ini membutuhkan setidaknya 50-100 tahun.

Menurut jambeck tahun 2015 dari University of Georgia dikatakan bahwa sampah anorganik yang dihasilkan Indonesia sebanyak 187,2 ton/ tahun. Sampah tersebut sulit terurai, maka harus dilakukan pengolahan agar tidak mencemari lingkungan. Sampah yang dihasilkan setiap tahun tentu akan bertambah, maka dapat dikatakan bahwa Indonesia darurat sampah baik organik maupun anorganik.

Banyak faktor yang menyebabkan Indonesia darurat akan sampah. Mulai dari masyarakat terkecil hingga pemerintah yang kurang efektif dan efisien dalam penanganannya. Sebenarnya apabila semua lapisan masyarakat sadar pentingnya mengurangi sampah yang ada dan mengolahnya, maka sampah dapat  dikendalikan. 

Langkah awal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan sosialisasi rutin, pengarahan pentingnya mengendalikan sampah dan menjaga lingkungan. Lingkungan yang ikut terkena imbas karena sampah salah satunya adalah sungai.

Banyak dijumpai sungai di Indonesia tercemar akan sampah, mulai dari hulu hingga hilir sungai. Masyarakat Indonesia gemar membuang sampah di sungai. Mereka tidak peduli akan dampak yang ditimbulkan karena membuang sampah di sungai.

Baca Juga: Diadakannya Sosialisasi Pengelompokan Sampah Sesuai dengan Jenisnya dan Pemanasan Global oleh Mahasiswa KKN Tematik UPI 2022

Contoh dampak yang masih sering terjadi saat ini adalah banjir. Banjir yang terjadi di Indonesia mayoritas diakibatkan oleh sampah yang menutup saluran drainase. Akibatnya air tidak dapat mengalir dengan lancar yang membuat tanah tidak mampu lagi meresap air. Setelah itu terjadilah banjir akibat genangan air yang semakin tinggi dan tidak teralirkan secara baik.

Selain itu juga, kota-kota di Indonesia belum menerapkan pembangunan Go green. Pembangunan Go green merupakan program pembangunan dengan memperhatikan keseimbangan alam. Biasanya dalam gedung atau bangunan terdapat area hijau, taman, Rest Area.

Terbukti dengan program ini dapat mengurangi polusi udara, menambah daerah resapan air, menyejukan area sekitar, dan masih banyak lagi manfaat lainya. Karena banyaknya faktor di atas, peneliti ingin berpartisipasi dan mengajak masyarakat dalam pemberdayaan dan pengelolaan sampah.

Program pertama yang ingin peneliti terapkan adalah bank sampah. Program bank sampah adalah kegiatan memilah sampah yang dapat dijual kembali dan menghasilkan uang. Dengan menumbuhkan pemikiran bahwa sampah yang dikelola dapat menghasilkan tambahan penghasilan membuat masyarakat sedikit tergugah pemikirannya.

Program kedua yang ingin dilakukan oleh peniliti adalah Prinsip 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle). Reduce, Reuse, dan Recycle  adalah program pengurangan sampah yang dihasilkan, penggunaan kembali sampah yang dihasilkan, dan daur ulang sampah.

3R merupakan program yang sudah dilakukan oleh berbagai negara, baik negara maju maupun negara berkembang. Program ini terbukti cukup baik mengurangi sampah yang ada, selain bermanfaat bagi lingkungan juga bermanfaat bagi masyarakat itu sendiri.

Penulis: Agustinus Leonardus Nong (NPM : 202201473)
Mahasiswa Teknik Lingkungan Kampus Akatirta Magelang

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses