Jika kita berbicara tentang tradisi tentu disetiap daerah yang ada di Indonesia memiliki tradisinya masing masing, yang berbeda-beda dengan daerah lain, yang menjadikan itu sebagai ciri khas dari daerah tersebut. Salah satu tradisi yang dimiliki oleh Indonesia adalah Tradisi Sekapur Sirih yang berasal dari provinsi Bengkulu, lalu apa itu tradisi “Sekapur Sirih”?
Tradisi Sekapur sirih merupakan salah satu tradisi yang berasal dari provinsi Bengkulu yang disebut juga dengan tradisi Tari Persembahan. Tradisi ini dilakukan untuk melakukan penyambutan tamu utama atau tamu besar dari suatu acara yang dilakukan di provinsi Bengkulu.
Jadi, tradisi ini merupakan tradisi dari salah satu suku yang terdapat di provinsi Bengkulu, yaitu suku Rejang yang merupakan suku asli Bengkulu
Tradisi ini dimaknai sebagai ungkapan rasa syukur dan rasa bahagia kepada tuhan, dan rasa syukur atas rezeki sehingga bisa dilaksanakannya acara yang ditujukan.
Tradisi Sekapur Sirih paling sering digunakan dalam upacara pernikahan yang menggunakan adat pernikahan rejang.
Dalam upacara pernikahan rejang tradisi Sekapur Sirih atau Tari Persembahan dilakukan dalam upacara penyambutan mempelai pria. ketika mempelai pria beserta rombongan tiba dirumah mempelai perempuan yang dimana menjadi lokasi acara pernikahan, mereka disambut dengan sebuah tarian, tarian inilah yang kenal dengan tari sekapur sirih atau tari persembahan.
Selain dalam upacara pernikahan, tari sekapur sirih atau tari persembahan ini dilakukan untuk menyambut tamu-amu penting, salah satu contohnya jika terdapat acara yang berskala provinsi, maka tari sekapur sirih ini dilakukan untuk menyambut kedatangan gubernur provinsi Bengkulu, atau contoh lainnya jika ada tamu provinsi yang berkunjung ke Bengkulu maka kedatangannya disambut dengan tari persembahan ini
Lalu bagaimana dengan tata cara dalam melakukan tradisi ini?
Tari ini biasanya dilakukan dengan 5 orang penari atau 7 orang penari wanita, akan tetapi bisa saja dilakukan dengan jumlah lebih dari itu dengan catatan tarian dilakukan dengan jumlah penari ganjil.
Tarian Sekapur Sirih ini juga didampingi dengan beberapa penari laki-laki yang biasanya disebut dengan “Tombak”. Dalam Tarian ini terdapat salah satu penari utama yang akan menjadi pusat perhatian dalam tarian ini, penari yang satu ini menari dengan membawa salah satu alat tradisi yang dikenal dengan nama “Bokor Sirih”
Di tengah-tengah tarian penari yang membawa bokor akan berjalan mendekati tamu penyambutan dan dalam ritual tarian tamu penyambutan akan mengambil sirih yang ada di bokor dan maemakannya dengan makna bahwa pihak tuan rumah telah menyambut dan tamu telah menerima sambutan yang diberi oleh tuan rumah
Tarian ini diiringi dengan beberapa alat musik tradisional Bengkulu, yaitu alat musik Redab, Kolintang, dan Gong. Namun dalam masa sekarang beberapa waktu iringan musik tidak dilakukan secara live melainkan iringan musik yang sudah direkam sebelumnya, dan bisa diputar berkali-kali.
Akan tetapi Tradisi Sekapur Sirih atau Tari Persembahan ini terdapat beberapa perbedaan di beberapa kabupaten dan daerah yang ada di provinsi Bengkulu.
Perbedaan itu ada dalam gerakan tariannya atau irama musik yang dimainkan, namun tetap dengan kesamaan unsur tradisi di dalam nya baik dari jumlah penari yang ganjil , terdapat bokor sirih dan menggunakan iringan musik redab, kolintang, dan gong
Tradisi Sekapur Sirih ini masih menjadi tradisi yang dilakukan sampai sekarang, karena memang sudah seharusnya tradisi tradisi seperti ini tetap menjadi fokus utama untuk dilestarikan dan sadar bahwa tradisi – tradisi seperti ini merupakan anugerah yang diberikan oleh para leluhur dan harus diteruskan dari zaman ke zaman, dari generasi ke generasi seterusnya.
Penulis: Harry Muzaldi Assiddiqi
Mahasiswa Jurusan Film Televisi ISI Surakarta