Teknologi kecerdasan buatan (AI) telah berkembang pesat dan telah menemukan berbagai aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Kecerdasan buatan telah berevolusi dari menjadi asisten cerdas di rumah menjadi memainkan peran penting dalam kesehatan, keselamatan, dan pendidikan.
Meski kecerdasan buatan telah membawa banyak manfaat dan efek positif, masih ada beberapa bahaya dan banyak hal yang perlu diperhatikan.
Aplikasi kecerdasan buatan dapat meningkatkan akses dan kualitas kesehatan masyarakat. Kecerdasan buatan telah membantu merevolusi industri perawatan kesehatan dengan meningkatkan diagnosis penyakit dan meminimalkan risiko kesalahan manusia.
Baca Juga: Analisis Pemanfaatan Teknologi Kecerdasan Buatan pada Aplikasi Spotify
AI dapat membantu memberikan informasi kesehatan yang tepat waktu dan akurat yang juga membantu dokter membuat diagnosis yang lebih akurat. Kecerdasan buatan juga membantu meminimalkan biaya perawatan kesehatan dengan menghemat waktu dan biaya pengoperasian.
Kecerdasan buatan juga membawa perubahan positif di sektor keamanan. Kecerdasan buatan telah membantu meningkatkan keamanan alam dan pencegahan kejahatan. Kecerdasan buatan telah membuat pendeteksian kejahatan lebih cepat dan lebih efisien, dan juga membantu dalam memantau lingkungan.
Kecerdasan buatan atau artificial intelligence dapat secara signifikan mengurangi waktu yang diperlukan untuk mengidentifikasi dugaan masalah dalam suatu sistem.
Pengembang menggunakan kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi penjahat dunia maya di situs web yang dikembangkannya. Proses ini disebut deteksi anomali dan berguna untuk keamanan dunia maya.
Teknologi ini dapat menganalisis pengunjung situs web dan mengkategorikannya berdasarkan tingkat ancamannya dalam hitungan detik. Oleh karena itu, teknologi ini dinilai sangat berguna untuk mencegah serangan siber.
Pendidikan di Indonesia biasanya berupa proses belajar mengajar di ruang kelas sekolah masing-masing siswa. Kebiasaan ini pun beralih ke proses belajar mengajar daring karena pandemi Covid-19 berdampak pada dunia pendidikan.
Sebelum pandemi, kecerdasan buatan perlahan hadir di Indonesia dan berkembang dalam bentuk aplikasi. Program ini merupakan pendamping belajar lainnya setelah belajar di sekolah. Kecerdasan buatan membantu siswa belajar, misalnya dengan menemukan materi atau melakukan latihan, tetapi juga membantu guru lebih banyak berlatih.
Adanya kecerdasan buatan juga mengurangi kekurangan kegiatan belajar mengajar tradisional, karena sistem lebih terintegrasi dan kesalahan atau human error berkurang.
Banyak kelebihan dan kekurangan guru juga diwariskan dari fitur-fitur yang termasuk dalam kecerdasan buatan. Di sisi lain, AI tidak mengambil alih semua proses yang bisa dilakukan guru.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa kecerdasan buatan mendukung banyak proses pendidikan, yang tugas utamanya adalah memfasilitasi proses belajar mengajar antara guru dan siswa.
Namun, perlu dicatat bahwa AI tidak dapat sepenuhnya menggantikan guru, karena proses belajar mengajar tidak hanya didukung dengan pemberian materi, tugas, dan contoh-contoh praktis.
Interaksi yang kompleks terjadi, apalagi ilmu yang didapat tidak hanya materi buku pelajaran, tetapi ilmu penerapan langsung secara nyata dan ilmu-ilmu hayat lainnya yang tidak dapat ditemukan secara materi.
Penyebaran ilmu pendidikan saat ini masih timpang ketika masifnya perkembangan kecerdasan buatan dalam pendidikan di kota-kota besar dibarengi dengan ketimpangan pendidikan yang besar. Jadi jika diputuskan, pendidikan Indonesia harus maju dan merata sebelum berinvestasi AI di sektor pendidikan.Â
Penulis: Ihya Natik Wibowo
Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Pamulang
Editor: Ika Ayuni Lestari    Â
Bahasa: Rahmat Al Kafi