Membangun Wisata Berkelanjutan
Mendengar nama Kampung Naga seperti tidak asing bagi telinga kita, Kampung Naga ini merupakan Desa Tradisional Sunda yang berlokasi di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Kampung ini selalu menggenggam adat dari para leluhur di tengah besarnya tingkat modernisasi.
Pariwisata di Kampung Naga ini berawal dari banyaknya para pelajar dari luar negeri untuk belajar mengenai kebudayaan Kampung Naga, dan di tahun-tahun berikutnya banyak mahasiswa dalam negeri yang datang dengan tujuan yang sama yaitu belajar mengenai kebudayaannya.
Perkara ini menetapkan bahwa Kampung Naga mempunyai kesanggupan untuk dijadikan wisata edukasi serta budaya.
Baca Juga: Desa Wisata Hanjeli Ciri Khas Produk Unggulan UNESCO Global Geopark Ciletuh-Palabuhanratu
Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya berkolaborasi bersama Pemerintah Desa Neglasari untuk melaksanakan kegiatan pariwisata di daerahnya, karena dari kegiatan pariwisata ini memiliki dampak yang positif untuk daerah itu sendiri.
Langkah awal yang dapat dilakukan agar kegiatan pariwisata ini berjalan dengan baik dengan meningkatkan infrastruktur dan bangunannya terlebih dahulu.
Infrastruktur dan bangunan yang baik ini harus dilakukan karena berperan penting dalam pengembangan pariwisata yang berkelanjutan. Tujuannya adalah memberikan fasilitas yang memadai untuk wisatawan yang datang tanpa mengurangi atau bahkan mengorbankan budaya dan lingkungan pada Kampung Naga.
Selain itu karena dari pembangunan infrastruktur dan bangunan ini dapat mendukung pertumbuhan ekonomi, perlindungan lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat lokal.
Infrastruktur ini dapat berbentuk bangunan dan pembangunan akses jalan. Beberapa fasilitas bangunan yang sudah tersedia di Kampung Naga ialah seperti area parkir, pintu gerbang, gapura, musala, toilet umum, sarana air bersih, dan kios cinderamata.
Pemerintah dan masyarakat setempat memastikan bahwa pembangunan tersebut dilakukan dengan melakukan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan. Fasilitas-fasiitas yang sudah dibangun ini tentu dibantu oleh pihak pemerintah, organisasi non pemerintah, maupun masyarakat lokal sendiri.
Fasilitas lain yang tersedia di Kampung Naga ialah akomodasi. Akomodasi yang berada di Kampung Naga ialah homestay yang berada pada wilayah parkir yang bernama Homestay Inap Keluarga. Daya tampung homestay saat ini berjumlah kisaran untuk 250 orang.
Turis juga dapat bermalam di rumah warga. Tarif bermalam di rumah warga ini dibanderol dengan harga Rp200.00/ malam. Tetapi tidak sembarangan turis yang bisa bermalam di Kampung Naga, dikhususkan turis yang mempunyai tujuan untuk menuntut ilmu dan penelitian yang diperbolehkan.
Selain fasilitas bangunan, infrastruktur seperti anak tangga yang mengarah ke Kampung Naga disemen hingga bisa mempermudah jalan yang dilalui oleh wisatawan yang datang. Anak tangga tersebut diperkirakan 450 anak tangga mempunyai jangka kurang lebih 500m.
Pada pembangunan di atas baik yang sudah terlaksana ataupun yang belum terlaksana harus dirundingkan terlebih dahulu dengan masyarakat lokal dan sesepuh Kampung Naga yaitu Pak Ucu. Hal ini dilakukan agar keaslian Kampung Naga tetap terjaga.
Dari pembangunan infrastruktur dan bangunan di Kampung Naga, menurut penulis ada banyak sekali efek yang dirasakan pihak Kampung Naga. Karena dalam konteks pariwisata berkelanjutan, pembangunan ini sangat penting agar kegiatan pariwisata di daerah tersebut dapat meningkat.
Menurut penulis, berikut efek yang mungkin dapat dirasakan oleh Kampung Naga atas pembangunan infrastruktur dan bangunan di daerahnya:
- Diversifikasi Pendapatan. Dengan adanya pembangunan infrastruktur ini dapat memudahkan wisatawan untuk datang, dari kemudahan tersebut dapat meningkatkan jumlah wisatawan. Wisatawan yang datang dapat mengikuti kegiatan-kegiatan masyarakat lokal, membeli produk kerajinan sampai menginap di penginapan lokal. Hal tersebut dapat membantu masyarakat Kampung Naga untuk mendapat penghasilan tambahan dari penghasilan utama mereka sebagai petani.
- Peningkatan Aksesibilitas. Pembangunan infrastruktur ini dapat meningkatkan aksesibilitas di Kampung Naga, hal ini dapat memudahkan baik dari sisi masyarakat setempat yang dapat dengan mudah melalui akses jalan atau tangga untuk berpergian dan bagi sisi wisatawan yang datang ini juga dapat dimudahkan. Dari sisi wisatawan ini hasilnya dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang datang dan ada korelasinya dengan diversifikasi pendapatan di atas.
- Pengaruh terhadap kehidupan sosial, dari kegiatan pariwisata dan peningkatan akomodasi di Kampung Naga membuat banyaknya wisatawan yang datang dan dapat memungkinkan masyarakat dan wisatawan berinteraksi. Peningkatan interaksi ini dapat memengaruhi pola pikir masyarakat setempat karena melihat sesuatu yang berbeda dengan kehidupan sehari-hari mereka.
Demikian pembahasan mengenai Efek Infrastruktur dan Bangunan pada Pariwisata Berkelanjutan di Kampung Naga.
Penulis:Â Marsha Desty Ferentya
Mahasiswa Pariwisata Universitas Pancasila
Editor: Ika Ayuni Lestari    Â
Bahasa: Rahmat Al Kafi