Penggunaan Data Analytics dalam Audit, Efektifkah?

Data Analytics
Ilustrasi: istockphoto

Kemajuan teknologi saat ini memaksa setiap orang untuk beradaptasi dan berinovasi agar dapat survive dalam menghadapi perkembangan dunia yang semakin canggih. Jika kita tidak mampu untuk mengikuti trend ini, maka kita akan semakin ketinggalan sehingga akan berdampak pada kehidupan.

Dalam menyikapi kemajuan teknologi ini, setiap orang harus menyempatkan waktu untuk mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan teknologi. Dengan hadirnya kemajuan teknologi maka akan semakin memudahkan pekerjaan manusia.

Tidak hanya itu, teknologi telah menjadi satu-satunya hal terpenting yang dibutuhkan setiap orang. Secara umum, teknologi terus memberikan warning dan new innovation di berbagai bidang seperti pendidikan, layanan kesehatan, bisnis digital, pemerintahan, perbankan, dan transportasi.

Data analytics merupakan salah satu dari kemajuan teknologi saat ini. Data Analytics telah diterapkan oleh sektor swasta dan juga sektor publik.

Bacaan Lainnya

Pada sektor swasta, penggunakan data analytics digunakan untuk mencapai produktivitas serta inovasi dalam hal menciptakan produk-produk baru sedangkan dalam sektor publik, penggunaan data analytics dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja civil servants dengan tujuan dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

Secara umum, dalam setiap organisasi baik publik maupun swasta setiap harinya akan membuat dan menghasilkan suatu kebijakan yang berhubungan berbagai masalah yang sedang ditangani, sebelum teknologi muncul, kebijakan tersebut dibuat secara manual dengan mempertimbangkan berbagai aspek, namun dengan hadirnya teknologi, suatu kebijakan dapat dihasilkan dari menganalisis data-data yang valid sehingga diharapkan dapat menghasilkan kebijakan yang valid juga serta real time.

Kebijakan vs Audit

Berbicara tentang kebijakan dalam sektor publik, maka peran audit dalam proses pembuatan kebijakan tidak dapat dipisahkan. Hasil audit dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam suatu proses pengambilan kebijakan.

Hasil audit ini dianggap penting karena dapat memberikan wawasan dan pengetahuan tentang efektivitas dari proses pengambilan kebijakan serta memastikan bahwa kebijakan yang diterapkan sesuai dengan standar dan tujuan yang telah ditetapkan.

Organisasi dapat menggunakan temuan dan rekomendasi audit untuk memperbaiki kegiatan yang sedang dilakukan, meningkatkan transparansi, dan memastikan kebijakan yang lebih baik di masa depan. Kesimpulan audit juga membantu dalam menilai kinerja keseluruhan dalam mengelola dan menerapkan kebijakan.

Selain itu, audit juga dapat digunakan untuk mengevaluasi kebijakan dengan tujuan untuk melihat kefektifan dan kepatuhan terhadap kebijakan yang telah diterapkan.

Data Analytics vs Audit

Dalam beberapa penelitian, disebutkan bahwa data analytics berhubungan erat dengan audit. Hal ini dikarenakan data analytics merupakan suatu teknologi yang dapat digunakan untuk mendeteksi maupun mencegah kecurangan di mana tindakan yang dilakukan mengarah pada kecurangan yang cenderung kompleks sehingga pendeteksian menggunakan cara manual tidak dapat dilakukan.

Hasil dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa dengan memanfaatkan data analytics dalam proses pemeriksaan dapat memberikan kemudahan bagi auditor dalam mendeteksi temuan yang berasal dari data dalam jumlah besar serta mempercepat pemeriksaan dengan cara memberikan label terhadap data yang dianggap memiliki perbedaan dari kumpulan data yang lain.

Data dalam jumlah besar tidak akan efektif jika dianalisis secara manual, dikarenakan waktu yang dibutuhkan cukup banyak, tingkat akurasi yang diragukan serta biaya yang dibutuhkan sangat besar. Oleh karena itu dibutuhkan pemanfaatan teknologi dari data analytics untuk menganalisis data besar tersebut sehingga dapat menyelesaikan permasalahan yang tidak dapat ditangani oleh cara manual.

Penerapan Data Analitics dalam Proses Audit

Dalam audit, data analytics digunakan untuk meningkatkan kualits audit. Data analytics menawarkan cara yang praktis dalam melakukan audit terhadap data yang jumlahnya sangat besar. Audit dengan menggunakan data analytics biasanya dilakukan oleh instansi pengawas besar atau perusahaan-perusahaan di sektor swasta.

Sangat jarang dijumpai kondisi instansi pengawas di pemerintah daerah menggunakan data analytics dalam melakukan audit, hal ini dikarenakan jumlah data yang diaudit relatif kecil.

Dalam hal penerapan data analytics ini, seorang auditor dituntut untuk memiliki kompetensi yang cukup memadai tentang bagaimana cara mengaplikasi data analytics dalam kegiatan audit.

Saat ini, teknik analisis data yang digunakan melalui data analytics disebut dengan Forensic Data Analytic (FDA) dan banyak digunakan oleh organisasi internasional.

Keuntungan menggunakan data analytics dalam audit yaitu menggantikan penggunaan sampel dengan penggunaan populasi karena data analytics mampu menganalisis data populasi dalam jumlah besar.

Walaupun data analytics digunakan untuk mengaudit data-data di instansi besar, tidak tertutup kemungkinan untuk dapat digunakan dalam instansi menengah seperti pemerintahan daerah.

Sebagai contoh dengan menggunakan salah satu tools dari data analytics (Power BI atau Tableau) yaitu instansi pengawas di daerah dapat membuat suatu dashboard yang menampilkan jumlah rekomendasi temuan yang sudah ditindaklanjuti atau belum. Hasil dari kegiatan ini bertujuan sebagai pedoman pengambilan suatu kebijakan oleh pimpinan instansi terhadap kinerja pegawainya.

Whistle Blowing System (WBS)

Whistle Blowing System (WBS) merupakan suatu mekanisme yang digunakan untuk melaporkan segala bentuk kecurangan yang terjadi di tempat kerja/ wilayah melalui media yang telah disediakan. Keberadaan sistem ini serta whistle blower itu sendiri dianggap sangat penting karena dapat membantu penegak hukum untuk mendapatkan informasi mengenai kecurangan yang tidak terdeteksi.

Dalam WBS, informasi pribadi pelapor akan dirahasiakan dan dilindungi oleh instansi yang menyediakan layanan ini. Siapapun memiliki hak yang sama untuk membuat laporan tentang tindakan kecurangan yang diketahuinya.

Dalam pengaplikasiannya, Whistle Blowing System (WBS) itu sendiri tidak hanya berguna untuk mendeteksi kecurangan, namun juga bermanfaat dalam hal pembelajaran bagi organisasi yang menyediakan media tersebut terutama instansi pengawas.

Penerapan data analytics dalam Whistle Blowing System (WBS) dengan mengidentifikasi trend atau pola yang muncul terhadap data laporan yang diterima yaitu dengan melihat pelanggaran yang lebih umum terjadi serta wilayah atau departemen tertentu yang lebih rentan terhadap terjadinya tindakan pelanggaran. Dengan melakukan analisis ini dapat membantu instansi pengawasan dalam mengambil suatu tindakan pencegahan yang lebih baik di masa depan.

Saat ini hampir semua instansi memiliki Whistle Blowing System (WBS) yang secara umum memiliki tujuan yang sama. Dari beberapa penelitian sebutkan bahwa Whistle Blowing System (WBS) memiliki tingkat efektifitas yang tinggi dalam mengurangi tingkat kecurangan yang dilakukan.

Hal ini dibuktikan oleh Whistle Blowing System (WBS) yang diterapkan oleh beberapa badan pengawas di Indonesia dan di negera-negara lain.

Dengan bantuan data analytics dalam mengolah data dari Whistle Blowing System (WBS), instansi pengawasan dapat memetakan kemungkinan kecurangan-kecurangan yang akan terjadi yang belum terdeteksi sebelumnya sehingga memudahkan efektivitas dan efisiensi kinerja pengawas dalam bekerja.

Kendala Penerapan Data Analytics dalam Audit

Walaupun penggunaan data analytics dalam audit dinilai memiliki banyak manfaat, namun terdapat beberapa hal yang menyebabkan pengaplikasiannya menjadi terkendala, yaitu dalam melakukan audit, SDM yang kompeten sangat diperlukan dalam hal data analytics sangat dibutuhkan namun kenyataannya SDM yang tersedia tidak memahami dan menguasia teknik audit dengan menggunakan data analytics; data yang diperlukan untuk data analytics memiliki keterbatasan akses; metodologi atau cara mengaudit dengan data analytics belum dibakukan, adanya pemahaman bahwa melakukan kegiatan dengan menggunakan data analytic tidak efektif dan kekurangan dari data analytics adalah hanya efektif jika digunakan untuk audit data besar.

Langkah Perbaikan

Dalam menghadapi era teknologi yang semakin berkembang, tidak ada salahnya untuk mengubah kebiasaan yang dulunya manual menjadi berbasis data analytics. Menangani kendala penerapan data analytics dalam audit dapat dilakukan dalam beberapa cara.

Pertama, organisasi harus meningkatkan keterampilan dan pengetahuan SDM yang dimiliki dengan cara memberikan pelatihan khusus dan pengembangan kompetensi dalam bidang data analytics secara memadai dan berkelanjutan.

Kedua, mengusahakan akses data yang relevan melalui kerja sama dengan ahli IT atau unit yang bertanggung jawab dengan penyimpanan data. Ketiga, melakukan manajemen waktu dalam melakukan audit dengan membuat prioritas terhadap kegiatan yang memiliki kemungkinan terjadinya kecurangan. Keempat, melakukan evaluasi terhadap kinerja kegiatan audit dengan menggunakan data analytics.

Mengatasi kendala dalam melakukan audit menggunakan data analytics memerlukan perencanaan yang matang, pelatihan, dan koordinasi yang baik dengan berbagai pihak dalam organisasi Anda. Dengan persiapan yang baik, anda dapat mengoptimalkan keuntungan dari penggunaan data analytics dalam audit yang anda lakukan.

Penulis: Juliani
Mahasiswa Jurusan MAP UGM

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses