Kita hidup di mana persaingan dalam dunia bisnis setiap harinya semakin ketat, salah satu faktor utamanya karena memiliki jumlah pesaing yang kian meningkat.
Perusahaan-perusahaan yang bersaing dituntut memiliki citra dan reputasi yang baik agar tidak kalah saing dalam dunia bisnis, walaupun terkadang terpaksa menggunakan cara yang kurang baik seperti praktik Creative Accounting.
Apa Itu Creative Accounting?
Creative accounting adalah praktik dalam akuntansi yang digunakan oleh perusahaan untuk membuat laporan keuangan terlihat lebih baik dari aslinya tanpa terkena jeratan hukum.
Meskipun secara teknis menggunakan cara yang terbilang legal karena bermain di zona abu-abu, praktik ini dianggap tidak etis karena melanggar prinsip transparansi akuntabilitas dan kejujuran.
Metode Creative Accounting yang Seringkali Digunakan
Berikut cara yang umum digunakan perusahaan untuk memanipulasi laporan keuangan di antaranya:
1. Penghapusan Utang
Perusahaan yang berutang dapat menghapus kewajiban hutang jika kreditur telah bangkrut. Meski hutang sebenarnya belum dibayar, perusahaan yang berhutang dapat menghapusnya dari neraca untuk menampilkan keuangan yang lebih sehat dan stabil secara finansial.Â
2. Restitusi Pajak
Perusahaan dapat melakukan pengembalian pajak yang telah dibayar. Meski terlihat tidak ada masalah, tetapi seringkali perusahaan melakukan metode creative accounting lain agar mendapatkan pengembalian pajak lebih banyak dari yang seharusnya diterima.
3. Waktu Transaksi
Untuk memperlihatkan kinerja yang lebih baik dalam periode tertentu, perusahaan dapat mengakui pendapatan lebih cepat ataupun menunda pengeluaran dari waktu semestinya.
4. Manipulasi Aset
Beberapa nilai aset bisa dikatakan sebagai area yang sangat subjektif dalam laporan keuangan karena memungkinkan untuk dilakukan manipulasi, seperti menaikan nilai aset yang tidak memiliki bentuk fisik ataupun mengurangi estimasi depresiasi aset. Selain itu, Perusahaan juga dapat menghapus aset yang masih memiliki nilai untuk mengurangi beban depresiasi.Â
5. Kebijakan Penyusutan
Fleksibilitas perusahaan dalam menentukan metode dan tingkat penyusutan dapat membuat penyusutan aset menjadi lebih lambat akan memperoleh kenaikan laba bersih secara keseluruhan.
6. Kondisi Kontrak yang Ambigu
Memanfaatkan kontrak yang kurang detail dalam suatu transaksi sering kali menguntungkan perusahaan secara finansial karena ketidakjelasan kontrak.
7. Reklasifikasi Pengeluaran
Dengan sengaja melakukan kesalahan klasifikasi transaksi seperti biaya operasional diubah menjadi investasi ataupun sebaliknya dapat membuat perusahaan mengubah profil biaya menjadi jangka pendek maupun jangka panjang.Â
8. Manipulasi Cadangan
Perusahaan dapat menyalahgunakan cadangan seperti memperkecil cadangan untuk kewajiban yang mungkin timbul di masa mendatang untuk menyesuaikan ekspektasi pasar, memperbesar cadangan untuk menyembunyikan laba yang sebenarnya sehingga dapat menyeimbangkan laba bersih dari tahun ketahun, Â ataupun digunakan untuk tujuan lain yang tidak konsisten dengan kebijakan perusahaan.Â
Baca Juga:Â Unqualified Opinion, Benarkah sebagai Tujuan Akhir Laporan Keuangan?
9. Transaksi Fiktif
Melakukan rekayasa transaksi yang tidak atau belum terjadi agar terlihat memiliki pendapatan penjualan lebih dari seharusnya. Meskipun cara ini terbilang sulit untuk dilakukan, tetapi terkadang masih tetap digunakan.
10. Off-Balance SheetÂ
Transaksi satu ini seringkali termasuk dalam area abu-abu karena kewajiban atau aset tertentu tidak secara jelas tercermin dalam neraca. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk menyembunyikan kewajiban atau aset tertentu dari neraca utama perusahaan.Â
Cara Menanggulangi Penyalahgunaan Creative Accounting
Mengatasi penyalahgunaan Creative Accounting memerlukan upaya bersama dari banyak pihak, seperti regulator, perusahaan, auditor, dan pemangku kepentingan lainnya.
Tindakan seperti memperkuat pengawasan, membangun sistem pengendalian internal yang efektif, dan memberlakukan hukuman yang keras sangat diperlukan dalam pencegahan praktik yang tidak etis dalam Creative Accounting.
Diharapkan dengan adanya tindakan ini, dapat meminimalisir praktik ini untuk mempertahankan integritas pelaporan keuangan.Â
Baca Juga:Â Apa itu Akuntansi Sektor Publik, Jenis dan Komponen Laporan Keuangannya?
Kesimpulan
Fenomena creative accounting yang sudah sangat melekat dalam kebudayaan akuntansi dunia bisnis menjadikannya seperti bagian dari akuntansi itu sendiri, ironinya fenomena ini adalah sebuah skandal dalam dunia akuntansi yang sudah sangat biasa dilakukan.
Meskipun demikian, kita sebagai akuntan harus memiliki harga diri dan integritas untuk tetap mengikuti kebenaran sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku (PSAK).
Kita sebagai akuntan yang bertanggung jawab harus berperan aktif dalam menghentikan budaya akuntansi yang tidak etis, jangan sampai terbawa arus oleh pengaruh budaya yang tidak baik.
Dengan bersama-sama melakukan gerakan perubahan menjadi lebih baik, suatu saat pasti budaya dalam dunia akuntansi akan membuahkan hasil menjadi lebih baik. Â
Penulis: Fahlevy Binafsihi
Mahasiswa Akuntansi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News